Xion tidak habis pikir mengapa Therius tidak protes akan 'kecurangan' Emma dan menolak kemenangannya tadi. Padahal, kalau Therius mau, Xion akan mendukungnya dna kedudukan akan menjadi dua lawan satu. Emma pasti kalah.
Ahh... ini pasti karena Therius memang benar-benar sudah jatuh cinta kepada gadis itu. Xion merasa sahabatnya itu benar-benar berubah.
'Kau tahu, therius. Aku melihat kau sangat banyak berubah akhir-akhir ini,' kata Xion sambil memutar tubuhnya dan menghadap ke arah Therius. Ia menatap sang pangeran dengan sepasang mata disipitkan dan ekspresinya serius, seakan Therius yang sedang memejamkan mata dapat melihatnya. Xion memutuskan bertanya. 'Apakah ini karena kau jatuh cinta kepadanya?'
'Benar,' jawab Therius. Ia masih menutup matanya.
Ia memang sudah jatuh cinta. Ini adalah perasaan yang dulu merupakan benih kekaguman, dan tiba-tiba saja, saat ia kembali bertemu Emma, benih itu tumbuh dengan sangat cepat menjadi cinta di hatinya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com