Kedua mata Nyonya besar itu membulat, terkejut. Menatap pada putrinya. Ia yakin, pasti suaminya akan menolak keras apa yang Rahel inginkan.
"Rahel, jangan main-main kamu sayang?" decih Nyonya besar memasang wajah khawatir.
"Kamu tau kan hal ini tidak mungkin terjun!" tegas Nyonya besar. Jika saja Tuan Angga tau, pasti perseteruan besar akan kembali terjadi antar putrinya dan suaminya, ayah dan anak yang selalu berada di jalan yang berbeda.
"Bu, aku sangat mencintainya Ibu!" seru Rahel merengek hampir seperti seorang anak kecil yang menginginkan sebuah mainan.
Sebenarnya Rahel tau, Tuan Angga pasti tidak akan setuju dengan keinginannya menikah' dengan Nico. Apalagi dengan keadaan Nico saat ini. Hanya saja, Rahel sama sekali tidak bisa menahan lagi rasa cintanya untuk Nico. Setiap saat dan waktu bayangan lelaki itu selalu melukiskan rindu yang mengundang candu di dalam hatinya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com