Sepanjang perjalanan Rahel hanya membisu. Tidak ada ekspresi apapun yang gadis itu tunjukkan. Pandangannya tertuju pada jalanan yang berada di depan mobil. Sesekali ia menoleh ke arah samping jendela mobil, saat mobil yang Bima kendarai melewati jalanan yang sangat dekat sekali dengan bibir pantai. Deburan ombak melambai-lambai menyapu bibir pantai.
"Kamu sudah sarapan?" ucap Bima memecah keheningan yang tercipta. Sekilas lelaki yang duduk di bangku kemudi menoleh pada Rahel yang duduk di sampingnya.
Rahel menoleh dengan tatapan datar. "Mas Bima lapar?" balas Rahel. Meskipun sejak kemarin belum ada sedikitpun makanan yang masuk ke dalam perut Rahel. Tapi entah mengapa hingga pagi perut Rahel masih saja terasa kenyang.
"Tentu saja lapar. Memangnya kamu tidak mendengar perutku dari tadi keroncongan?" ucap Bima melemparkan senyuman kepada Rahel. Ia ingin mencairkan suasana yang terasa begitu beku.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com