Nico menggenggamnya erat punggung tangan Rahel yang berada di atas pengakuannya. Ini adalah kali pertama Nico dan Rahel saling bersentuhan. Memadu kasih dalam indahnya jatuh cinta. Namun, masih ada terbesit sedikit luka yang menganga pada jagung Rahel. Kini dirinya bukanlah lagi seorang Nona muda dari Tuan Angga. Tapi kini ia adalah seorang anak pembangkang yang telah diusir oleh kedua orang tuanya.
"Maaf, jika aku datang di waktu yang salah!" ucap Nico mengeratkan genggaman tangannya pada Rahel yang sedari tadi membuang tatapannya pada pemandangan pohon pinus yang berada di tepi jalan. Rahel menoleh, menatap pada Nico dengan netranya yang sembab, karena terlalu banyak menangis.
"Tidak apa-apa!" ucap Rahel, menarik kedua sudut bibirnya tersenyum getir.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com