webnovel

Mulan Siregar

"Daud, kamu belum cerita kenapa kamu bisa sampai sini?" Andini bertanya keesokan harinya. Setelah keadaan membaik dan tenang.

"Bisakah ceritanya setelah kamu pulang dari rumah sakit?" Daud seperti enggan untuk mengungkapkan semuanya. Membuat Andini semakin penasaran.

"Ceritakan sekarang!" Andini menyergah. Dari kemaren malam perasaannya tidak enak. Di benaknya terbayang wajah Mayang, sahabatnya.

"Saya datang ke sini karena mendiang Mayang yang minta."

Andini langsung terbelalak saat Daud berkata mendiang.

"Mendiang? Maksud kamu…."

Daud menghela nafas panjang. Ada beban yang begitu berat menggelayutinya.

"Hari ini tepat sebulan Mayang meninggal dunia."

Bagai disambar petir, Andini tercengang. Langsung terbayang akan kebersamaannya dengan Mayang. Masa-masa di mana dia menghabiskan waktu dengan Mayang yang sudah dia anggap saudara itu. Bukan saudara kandung, tapi lebih dari itu. Mayang adalah saudara sehati Andini. Soulmate yang paling berharga.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com