webnovel

Project (-1): From The Underrated - Memory 0 [Indonesia Version]

Menceritakan seorang Kreator yang terjebak di sebuah dunia, yang sebenarnya ia mengenal dunia tersebut. Dunia itu adalah dunia fiksi buatannya, namun dunia itu berantakan karena mengalami korupsi yang membuat memori-memori di dunia tersebut terganggu. Kreator yang baru saja terdampar di dunia tersebut tidak tahu apa yang terjadi, mengapa hal itu bisa terjadi, dan segalanya tentang keberadaan Kreator, begitu pula dengan keberandaan dunia tersebut masih dipertanyakan. Salah satu masalah yang Kreator temui adalah hubungan antara dia sendiri dan karakter-karakter di dunia tersebut. Hingga selang beberapa waktu setelah Kreator tiba di dunia itu, tercipta beberapa kubu yang terutama ada 2 kubu utama yang saling bertentangan karena gangguan memori yang lebih menjadi-jadi, bahkan di antara mereka kehilangan memori mengenai siapa Kreator yang sesungguhnya, menjadikan rumor besar bahwa adanya Kreator yang asli dan yang palsu. Dipercaya kunci masalah di dunia tersebut memang hanyalah dari Kreator, namun solusi-solusi yang ada masih dipertanyakan untuk menuntaskan masalah tersebut. Ada pun kubu ke-3 yang netral, tidak mendukung keduanya namun mereka mengikuti apa yang seharusnya dari bayang-bayang kedua kubu tersebut. Selanjutnya, bagaimana sang kreator akan menyelesaikan masalah pada dunia ciptaannya sendiri? Dalam satu kesadaran terdapat berbagai kesadaran lainnya yang tercipta, membuat berbagai pikiran saling bertentangan satu sama lain. Ini lah cerita tentang satu orang yang harus menghadapi dirinya sendiri. "Dunia fiksi tercipta karena kita tidak bisa menerima realita. Ini bukan soal lemah atau kuatnya kita menerima realita, namun ini soal bagaimana jiwa seseorang bisa hidup nyaman walau di dunia yang sangat menyakitkan ini. Namun… apa jadinya jika dunia fiksi yang kita ciptakan malah menjadi musuh terbesar dan menentang keberadaan kita sendiri?”

Zyon7x · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
12 Chs

Memory 0-4 “Mencari Solusi”

"Kalian… siapa?"

Mata merah yang penuh misterius, pandangannya lembut. Namun terasa sangat berbahaya, ditambah ada bekas luka merah di bawah mata kanannya. Kenapa mereka bisa bertemu dengannya di tempat seperti ini? Itu yang dipikirkan oleh Kreator.

Mungkin dia sangat cantik, tapi Kreator mengetahui kalau karakter satu ini adalah salah satu karakter yang cukup harus diwaspadai. Namun, ada yang berbeda darinya. Dia seperti karakter yang Kreator tidak kenal sebelumnya.

Tubuhnya terlihat agak basah, mungkin terkena cipratan air terjun yang besar ini. Dia membalikkan badannya yang sebelumnya berlawanan arah kepada mereka. Dia menaruh dan menggenggam kedua tangannya di dadanya, dengan tatapan agak takut.

"A-apa yang kalian mau?" Ucapnya dengan suara yang lemah.

Dia benar-benar berbeda dari dari yang dipikiran Kreator sebelumnya. Sementara juga, Zero merasa bahwa gadis bermata merah ini tidak seperti yang dia kenal.

"Apa… itu benar-benar dia?" Gunam Kreator dengan suara kecil.

Kreator pun mencoba mendekatinya dan mencoba mengajaknya bicara.

"Um… hai, kami di sini ingin sedikit berbicara denganmu, kalau boleh…?"

"Uh… j-jangan mendekat… A-Azazel bilang aku tidak boleh mempercayai orang asing begitu cepat…" Gadis itu melangkah mundur seperti ketakutan.

"…?" Kreator semakin bingung dengan sifatnya yang penakut.

Hanya ada satu hal yang bisa disimpulkan. Tentu saja adalah memori yang hilang. Kreator tidak percaya bahwa karena kehilangan memorinya membuat dirinya berubah 180 derajat. Kreator juga tidak akan menyadari kalau dia bisa menjadi sangat lemah seperti ini.

Sementara Zero sedikit membeku ketika mendengar nama Azazel dari gadis tersebut. Dia sepertinya merasa familiar dengan nama tersebut, namun tentu saja semuanya terasa pudar. Sangat susah untuk mengingat sosok bernama Azazel tersebut.

Kreator mencoba lebih mendekatinya setelah mengetahui sifat sang gadis itu. Dia sepertinya tidak berbahaya, setidaknya untuk sekarang.

"Tidak apa-apa… kita berdua tidak akan melakukan hal aneh kepadamu, kok." Kreator memberi tangannya.

"A-apa maksudmu hal aneh…!? T-tidak… jangan mendekat!" Sementara gadis itu terus melangkah mundur dan dia pun juga menjulurkan tangannya ke arah Kreator.

Kreator sedikit bingung juga kenapa dia menjulurkan tangannya dan menunjukkan telapak tangannya ke dia. Namun sesaat kemudian, sebuah energi berwarna merah muncul dari telapaknya dan akan meluncur kapan saja.

"WAH—!?"

Kreator langsung menggerakkan kepalanya ke sisi lain, dan dalam sekejab tembakan seperti laser meluncur dari telapak tangan gadis tersebut. Kekuatan energi itu membuat sekitarnya menjadi gelap untuk sesaat dengan cahaya merah yang redup untuk sesaat.

Sementara gadis itu menutup matanya saat melancarkan serangan itu, tidak mengetahui apakah dia mengenainya atau tidak. Dia juga terus melangkah mundur, dan tiba-tiba kakinya menabrak batu dan membuatnya terpeleset. Dia seketika membuka matanya lebar-lebar, mendapati dirinya akan jatuh.

"Kyaa—!?"

"Woe, hati-hati lah…!"

Kreator dengan refleksnya segera menarik tangannya, namun juga Kreator ikut terpeleset. Untungnya Kreator segera menariknya lebih keras agar kepalanya tidak terbentur batu di sana. Mereka berdua jatuh tepat di atas airnya terjun, membuat keduanya bawah kuyup. Punggung dan kepala Kreator diguyur hebat oleh air terjun, sementara gadis itu terliitu timbulndungi dari guyuran air tersebut.

Kreator membuka matanya, mendapati wajah gadis tersebut sangat dekat. Gadis tersebut juga matanya tertutup, perlahan membuka matanya. Matanya terbuka lebar ketika melihat Kreator. Seketika juga, tangannya dengan cepat memegang leher Kreator untuk sesaat.

"Kreator… apa tidak apa-apa!?" Ucap Zero yang berada di belakang, yang memerhatikan mereka berdua.

Mendengar itu, gadis itu tersadar akan genggaman tangannya yang berada di leher Kreator. Kreator juga hanya membeku melihat reaksi tangannya yang cepat berada di lehernya sebelumnya. Kenapa dia melakukan itu? Itu yang dipikirkan Kreator.

Gadis itu langsung menjauhkan tangannya dari leher Kreator, lalu wajahnya memerah juga memalingkan wajahnya ke arah lain.

"A-apa kamu bisa menjauh dariku…?" Pintanya.

Kreator seketika sadar dan langsung beranjak berdiri.

"Ah, maaf!"

Namun tak sadar, Kreator meninggalkan guyuran air terjun di punggungnya kini mengguyur seluruh tubuh gadis yang terduduk di sana.

"Kyaaa—bluuurp… bluuurp~‼???"

"WAH!?" Kreator dan Zero sama-sama terkejut melihat itu.

"Parah Kreator…" Gunam Zero.

Kreator segera menarik tangan gadis itu dan mengangkat tubuhnya berdiri.

"Bluurp—fuaah~ hah…." Gadis itu langsung bisa bernafas lega setelah dirinya dibanjiri air terjun.

Sekarang kini tubuhnya benar-benar basah kuyup, wajahnya benar-benar memerah dan terlihat lemas. Bajunya juga hampir tembus pandang. Tak sengaja, mata Kreator terbuka lebar dan melihat dari bawah ke ata—

*SWOOOSH‼!*

Angin bertiup hebat mengarah ke bawah gadis itu, angin itu juga terasa hangat dan langsung menerbangkan air yang ada di sekujur tubuh gadis tersebut. Semuanya benar-benar langsung kering, namun mereka seharus segera meninggalkan area itu agar tidak basah lagi.

Angin yang diciptakan itu berasal dari Zero, dia melambaikan tangannya segera ke bawah saat Kreator mencoba memandang gadis tersebut. Salah satu kekuatan entah bagaimana dilancarkan begitu saja.

Zero melihat ke arah Kreator, begitu pula dengan Kreator.

"Kreator, no horny." Ucap Zero dengan wajah datar.

"Ah ya… benar, no horny allowed. Baguslah bagian dari diriku."

Kreator memasang muka kecut, tidak bisa mengambil kesempatan untuk memandang gadis tersebut, namun juga apa yang dilakukan Zero tidak salah malah sangat mulia. Kreator tidak bisa menyalahkannya.

"T-terima kasih…" Ucap gadis itu.

"Sekarang… kita perpindah tempat dulu, agar kita tidak basah lagi…" Kreator segera bergerak menuju luar sungai dan mengajak gadis itu.

Di sisi lain, Kreator masih basah kuyup.

"Hei Zero, lakukan itu juga kepadaku."

"Ah ya."

Zero melambaikan tangan seperti tadi, dan seketika angin hebat meluncur dari atas Kreator dan mengeringkan seluruh badannya seketika.

*SWOOOSH‼!*

"Nice." Ucap Kreator sambil mengacungkan jempol.

Sementara gadis itu terdiam sejenak, kebingungan melihat mereka… lalu dia pun ikut keluar dari area sungai.

Beberapa saat kemudian, mereka saling menatap satu sama lain. Gadis itu tidak punya ide apa pun mengenai mereka berdua. Sementara Kreator dan Zero sudah berhasil dalam misi mencari karakter lain, namun selanjutnya tidak tahu apa yang harus mereka lakukan.

Karakter ini pun mengalami amnesia, dan pastinya tidak tahu apa-apa tentang masalah di dunia ini. Sepintas, Kreator teringat tentang memori miliknya… sebenarnya dia sudah tahu kalau dia sudah mendapatkan memori tentang dirinya sebelumnya. Namun, dia menaruh kesempatan itu untuk lain waktu.

"Jadi… um, begini saja. Apa kamu bisa memperkenalkan dirimu?" Tanya Kreator yang canggung.

"Ah…!? Eh…" Gadis itu merespon dengan lambat dan kebingungan.

Zero di sini masih merasa waspada, namun merasa dia bukanlah dia yang sesungguhnya. Pasti ada hubungannya dengan dirinya, namun Zero sendiri tidak tahu letak di mana hubungan tersebut.

"Um… sebenarnya, aku tidak tahu namaku…" Jawab gadis tersebut.

"Eh…?" -Kreator dan Zero-

"Tapi… seseorang bernama Azazel memberi nama kepadaku…"

Kreator dan Zero saling bertukar pandangan, mendengar nama itu lagi membuat Zero penasaran sekaligus familiar.

"Nama itu lagi…" Gunam Zero dengan suara kecil.

"Dia memberi namaku—"

Kreator sudah tahu jawabannya, dan seharusnya dia akan menjawab nama itu. Sementara Zero terus memerhatikan gadis itu dengan seksama.

"Lilith." Namanya.

Gadis itu, Lilith, menaruh tangannya di dadanya, seakan dia masih ketakutan karena telah memberi tahu namanya. Di sisi lain, Zero matanya sedikit terbuka, serasa ada yang menusuknya dari belakang.

"Lilith…" Gunam Zero.

Kreator, menanggapinya dengan sedikit santai. Dia percaya selama dia masih memiliki sifat seperti itu, maka seharusnya dia lebih bisa didekati dengan mudah.

"Sudah ku duga, kamu adalah Lilith. Aku tidak sadar bahwa kita akan bertemu di sini."

Lilith menatap Kreator dengan wajah khawatir.

"Apa… kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya Lilith dengan suara kecil.

"Mungkin… di sini, kita ingin mencari solusi untuk menuntaskan masalah di dunia ini. Seperti… memorimu."

"Memori…ku?"

Mata Lilith sedikit tertarik ketika mendengar tentang memori yang disebutkan Kreator.

"Yah, kita di sini akan menyelamatkanmu… atau lebih tepatnya, kita semua mencoba menyelamatkan diri kita sendiri. Oh ya, ngomong-ngomong, aku adalah Kreator."

"Kreator…!?"

Mata Lilith semakin terbuka, dan sekarang dia sepertinya tertarik dengan Kreator.

"Dan aku adalah Zero." Zero juga mengenalkan dirinya sendiri.

"Kreator… kamu… apakah kamu Kreator yang disebutkan oleh Azazel? K-kita juga sedang mencarimu." Lilith melangkah sedikit mendekati Kreator.

"Mungkin…? Aku pun tidak bisa memastikan Kreator seperti apa yang dibicarakan temanmu itu. Tapi, aku adalah Kreator di dunia ini, walau kesaktianku tidak berguna sekarang. Aku memberitahumu, aku yang asli."

"Kreator yang asli… waaah…!"

Lilith seketika tersenyum manis, dan mendekati Kreator secara langsung. Sepertinya dia juga tanpa tidak sengaja menemukan orang yang dia cari selama ini.

"Kalau begitu, mohon kerja samanya, Tuan Kreator." Salam dari Lilith.

"Ah, benar! Aku adalah Tuan Krea—tunggu, apa? Tuan???"

"Benar, kamu adalah Tuanku yang agung. Karena kamu adalah pencipta dunia ini, kamu juga yang menciptakanku. Aku sungguh senang bertemu denganmu!" Lilith tersenyum dan senang telah mengetahui identitasnya sebagai Kreator.

Kreator sedikit tertarik dengan bagaimana Lilith memanggilnya. Namun di sini, Kreator secara agak canggung tidak membiarkan dia untuk memanggilnya seperti itu.

"Um… Kreator saja sudah cukup… Tuan itu terlalu seperti dilebih-lebihkan. Maksudku… Lord Creator, atau Creator-sama­, itu terdengar edgy."

Lilith memasang wajah bingung dengan memiringkan kepalanya.

"Tapi… kalau Kreator adalah pencipta di sini, Kreator tak lain adalah Tuhan yang agung, dengan begitu aku harus memanggilmu dengan sebutan yang agung pula."

Kreator menjiplak kepalanya sendiri. Tak disangka karakternya sendiri seperti akan menyembahnya.

"Dengar, mungkin… itu maksud akal kalau aku Tuhan di dunia ini. TAPI! Aku bukanlah Tuhan dari segala Tuhan, aku punya Tuhan yang lebih pantas diagungkan. Tanpa dia, aku tidak akan tercipta, dan jika aku tidak tercipta, maka kamu tidak akan ada juga. Jadi… Tuhan Maha Esa di sana lebih pantas disembah, bukan aku."

"Ouh~ Jadi, aku harus bersikap seperti apa kepada Kreator?" Tanya Lilith yang memiringkan kepalanya ke arah lain.

"Teman. Lebih tepatnya, teman seperjuangan." Jawab Kreator.

"Pengennya dianggep waifu sih sama aku…" Gunam Kreator dengan suara sangat kecil, mungkin suara hatinya saja.

"Teman, ya… Um! Kalau begitu, mohon kerja samanya, Kreator." Lilith mengangguk dengan senangnya.

Di sisi lain juga Zero merasa kalau Lilith bukanlah ancaman untuk sekarang. Mereka berdua sepertinya mendapatkan anggota party baru. Lilith pun sedikit lebih mempercayai mereka dan mulai mendekati mereka lebih dekat.

Tak lupa, Lilith juga memberi salam kepada Zero.

"Zero… yah? Kamu anak yang lucu."

Lilith tersenyum manis kepada Zero. Di saat bersamaan—Zero merasa senyuman itu sangat familiar, dia seperti melihat di suatu tempat dan mendengar perkataan yang sama entah dari mana. Bayangannya sangat mirip dengan apa yang dia lakukan dan apa yang dia sebutkan pada saat itu.

Sekaligus… terasa sesak. Entah kenapa. Senyuman tadi sangat hangat dan lembut, namun juga rasanya seperti perpisahan. Zero memegang dadanya karena merasa sesak itu, sementara Lilith melewatinya mengikuti Kreator yang berjalan ke arah lain.

Zero melihat ke arah Lilith yang berjalan mengikuti Kreator, bayangan yang dia lihat benar-benar mirip… hanya saja semuanya buram dan gelap. Siapa dia? Pertanyaan itu keluar dari kepala Zero. Kenapa gadis bernama Lilith ini merasa harus diwaspadai, juga terasa sangat baik dan lembut secara bersamaan.

Zero memejamkan mata, lalu membiarkan pikirannya kosong dari semua pikiran itu. Lalu mengikuti mereka berdua. Perjalanan pun harus dimulai lagi. Sementara Kreator masih perlu mempertimbangkan apa yang harus dia lakukan sekarang.

Sembari berjalan sekitar sungai, Lilith pun bertanya kepada Kreator.

"Apa yang akan kita lakukan, Kreator? Aku tahu tentang masalah besar yang sedang terjadi di dunia ini… namun aku sendiri tidak tahu pasti masalah tersebut."

"Ah… benar. Salah satu masalahnya adalah hilangnya beberapa memori karakter di dunia ini, seperti dirimu."

"Karakter…?" Lilith bingung mendengar kata tersebut.

"Maksudku… katakanlah orang-orang yang ada di dunia ini. Seperti Zero contohnya, banyak memori yang hilang darinya. Untung saja dia tidak sepenuhnya lupa tentang diriku."

"Benar, aku pun sepertinya mengenalmu sebelumnya… tapi sepertinya kita tidak saling mengenal sekarang. Itu adalah masalah di dunia ini, memori-memorinya banyak yang hilang." Ucap Zero.

"Begitu yah… kamu merasa mengenalku sebelumnya? Tapi aku tidak begitu yakin mengenalmu, tapi… rasanya aku juga bertemu dengan anak kecil berambut hitam dan berjubah hitam sepertimu sebelumnya." Jelas Lilith.

"Oh… ngomong-ngomong, aku bukan anak kecil. Aku ini adalah sosok hantu berumur alam semesta." Zero menjelaskan hal itu dengan wajah datar.

"Hantu berumur alam semesta… sepertinya aku pernah mendengar itu. Dari mana yah…?" Lilith memiringkan kepalanya.

"Ngomong-ngomong tentang memori, bagaimana kita mendapatkannya kembali?" Tanya Lilith.

"Salah satu caranya adalah mengalahkan monster dan monster itu akan menjatuhkan pecahan memori seseorang. Pecahan memori itu mungkin… baru mungkin, akan mengembalikan ingatan orang yang berhubungan dengan memori tersebut. Memori yang bukan miliknya tidak bisa dibaca olehnya." Kreator menjelaskan itu kepada Lilith.

"Maksud akal… tapi kalian pernah mencobanya?"

"Sebenarnya… belum. Dari kataku tadi mungkin saja… karena juga kita berdua tidak menemukan orang yang memiliki pecahan memori yang kami punya sekarang. Dan juga, pecahan memori ini hanya bisa dibaca olehku sebagai Kreator dan mungkin pemiliknya."

Kreator berhenti berjalan. Mengingat kalau ada kemungkin satu karakter yang bisa ditemui sekarang. Yaitu karakter yang sering disebut namanya oleh Lilith, yakni Azazel.

"Ngomong-ngomong, tentang Azazel… kamu tahu di mana dia sekarang?"

"Ah! Benar… sebenarnya, kami terpisah sebelumnya." Jawab Lilith.

"Kenapa bisa terpisah?" Tanya Zero.

"Karena… uh…" Lilith memasang wajah khawatir seketika.

Sepertinya selama ini dia menyembunyikan sesuatu yang cukup membuatnya khawatir selama ini. Lilith pun menjawab kebenarnya.

"Kita… diserang monster… yang mungkin monster-monster ini yang kalian bicarakan sebelumnya mengenai memori."

"Eh?" Kreator terheran dan terkejut.

"…" Zero terdiam.

"Kita berdua diserang oleh banyak monster… seperti pasukan. Saat itu, Azazel hampir mengatasi separuhnya, namun… disaat terdesak, dia menyuruhku untuk lari. Dia juga yang memberitahuku kalau waspada kepada orang asing… dan juga dia memberitahuku untuk mencari orang orang yang disebut Kreator… satu lagi."

"Pasukan monster… maksud akal untuk langkah mengalahkan seorang bapak Iblis. Lalu yang terakhir apa itu…?" Tanya Kreator.

"Aku juga harus berhati-hati kepada orang yang menyebutnya Kreator… karena mungkin bisa saja aku bisa bertemu dengan Kreator palsu."

Mendengar Kreator palsu dari kata-kata Lilith, Kreator akan terheran dengan itu. Zero pun sebelumnya membicarakan tentang Kreator palsu ini. Namun siapa karakter yang bisa saja menyebut dirinya Kreator?

"Kreator palsu lagi…" Genam Kreator.

Kreator pun menatap Lilith dengan serius, dan menanyai tentang hal ini.

"Lilith… bagimu, apa aku adalah Kreator palsu? Bagaimana kamu bisa mempercayaiku begitu mudah?"

Mata Lilith sedikit terlihat terkejut dan heran. Namun Lilith dengan percayanya menjawab pertanyaan Kreator.

"Aku… aku percaya Kreator adalah yang asli karena… pada saat di air terjun tadi… saat aku memegang lehermu, seperti ada yang mengatakan kalau kamu adalah orang yang aku cari selama ini. Bayangannya seperti… dirimu. Entah kenapa, bayangan itu mirip sekali. Aku yakin dari memori yang hilang itu, pasti secara tak sadar memberitahu kalau kamu adalah yang asli."

Mendapati jawaban Lilith, Kreator sedikit lega namun juga terheran. Lilith bisa percaya kepada Kreator, namun yang membuat Kreator bingung sendiri adalah kenapa saat dia memegang lehernya. Di saat itu timbul perasaan yang sedikit canggung terhadap Lilith.

Namun untuk sesaat juga, Kreator sebelumnya harus berbohong tentang memori yang ia dapat sebelumnya. Ada memori yang di antaranya adalah milik Lilith. Tapi sepertinya Kreator harus menunggu waktu yang tepat untuk memberikannya.

Setelah itu, Kreator mengintruksi untuk mencari Azazel terlebih dahulu.

"Baiklah, untuk sekarang aku mempercayai Lilith juga. Kita harus mencari Azazel. Mungkin dia sepertinya mengetahui lebih banyak informasi yang perlu kita sekarang. Lilith, apa kamu tahu di mana arah terakhir melarikan diri dari posisi Azazel?"

Lilith pun menunjukkan arahnya ke luar arah jalur sungai. Sepertinya Lilith juga tidak sengaja menemukan sungai air terjun ini.

"Aku yakin aku berasal dari arah sana. Aku menemukan sungai ini secara tidak sengaja… namun aku tidak tahu secara spesifik di mana keberadaan Azazel sekarang." Jelas Lilith.

"Ah… arahnya keluar dari jalur sungai. Sementara hutan ini sangat luas sekali. Apa kita harus berpencar, Zero?" Tanya Kreator dengan melihat ke arah Zero.

"Itu… sepertinya ide buruk. Pertama, kamu lemah Kreator." Zero menatap Kreator dengan wajah datar seperti biasa.

"Wha… WHAT!? Maksudku… itu maksud akal, tapi hei! Aku punya kekuatan baru sekarang." Seketika Kreator mengeluarkan Pen Tablet-nya entah dari mana.

"Kedua… sepertinya kamu harus tetap bersama Lilith. Kekuatan Lilith juga sepertinya cukup untuk menumbangkan 1 atau 2 monster. Dan ketiga… aku tidak akan membiarkan Kreator menggunakan kekuatan itu." Zero menatap serius sekarang.

Kreator paham dengan kekuatan yang dimaksud oleh Zero. Kekuatan yang membuat dirinya hilang kendali. Kreator sadar akan hal itu.

"Ok… make sense. Tapi setidaknya, aku bisa menggunakan kekuatan anak panah itu kan—?"

"Keempat, aku tidak yakin Kreator memiliki skill membidik yang bagus." Zero memotong perkataan Kreator yang terakhir.

"Stop. Membuat. Diriku. Terlihat. Lemah. Aku tahu itu kok… baiklah. Aku akan bersama Lilith untuk meminta perlindungan.

"Ku kira… aku yang akan dilindungi oleh Kreator." Ucap Lilith dengan tatapan polos.

"Maaf saja, penciptamu kehilangan kesaktiannya untuk saat ini. Jadi… mohon kerja samanya, Lilith. Aku juga semampuku akan menjagamu dari belakang. Aku janji." Kreator memasang wajah percaya diri sambil memposekan gaya unik pada tangannya.

"Kalau begitu, kita akan berjuang bersama-sama. Aku akan melindungimu semampuku." Jawab Lilith dengan senyuman percaya diri juga.

"Kalau begitu, kemana kita berdua akan pergi?" Tanya Kreator kepada Zero.

"Diam di sini." Jawab Zero.

"Wha…?"

"Aku akan mencari Azazel sendiri. Keselamatan kalian terutama Kreator sangat penting. Sepertinya di sini sangat tenang, tidak ada tanda-tanda monster untuk sekarang. Dan juga, aku lebih cepat daripada kalian, aku bisa terbang dan juga mengingat jalan."

"Oh… ok."

Kreator akhirnya sadar kalau sifat serius Zero keluar sekarang. Dia tahu akan seperti ini, Zero pada saatnya akan menjadi serius dan mementingkan keselamatan temannya. Tapi… dari mana dia mempelajari hal tersebut? Apakah dari memorinya yang hilang? Kreator mengetahui sifatnya ini seharusnya dimiliki oleh Zero sesudah bertemu dengannya. Namun, sekarang dia belum bertemu dengannya dan bahkan sepertinya lupa dengannya.

Berhubungan Zero akan mencari orang yang berhubungannya dan sangat penting baginya, Kreator membiarkan usulannya itu.

"Baiklah, kamu bisa pergi."

Zero melirik ke arah Kreator untuk sesaat, tersenyum kecil.

"Terima kasih, Kreator."

Zero pun berangkat meluncur terbang. Di waktu bersamaan sebelumnya saat Zero melihat ke arah Kreator, Zero juga melihat ke arah Lilith, seketika Zero memasang wajah datar dan merasa ada perasaan yang muncul dalam hatinya. Namun Zero tetap meluncur terbang dengan cepat ke dalam hutan yang ditunjuk arahnya oleh Lilith.

Melihat Zero pergi sendirian dan memudar dari pandangan, mereka berdua terdiam sejenak. Lalu seperti biasa, Kreator mengajukan pertanyaan hebatnya.

"Sekarang apa?"

Lilith melirik ke arah Kreator, lalu mengajaknya untuk membicarakan dirinya dan Kreator lebih dalam.

"Aku ingin mengenalmu lebih dalam… dan juga diriku. Kamu adalah Kreator, pasti sangat mengenalku. Jadi tolong, ceritakan tentang diriku lebih banyak."

Lilith menggenggam tangan Kreator dengan ekspresi tertarik. Sementara Kreator hanya tersenyum. Di balik senyumannya itu, terdapat perasaan yang sangat berat dalam hati Kreator. Mendengar Lilith ingin mengenal dirinya lebih jauh, Kreator sepertinya akan menghadapi situasi yang sangat sulit.

"Baiklah… Esmeray Lilith the Dark Moon." Kata Kreator dengan suara sangat kecil.