webnovel

Princess Of The Time

Julie hidup dari buku-buku yang dibacanya sejak kecil. Keinginanya menjelajahi ruang angkasa terhenti karena dia tidak bisa melanjutkan kuliah. Julie merasakan keterpurukan hidupnya dilandasi karena kecelakaan yang merenguk kekasihnya, Haris. Selain menulis, Julie adalah ilmuan hebat dalam teori fisika dan kimia. Dia membuat cerita romantisme kehidupan dan bertekat menemui Haris kembali melalui teori fisikanya. Namun sialnya, Julie harus berurusan dengan Tuan Smith. Seorang ilmuan pencinta teori konspirasi dan membawah Julie pada misteri dunia lain. Bagaimana kisahnya?

Anana_Chan · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
184 Chs

Pesan Tersirat Lif

Julie menatap wajah Lif yang dari tadi memperhatikan gerak-geriknya di dapur. Kali ini Julie memasak sayur bening kesukaanya. Julie tahu bahwa masak mie instan setiap hari itu tidak baik bagi lambung. Organ tubuhnya bisa mengalami gangguan suatu saat nanti. Julie lagi berusaha untuk hidup sehat kali ini.

"Kenapa menatapku?" tanya Julie bingung. Dia sama sekali tidak suka ditatap seperti itu. Terakhir kali Haris yang menatapnya, Julie langsung memeluk Haris dan mencubit perut Haris dengan kencang. Julie tidak suka diperhatikan, dia bisa sangat malu dan dia tidak suka menjadi perempuan pemalu jika selalu di tatap. Bagi Julie, hidup ini keras dan harus berani. Tidak boleh malu atau pun takut.

Julie hidup sendiri di dunia. Dia tidak memiliki siapa-siapa lagi dan hanya mengandalkan dirinya sendiri untuk makan. Jika seseorang menganggunya, maka Julie harus berani melawannya. Julie tidak peduli apapun itu. Dia berusaha mempertahankan harga diri untuk tetap bisa makan. Julie melakukan segala cara melalui jalan yang benar. Dia tidak akan mengemis atau pun mencuri.

"Kamu di alam sana makan mie instan juga?" tanyanya dan seketika dia menertawai dirinya sendiri.

"Bodoh sekali aku yah, mengapa bertanya mengenai mie instan. Pastinya tempatmu tidak akan ada mie seperti itu," jelas Julie. Dia merasa bahwa Tuhan mengirimkan Lif di dunia biar dia tidak menjadi gila karena kesepian. Hanya Haris yang selalu mendengar semua cerita anehnya dulu. Hanya Haris yang mendengar Julie dan selalu ada melihat tingkah Julie.

"Aku aneh yah?" Julie melirik Lif yang berdiri bagaikan patung di samping kirinya. Dia tertawa karena lelaki itu sama sekali tidak berekspresi bahkan ketika Julie joget dan membuat lelucon.

"Ratu?" sahutnya.

"Ya Tuhan. Kamu sudah memanggilku dua kali dengan sebutan Ratu. Mana ada ratu yang makan mie instan?" serunya lalu tertawa terbahak-bahak saat melihat keanehannya sendiri.

"R-a-t-u?" sahut Lif mengeja kata ratu. Dari tadi Lif sangat kagum dengan cara bicara Julie dan gerak-gerik Julie.

Julie merasa bahwa Lif ini sangat aneh. Mengapa dia selalu memanggil ratu saat Julie berbicara bahkan berjoget? Kalo Julie berjoget di depan orang normal, dia pasti sudah di pukul bahkan sudah di usir karena tidak waras.

"Aku kadang tidak waras!" bisik Julie lalu tersenyum dan tertawa terbahak-bahak. Dia ingin menakuti Lif tetapi lelaki itu sama sekali tidak takut bahkan tidak bereskpresi sama sekali. Lif sungguh serius menganggap Julie adalah ratunya.

"Bisakah kamu membantuku agar tidak bertemu makhluk aneh lagi?" tanya Julie serius. Dia benar-benar tidak waras jika dia bertemu makhluk sebangsa Lif dan Tuan Alexsander.

"Aku juga takut, walaupun aku berani memukul kepalanya jika dia macam-macam," sambung Julie. Lif menganguk seketika dan memegang tangan Julie. Dia menarik Julie ke sofa dan menyuruhnya menutup mata.

Angin kencang tiba-tiba membuka pintu rumahnya. Jendela Julie terbuka dan beberapa buku di meja belajar berjatuhan. Julie sedikit khawatir tetapi Lif memegang erat tangannya dan tetap menyuruhnya berkonsentrasi.

"Kita mau apa?" tanya Julie lirih. Tangannya bergetar ketakutan, angin itu membuka tutup pintuh rumah Julie. Rumah Julie seperti sedang terkena angin puting beliung. Kain jendelanya sudah terbuka lebar dan berjatuhan entah kemana. Seketika bunyi misterius itu terdengar dan sangat menakutkan. Seperti bunyi ketukan tongkat di lantai diiringi suara tangisan. Julie berusaha membuka matanya tetapi dia sudah masuk ke dalam cahaya gelap. Cahaya gelap itu menguasai alam bawah sadar Julie sehingga dia tidak bisa membuka mata.

"Lif, tolong aku!" ucapnya. Lif tetap memegang erat tangan Julie dan seketika tangan Lif menjadi dingin. Sangat dingin, bagaikan bongkahan es batu yang sedang memegang Julie.

"Selamat datang di negeri Key. Negeri dengan rakyat termakmur dan juga memiliki berbagai taman yang indah," ujar Lif. Lelaki itu terbang dengan sayap mengitari beberapa taman dan di ikuti dengan Julie yang mengejarnya dari bawah.

"Aku tidak bisa terbang?" tanya Julie terheran.

"Di negeri Key, kamu tidak bisa terbang karena kamu manusia," bisik Lif sambil tersenyum. Dia sangat mengagumi kecantikan Julie di negeri Key. Julie bagaikan ratu dan kecantikannya bagaikan permaisuri raja.

"Kenapa membawahku ke sini?" Julie berjalan mengikutinya dari belakang. Lif mengibaskan sayapnya dan seketika itu, sayap putihnya menghilang. Dia melangkah bersama Julie menuju sebuah istana mewah dan megah.

"Itu istana siapa?" sahut Julie.

"Istanamu, itu milikmu!" ucap Lif sambil tertawa. Julie menatapnya dengan wajah bingung. Dia memiliki istana? Apakah Julie juga seorang ratu?

"Aku adalah Guli, pengawal pangeran yang setia," sahut Lif. Mata Julie membola sembari menatap wajah Lif lekat-lekat.

"Aku membawahmu ke sini. Agar kamu melihat pangeran. Dia adalah pangeran Hary!"

"Pangeran Hery?" tanya Julie. Lif mengangguk lalu menarik tanggan Julie melewati pintu istana yang di hiasai emas dan berlian.

"Ini hanya mimpi kan Lif?" sahutnya tidak percaya saat melihat apa yang ada di depannya saat ini. Sebuah istana megah bagaikan pahatan kerajaan romawi kuno yang sangat terawat. Beberapa pengawal kerajaan bersiap di setiap sudut sambil menggunakan baju seragam militer. Semua orang memiliki sayap dan berterbangan di udara.

"Ini negeri Key, bukan sebuah mimpi. Aku mengajakmu agar kamu bisa bertemu pangeran. Pangeran Hery."

"Buat apa?"

"Membuat dia kembali hidup seperti semula," jawab Lif dan menatap nentra Julie. Tidak ada sedikit pun keraguan di wajah lelaki itu. Lif di negeri Key mempunyai beribu ekspresi dan sangat berbeda saat dia ada di bumi.

"Aku pengawal kerajaan. Jangan memanggilku dengan sebutan Lif tetapi namaku Gali!" tegasnya lagi. Dia kemudian mengepakkan sayapnya dan segera terbang di jendela istana yang paling tinggi.

"Aku tidak bisa terbang!" teriak Julie dari bawah.

"Akan aku buat kamu bisa terbang. Untuk sehari saja," sahut Gali sedikit berteriak. Tiba-tiba, sayap Julie muncul dari belakang. Julie merasa tubuhnya sangat ringan dan angin membawahnya menuju jendela paling tinggi di istana itu dengan menggunakan sayap. Dia terbang dan mengepak sayapnya.

"Bukankah terbang sangat mengasikkan?" sahut Gali. Julie mendarat mulus tepat di samping Gali. Dia merasa takjub dengan pengalaman pertamanya terbang bersama lelaki aneh yang bernama Gali.

"Bisakah sayapnya berwarna pink?" pinta Julie. Gali malah tertawa dan melihat wajah Julie dengan ekspresi bingung. Dia meraba kepala Julie, mengelusnya dengan lembut dan rambutnya sedikit berantakan sekarang.

"Tidak, kamu tidak bisa memilih warna. Di sini semua memiliki sayap yang putih!" cetus Gali.

"Hmm," Jeana menghela nafas panjang. Sedikit agak kecewa kerena dia sangat menyukai sayap warna pink.

"ayoklah!"

"Ke mana?" tanya Julie.

"Kita sedang berada di kamar pangeran Hery, ayok kita bertemu dia!"

Julie mengikuti langkah kaki Gali dan menatap bangunan kerajaan dengan saksama. Julie sama sekali tidak berkedip. Bagaimana tidak, emas bahkan berlian bertaburan di dinding-dindingnya.

"Haris?"

"Dia Haris!" teriaknya.

Bersambung…