"Lepaskan aku! Aku ingin mati! Siapa kamu?!" Teriak Adaline masih menangis.
"Anda kenapa, Tuan Putri? Tolong jangan seperti ini? Kenapa harus melakukan ini?" Pria itu membuka tudung kepalanya karena jubahnya serta tudung kepalanya yang berwarna serba hitam di tengah gelapnya malam ini, sehingga mengaburkan pandangan Adaline tentang siapa sosok pria yang menarik tubuhnya dari niat bunuh diri.
"Lepaskan aku! Biarkan aku mati saja! Sudah tidak ada lagi yang membuat aku ingin hidup!" Adaline berteriak histeris.
"Putri! Putri! Dengarlah aku! Apa yang membuatmu gelap mata! Aku Abraham. Tadi aku mengikutimu setelah melihatmu terburu-buru dan berlari kencang di koridor istana." Abraham memeluk erat tubuh Adaline yang basah kuyup dan masih menangis itu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com