webnovel

Qin Siyuan, Minggir Kau!

Translator: Wave Literature Éditeur: Wave Literature

Chu Yan sampai menelan ludah saking takjubnya. "Kamu membaca buku medis saat jam pelajaran? Wah, Gu Anxi, kamu sangat keren."

Kemudian dia kembali memuji, "Kamu hebat sekali bisa memahami buku medis seperti itu."

Shen Wanqing merapikan rambutnya ke belakang telinga.

Lin Qi, yang duduk di sebelahnya, langsung menyahut sinis, "Huh, pasti dia hanya pura-pura saja. Pencitraan!"

Kemudian Gu Anxi menyahut dengan malas-malasan, "Tidak. Aku tidak bisa memahami buku seperti ini." 

Buku tersebut ditulis dalam bahasa Inggris. Kemampuan bahasa Inggris Gu Anxi memang lumayan bagus, tapi bagaimanapun juga, ini adalah buku medis. Kemampuan berbahasa Inggris tidak menjamin seseorang untuk bisa langsung mengerti isi buku tersebut. Mempelajarinya tentu saja butuh proses.

Setelah mendengar jawaban Gu Anxi, Chu Yan merasa malu karena sudah sok tahu. Tapi, beberapa saat kemudian dia menjadi lebih antusias lagi dalam mengajak Gu Anxi mengobrol.

Gu Anxi menutup bukunya. Di dalam hatinya, diam-diam ia mengenang kembali saat-saat di mana ia duduk satu bangku dengan Shen Wanqing.

Sama sekali tidak pernah ada obrolan basa basi di antara mereka berdua!!

Gu Anxi menatap Chu Yan dalam diam.

Seketika, Chu Yan merasa seperti diberi harapan oleh Gu Anxi, sehingga membuatnya semakin antusias mengajaknya ngobrol. Dia berujar sambil menarik lengan Gu Anxi. "Anxi, aku punya kakak laki-laki yang memiliki paras sangat tampan dan juga sangat berbakat. Aku akan memperkenalkannya padamu. Siapa tahu bisa jadi pacarmu. Iya, kan?"

Terdengar tawa sinis salah sayu siswa di kelas, "Yang benar saja! Apakah kakakmu itu lebih tampan dari Qin Siyuan?"

Chu Yan menjadi kesal. "Bagaimana mungkin tidak setampan Qin Siyuan? Kakakku adalah..."

Tapi gadis itu langsung menelan kembali kata-kata yang hampir dilontarkannya.

Siswa lain ikut mencibirnya. Jelas, mereka menertawakan omong kosong Chu Yan.

Pada saat yang sama, Shen Wanqing berbicara lebih keras. "Lin Qi, jangan seperti ini. Tetaplah tenang."

Lin Qi mengangguk. Dia kembali tenang dan masih berusaha mengalahkan omongan Chu Yuan. "Pacar Wanqing kami adalah seorang ketua BEM Universitas Qing. Memangnya siapa yang dapat menandinginya?"

Chu Yan menutupi pipinya dengan dengan kedua tangannya. "Wah, keren sekali! Tapi, apa pria itu rabun?" 

Mendengar salah satu siswa menanyakan maksud ucapannya, Chu Yan pun perlahan memperjelas ucapannya. "Kata kalian, dia adalah pria hebat. Kalau dia tidak rabun, mengapa dia hanya memacari gadis yang biasa saja seperti itu?"

Cantik juga tidak, bakat biasa-biasa saja, wanita parasit yang berlagak sebagai putri harta karun!

Tentu saja Chu Yan tidak mengucapkan kata-kata ini. Jika dia benar-benar mengatakannya, bisa jadi Shen Wanqing akan terbakar amarah.

Shen Wanqing sebenarnya juga sudah cukup marah, tapi dia masih bisa bersabar dan menahan diri, lalu berkata dengan keras. "Lin Qi, jangan mau repot-repot menanggapi orang lain yang suka mencari-cari masalah seperti dia."

Lin Qi merasa marah dan tidak mau kalah begitu saja mendengar omongan Chu Yan. "Aku tidak percaya kalau kakaknya sehebat yang dikatakannya."

Selama mereka bertiga sibuk berdebat, Gu Anxi hanya terus fokus membaca buku medisnya. Bahkan, dia tetap membaca saat seorang dosen datang ke kelasnya. Untungnya, para dosen sudah terbiasa dengan kelakuan Gu Anxi itu dan memilih untuk pura-pura tidak melihatnya.

Hingga akhirnya kelas usai, Gu Anxi langsung membawa tas ranselnya dan keluar kelas. Tak lupa, ia masih membawa buku medis di tangannya.

Dia bertemu dengan Qin Siyuan, yang berdiri di pintu kelas.

Ia menghalangi jalan keluar masuk kelas.

Lin Qi berseru menyapa, "Senior Qin."

Shen Wanqing masih duduk di tempatnya. Ia tetap di sana dan sengaja menunggu Qin Siyuan mendatanginya lebih dulu.

Tapi, Qin Siyuan masih berdiri di pintu, menghalangi jalannya primadona kampus berseragam putih.

Siswa-siswa lainnya masih cukup terkejut dengan masalah cinta segitiga yang diungkapkan Shen Wanqing kemarin, tapi sekarang malah ditambah dengan interaksi di antara Qin Siyuan dan Gu Anxi.

Qin Siyuan menundukkan kepala sambil berbisik lirih. "Bibi sedang menunggumu di luar."

Gu Anxi langsung mengabaikannya dan mendorong tubuh Qin Siyuan menjauh, lalu berjalan keluar kelas.

Qin Siyuan segera meraih tangannya. "Gu Anxi!"

Seluruh siswa di kelas seketika terdiam.

Wow! Pria tertampan dan gadis tercantik di kampus ini tampaknya benar-benar memiliki hubungan yang tidak biasa!

Ekspresi wajah Shen Wanqing tampak sangat suram, sedangkan Lin Qi tercengang dan tidak tahu apa yang sedang terjadi.

Qin Siyuan mungkin tidak akan bertindak berlebihan seperti ini kalau tidak ada masalah. Ketegangan hubungan antara dirinya dan Gu Anxi tidak hanya terjadi selama sehari atau dua hari. Tapi jika Gu Anxi pergi dari rumahnya, mungkin bisa jadi kelak...

Jadi, tanpa disadarinya, Qin Siyuan langsung menghentikan Gu Anxi.

Tatapan Gu Anxi tertuju ke tangan Qin Siyuan yang menggenggam pergelangan tangannya. Dia berujar dengan nada suara yang dingin. "Lepaskan!"

Akhirnya akal sehat Qin Siyuan telah kembali. Ia segera melepaskan tangan Gu Anxi.

Gu Anxi segera melanjutkan langkahnya pergi dari sana tanpa menoleh kembali ke arah Qin Siyuan sedikit pun.

Semua siswa di kelas mulai saling bergosip. Kini mereka telah menyadari kebenarannya. Bukan Gu Anxi yang menyukai Qin Siyuan, melainkan Qin Siyuan lah yang menyukai Gu Anxi. Mereka semua ingin memastikan kebenarannya dan serempak menoleh memberi tatapan menyelidik ke arah Shen Wanqing.

Chu Yan mengeratkan salah satu genggaman tangannya sambil tersenyum penuh arti.

Ini benar-benar gosip yang menggemparkan!

Manis sekali!

Momen ini sangat memalukan bagi Shen Wanqing. Namun, yang lebih memalukan lagi, dia masih harus menanggung penghinaan teman-temannya.

Shen Wanqing tidak terlahir dari keluarga kaya dan juga tidak dikaruniai paras secantik Gu Anxi. Dia tidak bisa membuat Qin Siyuan marah dan tidak akan membiarkan Keluarga Qin menganggapnya bodoh.

Akhirnya sekarang dia menjadi lebih baik dari Gu Anxi dalam segala hal. Dia juga tidak perlu peduli tentang Gu Anxi lagi.

Jadi, Shen Wanqing berusaha menjernihkan suasana hatinya dan berjalan menghampiri Qin Siyuan. "Aku akan pulang ke rumah dulu untuk bersiap-siap."

Qin Siyuan menarik kembali pandangannya dan mengangguk menanggapi ucapan Shen Wanqing. Dia berjalan berdampingan dengan Shen Wanqing. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba dia berkata, "Telepon ibumu dan ajak dia ikut makan malam bersama di rumahku."