webnovel

Harus Diakui, Memang Sangat Menarik!

Translator: Wave Literature Éditeur: Wave Literature

Gu Anxi perlahan berjalan mendekat dan duduk di kursi depan piano. Jari-jarinya mengusap tutup piano berwarna hitam dengan lapisan abu-abu muda itu.

Dia membukanya perlahan-lahan.

Gu Anxi masih memainkan melodi lagu 'The Heavens', yang pernah dimainkannya di rumah Keluarga Qin. Nada-nada dentingan piano mengalir dari ujung jarinya dan bergema di dalam gedung dengan arsitektur yang luar biasa ini

Ternyata Jiang Wanyin berdiri di belakang rak buku, dan diam-diam dia memperhatikan gadis yang duduk di depan piano.

Pemandangan yang sangat indah.

Gadis itu memiliki level kemampuan berpiano yang sangat tinggi. Teknik yang digunakannya tidak sembarangan, dan jiwa seni yang sudah mendarah daging juga terasa darinya. 

Serasa ada lautan bintang yang berkilauan, dan seluruhnya tertuang di antara jari-jari gadis itu. 

Aula bergaya Eropa ini begitu luas dan indah, serta dipenuhi dengan deretan rak buku kuno. Satu-satunya hal yang sedikit bergerak adalah sinar matahari yang terus menembus kaca berwarna-warni dan menghasilkan cahaya yang berbeda ke seluruh ruangan.

Keheningan di tempat ini dipecah oleh alunan musik yang merdu dan dihidupkan kembali dalam suasana lama nan khusyuk.

Bunyi not-not itu sangat menyentuh, membuktikan bahwa sang pengalun piano menumpahkan seluruh jiwanya ini.

Selain itu, ditambah sosok sang pengalun piano yang duduk di sana... 

Postur tubuh gadis itu sangat indah, dengan punggung yang sangat tegak. Rambut hitamnya terurai di pundak. Secara keseluruhan, penampilannya sangat sempurna. Tapi detik berikutnya, Jiang Wanyin merasa bahwa rambut gadis itu bisa terbang tertiup angin kapan saja, hingga membuatnya semakin tampak sangat mempesona meski hanya dilihat dari kejauhan.

Jiang Wanyin sangat ingin segera keluar dari balik rak, namun dia mengurungkan niatnya dan memilih untuk tetap sembunyi di sana.

Di luar, Qin Siyuan hendak membuka pintu perpustakaan, tetapi tangannya tiba-tiba terhenti.

Dia datang ke sini untuk mencari Jiang Wanyin, sesampainya. di sini, dia malah mendengar dentingan piano.

Didengar dari suaranya, jelas orang yang memainkan piano itu memiliki kemampuan yang luar biasa.

Bahkan kepiawaiannya dalam bermain piano jauh lebih hebat dibandingkan Shen Wanqing. Qin Siyuan merasa bahwa dia pernah mendengar sedikit rentetan melodi seperti ini di Rumah Keluarga Qin. 

Ini adalah permainan piano Gu Anxi.

Entah kenapa, Qin Siyuan tetap berdiri di luar dan menikmati alunan piano ini dengan tenang.

Tapi, suara piano tiba-tiba berhenti.

Sepuluh jari Gu Anxi tetap berada di atas keyboard. Kelopak matanya terkulai, dan tatapannya tertuju ke bawah. Cahaya matahari menyinari sisi wajahnya, bahkan juga membuat rambut halusnya tampak sangat jelas berkilau.

Jiang Wanyin ragu-ragu apakah dirinya harus keluar atau tidak. Tidak disangka, Gu Anxi mengeluarkan suara, "Perpustakaan sudah ditutup."

"Lalu kenapa kamu juga ada di sini?" Jiang Wanyin berjalan keluar dari belakang rak buku.

Ini adalah pertama kalinya Jiang Wanyin dan Gu Anxi bertemu.

Gu Anxi, sang primadona kampus berseragam putih, memang memiliki paras cantik seperti kabar yang beredar... Luar biasa, hingga membuat orang lain langsung terpesona pada pandangan pertama.

Amat sangat cantik, tidak peduli dilihat dari sudut manapun.

Jiang Wanyin perlahan berjalan ke sisi Gu Anxi dengan kepala sedikit tertunduk.

Namun, Gu Anxi sudah lebih dulu berdiri. "Selamat tinggal, Senior Jiang."

Kemudian dia berjalan keluar.

Jiang Wanyin berbalik menatapnya.

Dia telah diabaikan.

"Apa kamu mengenalku?" tanya Jiang Wanyin.

Gu Anxi tidak menjawabnya dan langsung membuka pintu perpustakaan.

Tapi, dia mendapati bahwa Qin Siyuan sedang berdiri di depan pintu.

Gu Anxi sedikit mendongak untuk menatapnya.

Qin Siyuan meraih tangan Gu Anxi dan berujar, "Saat makan malam di rumahku waktu itu, mengapa kamu mengatakan kalau kau sudah lupa melodinya?"

Gu Anxi menurunkan pandangannya. "Terserah aku mau bilang apa."

Gu Anxi menarik kembali tangannya.Bahkan Qin Siyuan sendiri juga tidak tahu bagaimana cara Gu Anxi melepaskan cengkraman tangannya, karena dirinya masih tenggelam dalam pikirannya.

Di saat Qin Siyuan masih belum tersadar, Gu Anxi sudah pergi meninggalkan perpustakaan. 

Jiang Wanyin berjalan menghampiri Qin Siyuan.

Masih jelas terlihat kegundahan yang belum hilang di mata Qin Siyuan, tetapi, dia tidak peduli. Dia malah menatap Jiang Wanyin, yang sudah berada di dekatnya.

Ada tatapan terkejut yang sangat jelas di mata gadis yang berdiri di depan Qin Siyuan ini.

Jiang Wanyin memandang Gu Anxi dengan tatapan yang berbeda, seperti seorang pria yang langsung jatuh cinta pada wanita dalam pandangan pertama. 

Bagaimanapun juga, Gu Anxi sudah terbiasa mendapati hal ini untuk kesekian kalinya. Setiap orang yang bertemu Gu Anxi untuk pertama kalinya selalu bereaksi seperti ini.

Tiba-tiba, muncul pemikiran aneh di dalam benak Qin Siyuan untuk menyembunyikan Gu Anxi dari semua orang sekarang juga. Begitu ide ini muncul, dia merasa semakin gila hingga tak terkendali.

Jiang Wanyin menepuk pundak Qin Siyuan. "Kamu kenapa, Siyuan?"

Qin Siyuan menatapnya.

"Bagaimana kalau…" Jiang Wanyin menekan bibirnya. "Aku ingin mendapatkannya?"

Raut muka Qin Siyuan bertambah suram, lalu ia berbicara dengan penuh penekanan di setiap katanya. "Jiang... Wan… Yin!"

Jiang Wanyin merangkul bahu Qin Siyuan. "Apa tidak boleh?"

---

Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan. 

Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya. 

Terimakasih atas pengertian Anda.