webnovel

Bukankah Dokter Ini Terlalu Tampan?

Translator: Wave Literature Éditeur: Wave Literature

Bo Xichen mengambil hasil X-ray yang diserahkan Dokter Li, lalu dia kembali memandang Gu Anxi. "Apa hubunganmu dengan pasien ini?"

"Anggota keluarga." Jawaban Gu Anxi sama saja tidak menjawab pertanyaan Bo Xichen.

Bo Xichen tidak peduli dengan sikap Gu Anxi yang acuh tak acuh. Lagi pula, saat ini dia juga punya salinan informasi Gu Anxi secara rinci di mejanya.

Bo Xichen mengangkat hasil X-ray tersebut untuk mengamati lebih jelas. Jari-jarinya yang lentik dan seputih susu tampak lebih indah dibandingkan tampilan hasil X-ray itu. Entah kenapa, jari-jari itu terlihat begitu elegan dan sangat menggoda. 

Dia memperhatikan hasil X-ray ayah Gu Anxi dengan cermat, lalu tatapan matanya yang sedingin es itu kembali tertuju pada wajah Gu Anxi.

Gu Anxi bertanya dengan suara lirih, "Apa ayah saya masih punya harapan untuk bisa bangun kembali?"

Bo Xichen menjelaskan dengan perlahan, "Hampir semua syaraf di seluruh tubuh pasien ini mengalami nekrosis. Dilihat dari sudut pandang medis sekarang ini, kemungkinan pasien untuk sembuh kembali hampir tidak ada. Tapi, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Kita berdoa semoga ada keajaiban."

Wajah Gu Anxi sedikit memucat.

Dokter Li kembali buka suara untuk menenangkan Gu Anxi. "Dokter Bo sedang mendalami kasus pasien ini, dan mungkin suatu hari nanti beliau akan menemukan hasilnya."

Gu Anxi mengucapkan terima kasih dengan lembut. Dia sekarang dapat mengakui kemampuan seorang Bo Xichen.

Bo Xichen pergi menemui pasien lain, sedangkan Gu Anxi menjalani prosedur rawat inap serta membayar biayanya.

Ketika Gu Anxi sudah berada di depan petugas pembayaran untuk membayar biaya rumah sakit, petugas tersebut justru berkata dengan sangat manis. "Anda hanya perlu membayar uang muka sebesar 20.000 yuan saja."

Gu Anxi terdiam sesaat.

Petugas ini kenapa? Biasanya Gu Anxi perlu membayar 100.000 yuan tiap bulannya, kenapa sekarang tiba-tiba dia cuma perlu membayar 20.000 yuan?

Tahu bahwa Gu Anxi kebingungan, petugas tersebut tersenyum dan menjelaskan padanya, "Dokter Bo memberi Anda keringanan biaya."

Gu Anxi menggesekkan kartunya untuk melakukan pembayaran, lalu dia pergi ke ruang inap ayahnya sambil membawa ransel kecil di punggungnya.

Dia mendorong pintu dan masuk ke ruangan tersebut. Saat itu, Nenek Chen sedang berbicara dengan Dokter Bo. Gu Anxi menghampiri mereka dan berterima kasih pada Bo Xichen dengan tulus.

Bo Xichen tersenyum ringan dan memasukkan tangan ke dalam saku jas putihnya. "Silakan kalian lanjutkan mengobrol!"'

Bo Xichen keluar dari ruang inap dengan diikuti Feng Mian. Dia mengedipkan mata pada Gu Anxi sebelum pergi. 

Tapi, setelah mereka berdua keluar dari ruang inap ayah Gu Anxi, sorot mata Feng Mian berubah, lalu dia berkata dengan lirih, "Gu Yuntian sudah tidak memiliki harapan untuk bangun lagi! Kenapa kamu tidak mengatakan yang sebenarnya?" 

Bo Xichen menghentikan langkahnya dan menatap Feng Mian. "Aku pikir dia tidak akan bisa menerimanya untuk saat ini."

Tidak bisa menerimanya?

Bukankah Dokter Bo adalah orang yang realistis dan sudah sering menghadapi kejadian seperti ini? Sejak kapan dia mau menyembunyikan keadaan pasien yang sesungguhnya hanya karena keluarga pasien tidak bisa menerima kenyataan?

Feng Mian menggaruk kepalanya tidak habis pikir. "Siapa Nenek Chen itu?"

Bo Xichen melirik Feng Mian dengan sinis. "Kamu terlalu banyak bertanya."

Feng Miang mengutuk dalam hatinya, Memangnya siapa yang memerintahkan Feng Xi menyelidiki keluarga Gu Anxi!

Di dalam ruang inap, Gu Anxi duduk di sebelah Nenek Chen tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Nenek Chen tersenyum. "Jangan putus asa. Kan tadi dokter bilang bahwa mungkin saja masih ada harapan untuk ayahmu."

Gu Anxi menundukkan kepalanya.

Wajah Nenek Chen masih tampak penuh dengan kasih sayang. "Ngomong-ngomong, dokter tadi sangat tampan. Dia sudah menikah atau belum, ya? Tampaknya usianya masih belum sampai 30 tahun."

Gu Anxi tidak tahu harus menangis atau tertawa. "Nenek Chen, dia adalah dokter. Kenapa Nenek peduli apakah dia sudah menikah atau belum?"