Bel masuk pun berdering, selang beberapa menit seorang guru bertubuh tinggi dengan kulit eksotis namun terlihat tegas masuk kedalam kelas XII A guru tersebut bernama Hady Mulyadi biasa dipanggil Hady. Dia mengajar matematika hanya saja bersifat khusus lebih tepatnya kelas XII saja. Kemudian dia pun menyapa.
" good morning everybody." Sapa Hady ramah.
" good morning mr." Jawab siswa siswi serentak.
" shitt.. kenapa dia masuk sih." Maki Gibran tentunya dalam hati ya.
Wajar saja pria berkulit putih pucat itu mengumpat karena dia paling gak suka dengan mata pelajaran yang satu ini perlu diketahui Gibran memang pintar dia hampir menguasai semua materi pelajaran apapun kecuali matematika dia sangat payah dengan pelajaran ini.
" besok lusa kalian akan ada ulangan harian, saya harap tidak ada yang mendapat nilai anjlok maka dari itu persiapkan dari sekarang. Faham ?" Jelas Hady sambil melirik kearah Gibran sekilas.
" Iya pak." Jawab siswa siswi serentak.
Sedangkan Gibran yang peka hanya memutar bola matanya jengah, sungguh hatinya merasa jengkel ingin rasanya pelajaran itu segera berlalu, harapnya.
" baiklah hari ini kita akan membahas tentang logaritma." Ujar Hady.
Pelajaran pun berjalan dengan baik, tak lama kemudian waktu yang ditunggu-tunggu oleh setiap pelajar pun akhirnya tiba semuanya berhamburan keluar. Namun pikirannya pria berkulit putih pucat masih berkecamuk dia bingung harus belajar dengan siapa, tentu saja hal ini membuat Adnan bertanya-tanya.
" Kenapa kau terlihat bingung begitu ? " tanya Adnan khawatir.
" Tidak , hanya saja aku tak tahu harus belajar dengan siapa." Jelas Gibran datar.
" Astaga, kau ada John dan sepupumu itu kenapa harus bingung, kau kan bisa belajar dengan salah satu dari mereka." Ujar Adnan memberi saran.
" kau benar mungkin aku akan belajar dengan John." Jawab Gibran.
" yasudah ayo kita kekantin aku sudah lapar." Ajak Adnan.
Pria berkulit putih pucat itu hanya berdehem dan Adnan sudah biasa dengan sikap sahabatnya yang seperti itu.
Sedangkan dilain sisi kedua gadis cantik sudah bergegas menuju kelas XII A untuk menemui Tiara dan Becca , sesampainya didepan kelas tersebut mereka jadi merasa ragu untuk menemuinya.
" Bilqis kok aku jadi ragu ya ? " Ujar Anna tak percaya diri.
" Astaga bahkan kita belum melakukannya Anna." Celetuk Bilqis.
Disaat mereka sedang kebingungan tiba-tiba dikejutkan dengan sosok pria yang berparas anime namun memiliki rahang yang tegas membuatnya terlihat sempurna pria tersebut adalah Rama Pradana biasa dipanggil Rama.
" cari siapa ? " tanya Rama datar namun matanya terus menatap kearah gadis mungil itu.
" kita mencari kak Tiara dan kak Becca, apa kak Rama melihatnya ? " Sahut Bilqis.
" oh mereka baru saja keluar, ada perlu apa ? " ujar Rama tanpa ekspresi.
" Tidak, aku hanya ingin berkumpul dengan mereka saja." Jelas Bilqis beralibi.
Rama hanya menganggukkan kepalanya saja pertanda mengerti.
" kalau begitu permisi, maaf sudah mengganggu." Ujar Bilqis kikuk.
Sebelum benar benar pergi gadis mungil itu sempat mengucapkan terima kasih.
" Terima kasih. " Ucap Anna singkat sambil tersenyum.
Dan itu berhasil membuat pria berwajah anime terpana sehingga tanpa sadar dia tersenyum tipis.
Anna pun jadi semakin merasa ragu.
" Bilqis dimana kita harus mencari mereka ? " tanya gadis mungil itu ragu.
" tenang Anna, aku punya id Line nya mereka jadi sekarang aku bisa menghubunginya." Ujar Bilqis.
Line
Kak Tiara dan kak Becca ada dimana ?
aku ingin bertemu kalian, ingin bicara sesuatu
_______________________
Kak Tiara 🐻
Aku ada dikantin dengan Becca mau bicara apa ? Apakah kamu ada masalah? ceritakan saja kepada kita Bil
________________________
Oke kak aku akan segera kesana
____________________
" mereka ada dikantin ayo kita kesana." Ajak Bilqis.
" Serius ? " tanya Anna tak yakin.
" Iya Na, buat apa aku membohongimu." Jawab Bilqis sambil memperlihatkan chatroomnya dan itu membuat netra gadis mungil itu berbinar seketika.
Mereka segera beranjak kekantin untuk menemui Tiara dan Becca, sesampainya dikantin gadis berjuluk chipmunk itu segera menyapu pandangannya dan akhirnya ketemu.
" Hai.." sapa Bilqis sambil melambaikan tangannya.
" Halo.." jawab Tiara dan Becca serentak.
" oh ya kak kenalin dia sahabatku namanya Anna." Ujar Bilqis.
" Annasya Gabriella Putri panggil saja Anna." Ucap gadis mungil itu memperkenalkan diri.
" Rebecca panggil saja kak Becca karena kau lebih muda dariku." Sahut Becca ramah.
" Mutiara Zalfaa manggilnya sama seperti Becca ya." Timpal Tiara dengan gummy smilenya.
Mereka pun duduk sementara Bilqis memesan minuman untuk dirinya dan Anna. Tak lama kemudian minuman yang dipesan pun datang dan tak lupa berterima kasih.
" oh ya Bil, Tiara bilang kamu mau bicara sesuatu dengan kita." Ujar Becca to the point.
" iya memangnya penting banget ya ? " tanya Tiara menimpali.
" mungkin ini tidak penting bagi kalian tapi ini sangat penting bagi Anna." Jawab Bilqis.
" memangnya kenapa dengan kamu Na ? " tanya Becca heran.
" begini kak aku adalah sepupu dari bang Gibran dan aku merasa tak nyaman dengan sikapnya, kakak kan satu kelas dengan dia mungkin kalian tahu penyebabnya, maaf sebelumnya jika ini terlalu mendadak." Tutur Anna.
" iya kak aku kasihan sama Anna karena dijadikan sasaran sikapnya selain itu keberadaannya tidak dianggap sama sekali oleh kak Gibran." Ujar Bilqis menimpali.
" oh jadi kamu sepupunya Gibran, aku baru tahu kalau dia punya saudara perempuan." Sahut Tiara,
Gadis mungil itu hanya menganggukkan kepalanya saja.
" Maaf Na kita tidak tahu pasti penyebabnya, tapi aku rasa ini ada kaitannya dengan Bella." Ucap Becca ragu.
" Bella tuh siapa kak ? " tanya Anna dan Bilqis berbarengan.
" Bella tuh mantan kekasihnya Gibran." Jawab Tiara pelan.
" Iya katanya dulu mereka putus gara-gara Bella menghianati cintanya Gibran dengan sahabatnya sendiri yang bernama Brian." Timpal Becca.
" bukannya sahabat kak Gibran itu kak Adnan ya kak ? " tanya Bilqis heran.
" sebenarnya Gibran itu mempunyai dua sahabat Adnan dan Brian tapi persahabatannya pecah gara-gara masalah asmara." Jelas Becca.
" selain itu kita sendiri tak begitu tahu tentang Gibran ada yang bilang seperti itu dan ada juga yang bilang itu memang sifat dia dari kecil." ujar Tiara menimpali.
Disaat mereka berbincang tiba-tiba Bella datang sambil menggebrak meja kemudian disusul oleh Brian.
BRAK !!
" Bella apa-apaan sih kamu baru datang udah sewot!" Sentak Tiara.
" iya tuh pakai gebrak meja segala." Sungut Bilqis.
" kalian yang apa-apaan menyeret namaku tentang masalah sikapnya si muka datar itu ? " tanya Bella tak terima.
" jika kakak tidak merasa, buat apa marah ? " ujar Anna dingin.
" oh aku tahu jangan-jangan dugaan kita benar bahwa kamu penyebabnya." Selidik Becca sambil memicingkan matanya curiga.
" a.. sudah ku bilang gak ada sangkut pautnya denganku." Jawab Bella gugup.
" gak ada sangkut pautnya tapi kenapa jawabnya gugup ? " tanya Anna sarkas.
Bella hendak membalas ucapannya gadis mungil itu namun dengan cepat Brian memotongnya.
" udahlah babe gak usah dengerin mereka percuma buang-buang tenaga." Ujar Brian berusaha menenangkan Bella.
" kamu benar, lebih baik kita pergi saja." Jawab Bella manja.
Setelah itu mereka pun beranjak pergi dari hadapan Anna dkk.
" jadi orang gak jelas banget sih." Gerutu Becca.
" tau tuh, gebrak meja segala bikin orang jantungan aja." Timpal Bilqis.
" Si Brian juga sok tampan banget sih." Cecar Tiara.
" oh jadi mereka orangnya, cocok sih cowok nya sok cool, cewek nya sok kecantikan." Ujar Anna.
" kau benar Na mereka pasangan yang serasi dan sok sempurna." Timpal Becca. " oh ya Na tentang masalah sikapnya Gibran itu kita tidak terlalu mengetahui penyebabnya." Lanjutnya.
" Maaf Anna. " Ujar Tiara.
" Tidak apa-apa kak, makasih sudah bersedia menceritakannya bahkan aku baru mengenal kalian, sebelumnya maaf sudah mengganggu waktu istirahat kalian." Tutur Anna dengan gummy smilenya.
" Tak masalah Na, kita tidak merasa terganggu." Jawab Becca.
" Iya Na, anggap saja kita sudah saling kenal." Timpal Tiara.
" Bil makasih juga ya karena sudah mau direpotkan olehku." Ucap Anna sambil tersenyum.
" Iya Na, aku senang direpotkan oleh sahabatku." Jawab Bilqis dengan senyum khasnya.
Setelah meneguk minuman tiba-tiba Tiara dan Becca teringat sesuatu.
" Oh ya kenapa kalian gak coba tanya sama Adnan atau John aja? " Usul Becca.
" Iya bener Adnan kan sahabatnya Gibran sedangkan John adiknya dia sekaligus sepupu kamu Na. " Timpal Tiara.
" Kakak bener juga, kenapa dari tadi gak kepikiran ya. " Sahut Bilqis.
" Itu sih terserah kalian mau tanya sama siapa. " Ujar Becca. " Tapi menurutku sih lebih baik kalian tanya sama John aja. " Sambungnya.
" Iya kak kita akan tanya sama bang John, karena kak Adnan belum tentu jawabannya jujur. " Sahut Anna setuju.
" Kalau udah dapat jawabannya, kamu kasih tahu sama aku ya. " Pinta Bilqis.
" Kita juga. " Timpal Tiara.
" Iya tenang aja. " Jawab Anna final.
Sedangkan dilain sisi pria berkulit putih pucat itu sedang dilema tentang masalah ulangan harian matematika. John mengernyitkan keningnya pasalnya dia baru melihat wajah Gibran seperti orang yang frustasi.
" Bang kamu kenapa ? " tanya John heran.
" dia sedang kebingungan dengan masalah ulangan matematika." Bukan Gibran yang menjawab melainkan sahabatnya Adnan.
" Lalu apa yang membuat abang bingung ? " tanya John semakin penasaran.
" yak John apa kau lupa aku sangat payah dengan pelajaran itu ? " tanya Gibran kesal. " shitt persetan Hady. " Umpatnya.
" bukannya aku udah memberikan saran kepadamu ? Tapi kenapa kamu masih kebingungan ? " tanya Adnan heran.
" benar juga kau Nan, aku hampir melupakan saranmu." Sahut Gibran datar. " John kau bisa kan ajarkan aku materi matematika." Lanjutnya.
" Maaf bang, bukannya aku tak mau tapi kau juga tahu sendiri nilai matematika punyaku tak berbeda jauh denganmu." Ujar John meringis.
" Lalu aku harus minta belajar kepada siapa ? " tanya Gibran frustasi.
" menurutku lebih baik abang belajar dengan Anna saja karena dia menguasai semua meteri dibidang akademik." Tutur John memberi saran sepertinya dia lupa akan fakta kakaknya.
" nah kau benar John, aku sependapat denganmu." Sahut Adnan yang sepertinya ikut lupa.
Pria berkulit putih pucat itu langsung mengeluarkan death glarenya seakan mengerti Adnan pun mengingatkan.
" hei kita tahu Gib, tapi itu sih terserah kamu saja jika kamu sayang dengan nilai maka kamu akan menerima saran dari kita jika tidak sayang ya terserah." Ujar Adnan. " Tapi ingat kamu jangan menyalahkanku jika nilaimu jelek." Lanjutnya.
" tapi kenapa harus wanita sih ? " tanya Gibran kesal.
" untuk sementara buanglah pikiran itu jauh-jauh bang, satu sampai dua hari mungkin bisa kan." Sahut John.
" ck, si Anna nya juga pasti gak mau." Jawab Gibran sambil berdecak kesal.
" bahkan kau belum mencobanya Gibran sudah bilang seperti itu." Sela Adnan.