webnovel

3.) Sebuah hadiah

Sejak masuk sekolah aku mulai banyak belajar banyak hal.Dan aku punya beberapa hal yang paling kusukai diantaranya adalah menulis dan menggambar,sesuai dengan hobiku selama ini.

Dan satu pelajaran yang paling tak kusukai adalah..matematika.Entah kenapa aku paling tidak suka jika harus mempelajari pelajaran itu.Dan nyatanya banyak di antara manusia juga tidak menyukai pelajaran matematika.Salah apa pelajaran itu hingga banyak yang tidak menyukainya?

"Anak anak,hari ini kita belajar nulis ya..." Bu Nina tersenyum kearah kami,ia meraih tumpukan kertas di mejanya.Kemudian mulai berjalan pelan diantara murid muridnya untuk membagikan kertas tersebut.

"Yee..nulis" gumanku dalam hati,tentu saja aku sangat senang,karena menulis juga salah satu kesukaanku,karena aku sering menulis,tulisanku tergolong rapi diantara sekian murid.

"Hari ini kita nulis surat,buat Pak presiden,terserah mau bilang apa" lanjut Bu Nina,ia berdiri tegap di depan murid muridnya.

"Pak presiden? Pak SBY?" Tanya temanku tidak percaya.Masa itu Indonesia masih dipimpin oleh bapak Susilo Bambang Yudhoyono atau biasa di sebut bapak SBY.

"Iya" Bu Nina mengangguk "Silahkan dimulai menulisnya anak anak"

"Siap Bu!"

Aku berpikir sejenak "Nulis apa ya.." pikirku memandang kertas di depanku yang masih kosong.

Hingga sebuah ide terlintas di benakku.

Akhirnya aku mulai menulis,aku menulis tentang alam yang sekarang tak terjaga karena manusia yang seenaknya membuang sampah dimana mana,jadi aku meminta kepada pak presiden untuk menjaga lingkungan,menanam banyak pohon,membuat banyak tong sampah,dan yang lain lain,demi menjaga bumi tetap hijau.

Setelah lama aku menulis,aku menyelipkan kertas itu dibuku tulisku lalu menutupnya agar tak terbang di terpa angin,aku

melihat kearah teman teman yang masih sibuk menulis.

"Nulis surat buat Ibu ah..." pikirku,aku membuka kembali buku tulis ku di halaman paling belakang,lalu mulai menulis.

Teruntuk Ibu yang Ani sayangi

Semoga Ibu cepat sehat ya..Ani gak mau lihat Ibu batuk batuk terus..Ani kasihan sama Ibu.Ibu sehat sehat ya..jangan lupa makan.Ani pingin lihat Ibu sehat lagi dan bisa main sama Ani.

Sayang Ibu dari Ani

Aku tersenyum,"Nanti pulang sekolah akan aku kasih ke Ibu.." Senyumku semakin mengembang saat mengingat wajah itu.Wajah Ibu.

🍁🍁🍁

"Ibu..Ibu.."aku berlari kearah Ibu yang sedang sibuk dengan laptopnya

"Hati hati Ani.. jangan lari lari"

Aku hanya tersenyum memperlihatkan deretam gigiku

"Ibu..tadi Ani disekolah bikin surat buat Pak Presiden,terus Ani juga nulis surat buat Ibu.." aku memberikan kertas robekan buku tulis itu,sudah terlipat rapi dengan sebuah gambar love menjadi hiasannya.

"Buat Ibu..?" tanya Ibu

"Iya" aku tersenyum,Ibu membukanya lalu membacanya dengan serius,beberapa menit kemudian Ibu memelukku

Sungguh ia sangat senang mendapat perhatian dari anak gadisnya ini.

"Ibu sayang Ani.."

"Ibu.." aku mengeratkan pelukanku.

🍁🍁🍁

Semenjak itu aku memiliki hobi baru dengan Ibu.Aku sering bertukar surat dengannya,bermain main suatu padahal Ibu tepat berada di sampingku.

"Ibu.. lihat Abang" aku memberikan secarik kertas itu pada Ibu yang masih mengetik,setelah menerima kertas itu ia segera meraih pena yang tak jauh darinya.

"Memangnya Abang kenapa?" Ibu kembali memberikan kertas itu

"Abang gak mau main bareng bareng..Ani gak boleh main kata Abang semua mainan nya punya Abang" aku memberikan kertas itu lagi dengan wajah kesal mengingat perbuatan kakak laki kakiku beberapa menit lalu

"Mainnya bareng bareng ya...Ibu nggak mau lihat kalian berantem" jawab Ibu sambil melukiskan wajahku dan abangku di kertas itu

Aku tertawa kecil,lalu berlari,kembali bermain bersama Kakakku,tak lupa menunjukkan tulisan  aku dan Ibu.

Kakakku hanya tersenyum,tak merubah sikapnya,

"Ibu...." Teriakku "Tengok Abang!!!!"

Ibu tertawa kecil.

Sejak saat itu aku sering membelikan hadiah hadiah kecil buat Ibu,dari sebuah pena sampai buku tulis,tak lupa dengan secarik kertas buat Ibu,lagipula aku sering mendapat bingkisan kecil dari Bu Guru karena aku berhasil menjawab soal soal dari Bu Guru.

🍁🍁🍁

-13 April 2010-

Hari ini hari ulang tahunku yang ke tujuh,dengan semangat aku membawa satu kardus besar,dengan di bantu oleh Mbak Sri,sudah menjadi runititasku membawa makanan ringan yang dibalut plastik cantik bergambar untuk dibagikan ke sekolah saat aku beranjak umur,kata Ibu sebagai benyuk syukur.

"Pelan pelan bawanya" kata Mbak Sri menyamai langkahku

"Iya,Ani bisa kok" aku mendorong kardus itu ke kelas,ini sudah waktunya istirahat,dan makanan itu akan ku bagikan saat pulang sekolah.Dengan tak sabar aku menantikan bel itu.

"Kriiing..Kriiing.." bel pulang sekolah berbunyi nyaring,seluruh anak anak bersiap untuk pulang.

Setelah membaca doa,seluruh anak kelas 1A berbaris di kelas.Aku dengan semangat membagikan makanan yang sudah rapi dibungkus itu satu persatu.

"Selamat ya.." dua orang sahabatku memelukku,mereka adalah Ical dan Ayu.

"Iya" aku membalas pelukan mereka dengan erat,seakan menyalurkan kebahagiaan yang aku rasakan.

Kami baru bersahabat beberapa Minggu yang lalu,tidak lama.Hanya perkenalan biasa yang entah apa membuat kami begitu dekat,tapi aku lebih dekat dengan Ical,Namanya Haikal tapi aku lebih senang memanggilnya Ical.Sedangkan Ayu,aku dekat dengan Ayu karena kami mempunyai kesukaan yang sama,mulai dari menggambar,membaca bahkan kucing sekalipun.

"Nih,dari kami berdua" kata Ayu,memberikan sebuah bingkisan kecil

"Makasih" aku tersenyum

"Kami pulang dulu ya.." "Dah.." Ical dan Ayu melambaikan tangan kepadaku,dibalas lembut olehku dan Mbak Sri

Setelah kardus itu kosong,aku segera bergegas mengemasi barang barang sekolahku,lalu mengajak Mbak Sri untuk segera pulang

"Mbak masak apa?" tanyaku,ditengah tengah perjalanan pulang

"Mbak masak....makanan kesukaanmu donk"

Aku berpikir sejenak,makanan kesukaanku selama ini hanya pempek asli buatan Ibu,tidak lain

"Bukan Ibu yang masak? Tanyaku

"Mau empek empek ibu" kataku disusul anggukan kakak "aku juga mau empek empek" katanya

"Iya..Ibu yang masak kok" Mbak Sri tersenyum,ia mengerti bahwa kedua anak ini merindukan masakan ibunya,dikarenakan Ibu memang akhir akhir ini kurang sehat.

Mbak Sri segera mengencangkan laju sepeda motor agar cepat sampai di rumah.

Sesampaiku dirumah,dengan tidak sabar,segera aku masuk ke rumah,tanpa peduli teras yang kotor karena ulahku tidak melepas sepatuku terlebih dahulu.

"Ibu..Ani pulang.." aku terkejut ketika membuka pintu,hiasan sederhana seperti balon menghiasi rumah,tak lupa sebuah kue ulang tahun sudah hadir di atas meja,aku berjalan mendekat menghitung lilin yang menghiasi kue itu

"1..2..3..4..5..6..7" aku tersenyum,jumlahnya pas sama dengan umurku hari ini.

"Eh? Ani udah pulang.." Ibu tersenyum tangannya mewmbawa pempek yang begitu banyak

"Asyiiik..." aku berseru senang melihat empek empek buatan Ibu

"Ganti baju dulu sana,Abang juga,nanti teman temanmu mau datang"

"Siap Bos!" Hormat kami berdua lalu berlari menuju kamar,namun panggilan ibu membuatku berhenti melangkah.

"Ani! Kenapa nggak lepas sepatu?" Tanya Ibu

"Hehehe.. lupa habisnya Ani seneng banget"

Ibu menggerakkan kepalanya.

Hari ini aku menggunakan baju dengan warna pink,tidak ada warna lain.Mulai dari baju,sepatu,bahkan tak lupa mahkota bunga yang menghiasi kepalaku yang bulat.Seperti yang kalian ketahui bahwa aku menyukai warna pink,jadi tak salah jika semua berwarna pink.

"Waah..Ani cantik banget" puji Mbak Sri

"Hehehe.." aku tertawa kecil,lalu berlari kearah Ibu yang sedang sibuk merapikan dapur

"Ibu..Ibu aku cantik nggak?" tanyaku

"Cantik apaan" Kakakkun tiba tiba muncul dibelakangku

"Aku nanya Ibu kok" jawabku sambil menjulurkan lidah

Kakakku tak peduli,lalu melangkah pergi,Ibu hanya tertawa kecil melihat tingkah anaknya.

"Iya,Ani cantik" Ibu mengelus kepalaku.

Acara ulang tahun berjalan sederhana hanya saja meriah,karena banyak teman temanku yang hadir.Tak lupa tante,Paman,bahkan sepupu sepupuku juga hadir disini,membuat acara sederhana ini semakin meriah.

"Ayo dimakan dimakan.." aku terenyum,senang, itu yang kurasakan sekarang,ucapan selamat tak luput dari telingaku,bahkan kado yang paling besar hari ini aku dapatkan dari Linda

"Hadiahku paling besar kan" matanya melirik kado kado yang berserakan di sampingku.Setelah memastikan tak ada kado yang lebih besar darinya,ia tersenyum puas.

"Iya,makasih" aku tersenyum,lalu mataku memperhatikan sekilas kado itu,yah..aku akui,hadiah dari Linda menang lebih besar dari pada kado lain yang kudapat,bahkan kadonya bersampul pink,warna kesukaaanku.

Teman teman sibuk memakan makanan yang disajikan.

"Bagaimana makanannya?" tanya Ibu ke salah satu temanku

"Enak" katanya,masih sibuk menguyah pelan

"Bu..foto dulu yuk sini" kata Mbak Sri,tangannya sudah siap memegang kamera kesayangannya

"Iya" Ibu segera bangkit,berjalan kearahku dan Kakkakku

"Jpreet..Jpreet..", aku tidak suka di foto karena lightnya yang terkadang memusingkan mata,apalagi aku menggunakan kaca mata.

Acara itu berlangsung cepat,teman temanku sudah pulang ke rumah masing masing sejak 10 menit yang lalu,sedangkan aku? Aku sibuk merobek kertas yang membungkus hadiah hadiah kecilku,

Tentu saja yang pertama kali kubuka adalah kado dari kedua sahabatku,

Isinya tak lain buku,buku ensiklopedia tentang hewan,dulu aku bercita cita jadi dokter hewan tapi cita cita itu sudah hilang dalam pikiranku,karena hanya masalah sepele,dikejar anjing.

Kado dari Linda tak kalah menarik,ia memberikan sebuah boneka Panda yang imut,

"itu apaan?" tanya Ibu menunnjuk tumpukan kertas

Aku menoleh,mataku tertuju kertas yang di tunjuk Ibu

"Itu surat dari teman teman" jawabku

"Oh" Ibu melangkah pergi kedalam Kamar,mataku mengikuti arah Ibu melangkah,Ibu membawa sebuah gabus berbentuk kotak yang cukup besar.

"Apa itu bu?" tanyaku heran

Ibu tersenyum sambil memaku gabus itu di dindinh,Kakakku yang tak peduli sekalipun penasaran ia keluar dari kamarnya.

"Ini Namanya mading,nanti kalua Ani dan Abang nulis nulis bisa tempel disini" kata Ibu sambal menunjuk gabus itu

Aku dan Kakakku menggangguk mengerti

"Contohnya.." Ibu mengambil kertas yang menumpuk disampingku,surat ucapan selamat dari teman temanku,lalu menancapkan kertas kertas itu dengan paku kecil

"Kayak gini"  Ibu menunjuk habis yang sudah terisi itu

Aku mengangguk angguk tak sadar saking senangnya,mungkin aku akan menang melawan patung emas kucing yang biasa ada di toko toko China.

Tak berapa lama..

Seketika mading itu penuh dengan tullisan tulisanku (lebih banyak),dan surat surat ucapan selamat saat ultahku dan Kakakku,terlebih dari Fauzan (teman masa kecil kami).

"Ibu tengok..madingnya penuh.." teriak Kakakku saat mau meletakkan kertas tulisannya di mading

"Ya,nanti Ibu beli lagi" kata Ibu,tak luput dari laptopnya

"Huh..tengok nih punya Ani semua.." teriak Kakakku,kali ini dengan tatapan kesal kearahku

"Iya..nanti Ibu beli lagi,bagus lah Ani menulis,kayak Ibu" kata Ibu matanya tak luput dari laptop,

Kakakku mendengus kesal

Aku mengangguk setuju.

🍁🍁🍁