webnovel

Alkoholisme (2)

Éditeur: Wave Literature

"Ibu guru, Chen Yu tidak mau kembali ke sekolah bersamamu, bagaimana kalau kami saja yang menggantikannya?" goda bocah berambut merah itu sambil menghentikan Yang Yuxi. 

"Minggir!" perintah Yang Yuxi. Kemudian dia mendorong kedua bocah itu ke samping dan mencoba mengejar Chen Yu.

"Kak Jie, ada seorang gadis cantik di sana." kata salah satu pria yang berada di tengah lantai dansa. Pria itu bersama dengan tiga pria lainnya sedang menari-nari menikmati musik DJ. Pria jangkung di sampingnya langsung mengarahkan pandangan pada gadis itu. Melihat kecantikan Yang Yuxi, matanya pun seolah menyala karena semangat.

"Kak Jie jadi semangat, kan?" ucap pria sebelumnya. 

"Bagus, aku suka." kata Yao Jie, pria yang jangkung itu. Dia pun membisikkan beberapa kalimat. Mendengar itu, pria yang berbicara sebelumnya langsung mengangguk dan segera beranjak menyapa Yang Yuxi.

Yang Yuxi yang sedang bergegas mengejar Chen Yu terkejut, karena tiba-tiba muncul seseorang dari sampingnya. Meskipun dia mencoba menghindarinya, tapi tetap saja tubuhnya menyenggol sedikit pria tersebut. "Maaf, tolong beri aku jalan." ujar Yang Yuxi yang buru-buru bersiap untuk melewati pria itu. 

Namun, sebuah lengan terentang menghalangi jalan Yang Yuxi dan berkata, "Gadis cantik, sudah menabrak seseorang lalu kamu mau pergi begitu saja?"

Yang Yuxi mendongak dan menyadari bahwa pria itu pendek dan kecil, bahkan lebih pendek dari dirinya. Pria itu memiliki wajah yang tidak tampan, berkumis serta mata yang juling. Pada saat seperti ini dia akhirnya dia bisa mengagumi dirinya sendiri. Namun suasana hatinya sedang tidak baik, terutama setelah melihat Chen Yu keluar dari bar. Gadis itu pun buru-buru berkata, "Kamu kan yang menabrakku duluan. Lagian aku sudah minta maaf, tolong menyingkirlah."

"Apa yang terjadi di sini?" tanya Yao Jie. Seorang pria muda yang jangkung berjalan menghampiri Yang Yuxi dengan kedua temannya.

"Kak Jie, gadis ini menabrakku dan ingin pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun." ucap pria pendek itu.

"Kenapa kamu begitu kurang ajar kepada seorang gadis cantik?! Sudah berapa kali aku mengajarimu untuk bersikap sopan kepada gadis cantik." kata Yao Jie menegur pria pendek itu. Dia kemudian berkata pada Yang Yuxi, "Gadis cantik, aku benar-benar minta maaf karena bawahanku tidak bersikap sopan padamu. Jadi izinkan aku untuk membelikanmu minum sebagai permintaan maaf, mari kita berteman." Yao Jie lalu menjentikkan jarinya memanggil seorang pelayan yang datang membawa nampan.

"Tidak perlu." tolak Yang Yuxi secara langsung. Melihat sekelompok orang ini dari pandangan pertama saja kesannya sudah tidak baik. Jelas dia tidak ingin berhubungan dengan mereka. 

"Kalau kamu berkata begitu, artinya kamu tidak menghargaiku."

Sementara Yang Yuxi sibuk dengan Yao Jie, Chen Yu berjalan keluar dari bar dan bersembunyi dalam kegelapan. Setelah beberapa saat bersembunyi, bukannya Yang Yuxi yang keluar dari bar, dia malah melihat kedua temannya. Chen Yu kemudian menyambut mereka dengan heran, "Bukannya kusuruh kalian untuk menghalanginya, kenapa keluar sangat cepat? Bagaimana dengan Bu Guru Yang?"

"Tenang saja, dia sedang dikerumuni Yao Jie dan anggotanya, tidak ada waktu buat mengurusimu lagi." ucap bocah berambut merah.

"Yao Jie!" kata Chen Yu terkejut sambil mengerutkan keningnya. Kemudian dia segera berbalik masuk ke bar untuk menemui Yang Yuxi.

"Hei Chen Yu! Apa yang kamu lakukan?" Bocah berambut merah itu kebingungan. Chen Yu dengan wajah muramnya kembali ke dalam bar tanpa sepatah kata pun.

"Apakah kamu balik ke bar buat menonton kejadian di sana? Itu tidak akan baik untukmu." ucap bocah berambut merah. 

"Lihat apanya maksudmu!" teriak Chen Yu dengan marah.

"Memangnya kamu mau menghadapi Yao Jie?" tanya bocah berambut merah itu. Dia membeku ketika Chen Yu tidak menyangkalnya dan meraih lengan temannya itu sambil berkata, "Kamu gila ya? Yao Jie adalah penguasa di daerah ini dan kakak iparnya juga preman. Hal seperti di luar jangkauan kita. Lagi pula ketika keluar, aku lihat mereka berempat dan semuanya lebih tua dari kita. Kita sama sekali bukan lawan mereka, malah yang ada nanti kita hanya akan dipukuli."

Chen Yu yang tidak peduli segera mengibaskan lengannya dan berjalan masuk ke bar, matanya bergerak liar mencari Yang Yuxi. Dia kemudian melihat banyak orang berkumpul tidak jauh dari hadapannya dan Yang Yuxi berada tepat di tengah kerumunan itu.