Di dalam restoran kelas atas.
Terlihat sosok Yuuki dan Ram Rem yang telah makan siang disana. Meski tidak sebaik masakan buatan Jeanne ataupun Rem, namun tetap saja rasanya sangat bagus.
Bagaimanapun, makanan rumah memiliki rasa tersendiri~
"Jadi, apakah kau sangat menyukai foto itu?" Dia bertanya pada Rem sambil tersenyum.
"Ya! Aku paling menyukainya!" Jawab Rem tanpa ragu.
Rem mengambil foto dari waktu ke waktu dari awal, melihatnya berkali-kali, dan kemudian dengan hati-hati menyimpannya.
Ram juga mengungkapkan pemahamannya dan ikut membantu adiknya.
Bagaimanapun, bagi mereka sekarang, itu adalah foto tiga orang bersama, yang seperti potret keluarga.
Yuuki berdiri di tengah, sedangkan Rem dan Ram memegangi tangannya di kiri dan kanan.
"Tapi aku ingin bertanya sejak tadi." Ram berkata tiba-tiba, "Tuan Muda, apakah sangat kaya?"
Berbicara tentang keadaan kencan dari awal hingga sekarang, itu adalah....Apapun yang Yuuki suka, dibeli!
Itupun membeli tanpa melihat hal-hal seperti kode harga sama sekali!
Yuuki menyangga kepalanya: "Yah ~ meskipun secara spesifik....keluargaku 'miskin', tapi aku masih kaya."
"Uang dari penjualan game, uang dari menjadi novelis, serta hak paten obat yang dibuat dengan Gabriel...membuatku sangat kaya."
"Un, aku pernah ditawari gelar bangsawan sebelumnya. Tapi karena kondisinya terlalu memaksaku, aku menolaknya."
"Hah ?! Apa Tuan Muda itu bangsawan ?!" Rem sedikit terkejut.
Yuuki menggelengkan kepalanya dan mengangguk: "Aku menolaknya. Jika aku menjadi bangsawan, mereka menuntutku untuk tinggal di wilayah mereka tanpa bisa pergi."
"Membicarakan masalah keluarga, dimana keluarga Tuan Muda yang asli? Aku tahu bahwa Gabriel-san, Jeanne-san, san Janne-san, adalah tetangga dengan Tuan Muda pada awalnya bukan?"
"Keluarga, mereka di Chiba. Satu ayah, satu ibu, satu adik laki-laki~"
"Itu benar, aku akan memperkenalkan Ram dan Rem pada mereka jika ada waktu."
"Nee-sama, Nee-sama, tiba-tiba aku menjadi sedikit gugup."
"Rem Rem, ini memang agak membuat gugup ..."
Melihat postur keduanya, jiwa fotografer Yuuki tersulut dan tanpa sadar dia mulai memotret kedua kembar ini dalam postur saling menempel dengan kedua tangan saling berpegangan satu sama lain.
"Oke, kita sudah selesai makan, jadi ayo kita pergi nonton film sore ini."
"Ya, Tuan Muda." X2
Secara keseluruhan, hari ini adalah kenikmatan penuh, dimana Yuuki juga berharap bahwa hal ini bisa menebus semua penderitaan yang diderita Ram Rem sebelumnya.
Namun, tepat ketika dia memegang tangan mereka berdua dan bersiap untuk berangkat....
"Kya!"
"Oh, maaf."
Tiba-tiba menabrak seseorang saat berbelok, tanpa sadar Yuuki mengulurkan tangannya untuk menahan sosok didepannya agar dia tidak jatuh ke lantai dan membuatnya malu di hadapan orang lain.
"Tidak, tidak masalah, aku juga tidak memperhatikan jalan di sini."
"Oh, ya? Suara yang familiar....Hah! Asuna ?!"
Terkejut, dia bertemu istri, ehem, maksudnya Asuna di tikungan!?
Yuuki melihat ke arah gadis cantik berambut panjang berwarna kastanye yang sedang menggenggam tangannya dengan sedikit bingung.
Pihak lain juga melihatnya dengan heran, dan Yuuki Asuna tidak menyangka akan bertemu Yuuki di sini.
"Ara, apakah Asuna membolos dan berkencan? Siapa itu? Biarkan aku melihatnya~~"
"Begini-begini, aku pernah...Memasuki kelompok FFF sebelumnya!" Entah kenapa nada kalimat terakhir terdengar sangat menakutkan?!
"Um, aku sebenarnya mengambil cuti untuk kencan buta..."
"Itu saja, tapi itu hampir sama. Um, aku berharap Ketua Kelasku mengalami kencan buta yang bahagia. Ngomong-ngomong berhati-hatilah jika bertemu aku lagi nanti, tanganku tidak akan diam untuk mem-flash nantinya...."
Yuuki berkata dia akan pergi, jika lain kali, dia mungkin peduli dengan kencan buta Asuna, tapi sekarang...
Saatnya dia berkencan dengan Ram Rem. Jadi mari kita tangani nanti.
Dan juga, dia masih agak panik sekarang!
Ups, ayolah kawan, pikirkanlah!
Ketua kelas dimana kau berada satu kelas denganya tiba-tiba menemukan bahwa siswa di kelasnya membolos dan masih berkencan dengan seorang gadis...Tepat didepan matanya!
Jangan katakan panik dan aku akan memukulmu!
Namun, saat dia membawa kedua gadis itu dan bersiap untuk pergi dengan cepat, Asuna juga meraih tangannya.
"Tunggu! Yuuki, bantu aku!" Kata Asuna tiba-tiba.
"Hah? Apa yang kau lakukan?"
"Jadilah pacarku !!! Salah, berpura-puralah menjadi pacarku!"
"...Maaf, telingaku sepertinya masih agak gagal fungsi sejak kemarin. Asuna-san, tolong katakan lagi....Apa yang akan kau ingin aku lakukan?"
"Aku berkata, berpura-puralah menjadi pacarku! Bantu aku membodohi ibuku!" Asuna sedikit cemas.
"Sialan flag kedua !!!!"