"Gaya-gayaan aja. Mereka juga suka sama saya kebanyakan karena saya cantik jelita, jadi nggak ada salahnya simbiosis mutualisme kan? Nggak rugi juga." Percaya diri kali Cia kalau muji diri sendiri.
"Saya paham." Sifat Cia yang masa bodo seperti itu membuat banyak pria penasaran dan ingin menaklukannya. Dan kalau boleh jujur Dhika juga terkesima dengan sifat istrinya yang satu ini.
"Bapak nggak mau nanyak apa-apa sama saya?" Tuntut Cia. Sedari tadi dia aja yang nanyak. Kok kesannya dia protektif banget.
"Misal?" Dhika bukan cowok aktif dan harusnya Cia paham.
"Ya apa aja biar obrolan ini hidup nggak monoton."
"Saya pikir obrolan kita hidup, dan beberapa kali saya bertanya. Kamu tidak sadar?"
Cia memutar malas bola matanya, sesak pup juga ngadepin Dhika. Makhluk super yang bisa buat orang kesel dan melting secara bersamaan.
"Itu namanya menimpali. Kita kan lagi bicara hati ke hati, mumpung saya lagi mood tanya apa aja kek gitu. Kan saya merasa di pentingkan."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com