"Jangan pikir saya udah luluh ya?" Ketus Cia. Mereka ada di meja makan. Dhika tampak seksi dengan apron yang melekat di tubuhnya. Suamiable emang, tapi Cia nggak mau mengakuinya.
"Jangan pikir saya berubah pikiran dan merasa bersalah." Dhika pun nggak mau ngalah, sorrl lah .., yau. Pasangan aneh.
"Apa salahnya saya sekolah formal? saya bisa jaga diri. Jangan sepele lepe!" Ketus Cia lagi. Dia menenggak susu coklat yang di tuangkan Dhika untuknya, belum cuci muka. Jorok.
"Salahnya bukan di kamu, tapi pergaulannya tidak semudah yang kamu pikirkan. Untuk pertama ya ..., mereka semua akan welcome, seolah menerimamu dengan tulus, namun selanjutnya mereka akan mencari keuntungan apa yang bisa di dapat darimu."
"Maksudnya pertemanan nggak ada yang tulus di sini?" Cia memperhatikan suaminya yang fokus di depan kompor, masak nasi goreng sama nugget, permintaannya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com