Saat ini dua orang dewasa sedang menikmati hembusan angin yang bertiup pelan, musim semi seperti ini memang saat pas untuk bertamasya, aroma padang rumput sekitar bukit membuat pikiran tenang, berkelana jauh.
"Pasti sangat sulit menjaga mereka sendirian." Dhika memulai pembicaraan. Dua buah hatinya tertidur pulas setelah menggambar.
Gambar keduanya mengharukan, mereka menggambar satu keluarga lengkap yang saling bergandengan di atas bukit sambil menikmati sunset.
"Aku tidak sendirian, orangtua dan sahabat setia menemaniku," jawab Cia tenang.
Sorot mata Dhika menggelap, harusnya hal ini tidak ia singgung. Jawaban istrinya membuat dia terluka.
Dhika menoleh, "Kenapa di potong?" Dia melihat rambut indah Cia yang tidak sepanjang dulu.
"Buang sial." Lagi, hati Dhika sakit.
"Kamu tumbuh menjadi wanita dewasa berlidah tajam, setiap ucapanmu mampu membuatku tersindir dan merasa bersalah."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com