webnovel

Pertemuan Keluarga

Kevin dan Mila sedang dalam perjalanan menuju rumah Kevin. Alasannya? Tentu untuk mengenalkan Mila sebagai calon istrinya lebih dulu ke opanya, sebelum omanya berhasil mengenalkan Luna.

Enak saja Kevin mau dijodohkan sama Luna, lebih baik Mila juga kemana-mana, kalau kata Kevin sih.

"Kamu kenapa? Kok tumben diem aja? Biasanya aja bawel kayak burung beo," sindirnya.

Mila mendecih, menatap Kevin yang sedang menyetir itu sebentar, lalu kembali menatap ke jalanan di depannya. "Diem salah, bawel salah. Maunya apa sih?!" gerutu Mila yang masih bisa dengan jelas didengar oleh Kevin.

"Aku dengar loh ya!" sahut Kevin, tapi dengan sengaja diabaikan oleh Mila. Membuat Kevin kembali membuka suaranya. "Jangan bilang ..."

"... kamu nervous ya?"

"Si – siapa yang nervous?! Enak aja! Ya enggak lah. Ngapain juga," elak Mila. Sok cuek, padahal ngomongnya aja gelagapan begitu.

"Yaudah sih, biasa aja. Gak usah ngegas juga jawabnya! Ingat ya, kalau di depan keluarga aku, kamu yang sopan! Jangan kayak gitu."

"Gitu gimana?" Mila bingung dengan perkataan ambigu Kevin.

"Ya gitu, gak sopan sama calon suami sendiri!"

Mila kembali mendengus kesal, pria di depannya itu tidak bisa sebentar saja tidak menyebalkan apa ya? Kok rasanya ingin memukul kepalanya pakai high heels.

"Hei, Mila! Dijawab dong kalau aku tanya. Jangan diem aja!"

"Iya iya calon suami, iyaa ... Udah puas?" Mila mengatakannya dengan nada kesal yang kentara, membuat Kevin menyunggingkan sudut bibirnya ke atas.

"Gitu dong. Gemesin banget sih kalau lagi nurut begini." Sebelah tangan Kevin yang bebas memegang setir menepuk-nepuk kepala Mila pelan. Membuat sang empunya langsung melemparkan tatapan tajam. "Tapi kamu jangan lupa juga sama pasal yang ada di perjanjian kita! Dilarang melakukan skinship berlebihan!"

"Iya tenang aja. Kan aku sudah bilang kalau kamu bukan tipe aku!"

"Ck." Mila lebih memilih mengabaikan perkataan Kevin daripada harus debat tidak ada habisnya dengan pria itu.

O0O

"Sudah sampai. Ayo turun," ujar Kevin, membuat sebelah tangan Mila terulur untuk membuka gagang pintu mobil Kevin sebelum, "Eh sebentar!"

"Kenapa?" tanya Mila bingung.

"Biar aku yang bukain." Setelah mengatakan itu, Kevin segera turun dari kursi kemudinya, memutari mobil lalu membukakan pintunya untuk Mila.

Sebelah tangannya berada di atas kepala Mila, seakan-akan menjaga kepala Mila agar tidak terbentur bagian atas tepi mobil. Membuat Elena yang sedang mengintip mereka dari jendela rumah itu tersenyum melihatnya.

"Sayang, ayo buruan turun! Itu menantu cantik aku udah dateng!" teriak Elena, memanggil suaminya yang masih berada di dalam kamarnya dengan keras.

Oma Kevin yang sedang duduk santai di meja makan pun memprotes sikap menantunya itu. "Ngapain teriak-teriak, Elena? Heboh banget sih kamu!"

"Itu tuh, Ma. Pacar Kevin sudah datang, eh maksudnya calon istri Kevin."

"Calon istri Kevin siapa?" tanya Oma Lucy bingung, mengerutkan dahi dalam.

Siapa yang dimaksud Elena? Kalau Luna yang datang, tidak mungkin Elena seheboh itu, kan Elena juga tidak suka dengan Luna.

"Halo Mamaku sayang." Kevin menyapa mamanya lebih dulu setelah memasuki rumahnya, seraya memeluk dan mencium pipi kanan kirinya. Sedang Mila masih terdiam di belakang Kevin, nervous dia mah.

"Halo anak ganteng mama. Sudah datang ya? Sama calon menantu cantik mama juga 'kan?"

Kevin tersenyum, dia sedikit memiringkan tubuh agar Elena bisa melihat atensi kehadiran Mila di belakangnya. "Ya iya dong. Kevin datang sama calon menantu cantik mama."

"Hai sayang. Aduh, mama silau nih!" kata Elena, dengan sebelah tangannya yang menutup setengah wajah. Membuat dahi Mila mengkerut bingung. "Hah? Kenapa Tan?"

"Iya mama silau karena kamu terlalu cantik. Kamu kenapa setiap hari makin tambah cantik sih, Sayang? Percaya deh mama kalau Kevin bucin sama kamu begini."

Eahh. Mila pikir apa. Ternyata ngalus toh. Pantesan ya si Kevin pinter banget ngalusnya, turunan dari mamanya ternyata.

"Cihh, cantik dari mananya," sahut Lucy, oma Kevin. Membuat Kevin segera melemparkan tatapan tajam pada omanya itu.

"Oma ..." Kevin baru saja ingin bertindak, tetapi Elena menahannya lebih dulu. Dia memberikan kode pada Kevin dengan menggelengkan kepala. Karena percuma saja berdebat dengan Lucy juga tidak ada habisnya.

Yang ada justru Mila akan semakin sakit hati kalau Lucy semakin sering membuka suaranya.

"Eh siapa nih yang datang?" Chris datang tepat waktu, di saat suasana berubah menjadi mencekam, tetapi berhasil mencair dengan kedatangannya.

"Halo Om." Mila menyapa Chris dengan sedikit membungkukkan badannya, membuat Chris tersenyum melihatnya.

"Kok masih om sih manggilnya? Papa dong, kan setelah ini kamu juga jadi menantu papa. Iya kan, Ma?" Chris meminta persetujuan istrinya, membuat Elena segera menyahut.

"Iya nih. Gak like deh mama, kalau kamu manggilnya masih begitu Sayang." Elena mulai berdrama, membuat Kevin memutar bola matanya jengah.

"Mama mulai deh drama queen-nya," seru Kevin, sebelah tangan Mila langsung bergerak untuk memukul pelan lengan Kevin setelahnya. Membuat Kevin melempar tatapan bingung pada Mila. "Kenapa sih, Yang?"

"Gak boleh gitu sama orang tua. Gak sopan!" tegur Mila. Kevin langsung kicep, diam dan tidak berani membantah perkataan Mila. Membuat semua orang yang di sana seketika merasa takjub melihatnya, kecuali Oma Lucy.

Baru kali ini mereka melihat orang yang berani menegur Kevin seperti itu, apalagi Kevin juga menurut pada Mila. Padahal di rumah itu, tidak ada siapapun yang mampu mengalahkan Kevin. Anaknya terlalu bengal dan keras kepala.

"Hebat! Opa baru kali ini melihat Kevin tidak membantah saat ditegur." Opa Orland tiba-tiba datang dari arah ruang makan, membuat Kevin segera mengeluarkan protesnya.

"Opa, please deh. Kevin kelihatannya jadi kayak anak durhaka banget kalau gini."

"Lah memang iya!"

"MAMAAA!!!" rengek Kevin, mendekati Elena, dan bergelut manja di lengan mamanya.

"Kevin, apa sih ini. Gak malu apa kamu sama Mila, sudah mau nikah masa' masih manja sama mama," sahut Elena, membuat Mila justru membalas, "Gak papa, Tan – eh maksud Mila, Mama. Mila sudah biasa kok lihat Kevin begitu."

Kevin hanya melengoskan wajah ke arah lain saat Mila berkata begitu. Sudah biasa dari mana? Orang mereka biasanya juga berantem terus.

Pintar akting juga ya si Mila. Batin Kevin.

"Yaudah kita masuk yuk! Mama kamu sudah siapin makanan spesial buat menantu cantiknya," ujar Chris, mengatakan itu pada Mila untuk menyudahi drama antara Kevin dan istrinya.

Biasa mah mereka kalau ketemu, maunya nempel terus. Makanya kadang Chris sampai cemburu sama anaknya sendiri.

Poor Chris.

O0O

"Mila, opa dengar kamu juga bekerja di perusahaan kami? Departemen mana dan bagian apa?" Orlando bertanya saat mereka sedang asyik makan malam, dengan sengaja melakukan perbincangan kecil agar suasana tidak menjadi canggung.

"Oh i-itu ..." Mila bingung harus menjawab apa, karena dia sendiri masih mencari kerja, jadi statusnya sekarang adalah pengangguran.

Kevin memang menyuruh dia untuk berkata bahwa mereka bertemu di perusahaan dan akhirnya saling jatuh cinta kalau ditanya. Tapi kenapa sekarang Mila justru berat untuk mengatakan itu? Jujur saja, dia tidak biasa berbohong, mungkin bahkan tidak bisa.

"Bicara saja seperti orang gagu. Kamu yakin ingin menjadikan dia sebagai calon istri kamu, Kevin? Huhh oma benar-benar tidak bisa percaya omong kosong ini!"

"Oma, wajar kalau Mila gugup, ini kan kali pertama dia datang kesini."

"Halah, bilang saja kalau dia memang tidak berpendidikan, beda jauh sama Luna!"

"Oma!" sentak Kevin, dia hampir berdiri dari tempatnya, tetapi tangannya lebih dulu ditahan oleh Mila yang kebetulan duduk di sebelahnya.

"Cukup. Sekarang waktunya makan, bukan berdebat. Mila, maafkan sikap oma ya!"

"Tidak apa-apa, Opa." Hanya itu balasan dari Mila, karena dia sendiri terlalu bingung dengan keadaan yang terjadi sekarang.