Makanan pesenam Angga baru saja sampai, mereka semua buka bersama di ruangan Rora. Hal itu membuat tawa bahagia terbit di wajah masing-masing.
"Ven, aku udah bilang sama mama papa. Katanya setelah hari raya kita nikah," ucap Angga kelewat santai tidak dengan Venus yang tersedak minuman.
Uhuk!
"Eh, hati-hati dong sayang!" Angga dengan perhatian mengusap punggung Venus, gadis itu menepis tangan Angga cepat.
"Kamu serius? Kan aku udah bilang nanti aja kalau kita udah sarjana, nggak usah buru-buru lah, Ngga." Mendengar balasan Venus Angga terdiam, ekspresi bunggah dari wajah pria itu memudar.
"Salah ya? Kalau aku mau cepet-cepet halalin kamu? Aku nggak mau terjebak dosa lama-lama sama kamu, kalau kita stay di hubungan ini aja."
Mars dan Rora yang mendengar perbincangan mereka pun terdiam, sebelum Mars ikut menyahut.
"Bukannya gue ikut campur, cuma Ven apa yang di bilang Angga itu bener. Seharusnya lo terima aja sih, kenapa emang? Lo masih ragu sama Angga?"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com