webnovel

21. Ternyata benar ibuku seorang wanita malam?

"Kalau Farah boleh tahu, sebenarnya apa yang menyebabkan Bunda bisa ada di tempat ini?" tanya lirih Farah dengan menatap Ibunya.

Ibu Farah pun lalu menunduk dan terdiam tanpa kata.

"Kenapa Bund? Apakah pertanyaan Farah ini terlalu sulit sehingga membuat Bunda tak bisa menjawab nya?"

"Tolong Bund jawab Farah dengan jujur, sebenarnya apa yang telah terjadi?"

Farah berusaha mendesak Bunda nya agar mau menceritakan apa yang telah terjadi.

Dengan berat hati akhirnya Bunda nya pun menceritakan semua nya.

"Maafkan Bunda ya Farah, Bunda belum bisa menjadi Ibu yang baik buat Kamu, tapu sebenarnya Bunda bisa berada di sini karena tuntutan dari seseorang yang tidak bisa Bunda tolak Nak,"

"Jadi ... Bunda saat malam itu sedang berada di sebuah club malam yang dimana Ini di paksa oleh Ayah mu karena Dia telah terlanjur menjual Bunda dengan orang kenalan nya, jadi mau nggak mau Bunda harus melakukan nya, dengan berbagai cara di lakukan oleh Ayah mu,"

"Nah pada malam itu Bunda merasa jijik dan muak dengan semua perlakuan buruk Ayah mu, akhirnya Bunda tolak saat pria itu akan memegang Bunda, karena pria yang akan menyentuh Bunda itu adalah Pak Setyo, tetangga Kita yang dulu nyalon menjadi RT Nak,"

"Bunda tolak Dia hingga tak sengaja Bunda mendorong nya terlalu keras hingga Dia menuntut Bunda dengan berbagai cara sampai Bunda bisa mempertanggungjawabkan perbuatan Bunda itu,"

"Sebentar Bund, jadi semua tuduhan teman-teman Farah di sekolah dulu itu benar kalau Bunda memang menjadi seorang pelacuran?" pungkas Farah untuk memastikan.

Bunda nya menatap Farah dan melihat mata Farah tengah berkaca-kaca.

"Maafkan Bunda Farah," ujar Bunda nya lirih.

Sontak tangisan Farah pun pecah, air mata yang di tahan nya sejak tadi kini tak kuasa lagi untuk ia tutupi, rasa kecewa dan juga sakit hati karena hal yang tidak pernah terduga itu akan terjadi kepada dirinya.

"Sayang, Bunda minta maaf, Bunda bisa jelaskan sama Kamu apa sebenarnya yang terjadi Nak," pinta Bunda sembari menggenggam kedua tangan nya.

"Farah ... Bunda melakukan semua itu atas paksaan seseorang, dan jika Bunda menolak nya Dia mengancam akan membunuh Bunda, Bunda nggak bertahan hidup hanya ingin sebelum Bunda meninggal Bunda bisa melihat Kamu bahagia, Bunda nggak mau meninggal sekarang dalam keadaan Kamu yang belum memiliki apa-apa saat itu, jadi please! Bunda mohon maafkan Bunda Nak,"

Tangisan antara kedua nya pun pecah, Farah masih merasa sangat terkejut mendengar apa yang di katakan Bunda nya.

Sekarang Aku merasa benar-benar hancur, Aku sangat hina, karena Aku terlahir dari seorang ibu pelacur, sedangkan Ayah ku seorang preman yang pemabuk berat.

Mendengar itu semua rasanya Aku tak sanggup lagi untuk melangkah kan hidupku, meskipun Aku tahu Bunda melakukan nya karena terpaksa, namun entah mengapa rasanya hati ini sangat hancur, mengapa Bunda harus melakukan itu, wanita yang selama ini adalah seorang ibu yang baik, dan istri yang solihah, karena selalu menerima setiap perlakuan buruk Ayah, namun ternyata sampai ia harus menjadi pelacur dengan alasan karena permintaan Ayah, sungguh sakit dada ini, bernafas pun sulit rasanya.

cobaan demi cobaan telah Aku lalui, dimana Aku harus putus sekolah karena malu dengan hinaan teman-teman. Aku harus merelakan jauh dari orang-orang yang Aku cintai demi memperjuangkan masa depan yang baik untuk ku, namun siapa yang menyangka Bunda ku akan menjadi korban dari Ayah ku sendiri.

Kini aku semakin membenci pria yang katanya adalah Ayah ku itu, mulai saat ini Aku sangat membencinya, Aku rasa Dia adalah pria yang jahat, Dia bukanlah Ayah ku.

Waktu untuk bertemu pun telah habis, petugas kepolisian telah membawa Bunda Farah kembali ke dalam sel.

"Besok Farah akan datang kembali Bund, Farah janji akan bebaskan Bunda, dan meminta orang yang telah membuta Bunda masuk ke dalam penjara ini mempertanggung jawabkan atas perbuatan," ujar Farah sambil menatap Bunda nya dengan penuh kesedihan.

"Terimakasih Farah, Kamu jaga diri baik-baik ya Nak, tetap jaga kesehatan," jawab Bunda yang juga tampak sangat sedih.

Farah mengangguk dengan tersenyum.

Meski Farah sangat syok mendengar profesi Bunda nya saat ini, ia tetap akan membelanya, karena bagaimanapun juga Farah tidak tega melihat wanita yang telah melahirkan nya tidur kedinginan di balik jeruji besi itu.

'Aku harus hubungi Pak Surya sebagai pengacara buat ngurus semua ini, Aku nggak bisa buang-buang waktu lagi' batin nya.

Farah lalu kembali ke mobil dan langsung menghubungi Pak Surya sebagai kuasa hukumnya.

Farah lalu menyampaikan semuanya kepada Pak Surya melalui telepon, karena mereka sudah saling kenal sehingga sangat mudah untuk Farah meminta bantuan nya.