Di dalam kamarnya, Xiao Yan menggunakan kedua tangannya untuk melindungi wajahnya. Beberapa saat kemudian, ia mengintip dari sela-sela jemarinya dan memperhatikan cincin hitamnya yang kembali tenang. Setelahnya, barulah ia berani menurunkan tangannya dan menelisik tubuhnya, yang untungnya nampak tidak terluka sama sekali.
Baju Xiao Yan, yang nampak mengembang setelah menerima serangan dari gelombang spiritual tadi, kini telah kembali normal. Setelah merasakan bahwa tubuhnya baik-baik saja, Xiao Yan menghela nafas lega. Ia mendongak dan menatap seksama cincin penyimpanan berwarna hitam di hadapannya. Namun, ia masih belum melihat sosok Yao Lao.
"Apa yang sebenarnya baru saja terjadi?" Xiao Yan mengerutkan kening dan bergumam tak yakin. Ia memanggil Yao Lao sekali lagi, tapi, cincin hitam itu tetap bergeming. Cincin tersebut sama sekali tidak menjawab, dan bahkan tidak ada aktivitas spiritual sama sekali. Cincin itu kini serupa kolam air yang tenang.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com