Nyonya Lidya duduk di sebuah cafe,, memilih tempat agak pojokan yang ia rasa nyaman untuk menunggu seseorang. Melihat dari jendela hiruk pikuk dijalan raya sambil menyeruput secangkir kopi hangat.
Wanita yang tetap nampak mempesona diusia diatas 40 tahun itu berfikir keras bagaimana caranya bisa membantu Aura lepas dari jebakan perasaan nya terhadap Aldi. Jauh dalam lubuk hati Lidya dia tidak ingin putri nya dianggap sama seperti dirinya menjadi duri dalam rumah tangga orang lain, terlebih orang itu adalah saudara tiri nya sendiri,, anak dari wanita yang telah dia rusak rumah tangga nya beberapo tahun yang lalu!!!
Baginya cinta adalah sebuah kebenaran, tetapi pandangan orang lain tidak seperti itu.
Bertemu Tristan yang tidak sengaja datang bersamaan dengan Aura membuat Lidya teringat pada Oma Diana,,
Bukan kah Tristan adalah cucu Oma Diana?? tidak ada salahnya jika ia menawarkan perjodohan, selain sudah saling kenal Tristan juga seorang pria single.
Untung saja dia dan Oma Diana sudah bertukar nomer ponsel saat bertemu di acara fashion show Aura beberapa waktu yang lalu.
"sudah lama menunggu Bu Lidya.." Oma Diana baru tiba ditempat yang mereka sepakati
"hai Bu Diana.. ngga kok saya juga baru dateng.." Nyonya Lidya menyabut hangat kedatangan Oma Diana.
.
"sudah lama ya kita ngga begini, biasanya kita sering makan bersama Aura dan Bianca.." ucap Oma Diana sedikit menggali ingatan tentang kedekatan mereka saat Bianca masih ada.
"betul sekali Bu.. tapi ngga apa-apa Bu.. kita masih bisa silahturahmi kan.."
"ya.. anda benar.." Oma Diana tersenyum simpul
.
"Bu Diana.. maaf kalau saya agak sedikit kepo.. apa Tristan sudah menikah lagi??" tanya nyonya Lidya setelah basa basi banyak obrolan mereka yang ngalur ngidul kesana kemari mengingat banyak nostalgia.
"hmmm! anak itu entah lah.. apa yang ia cari..? saya juga tidak mengerti karena sampai hari ini Tristan belum menentukan pilihan"
Nyonya Lidya bernafas lega, ternyata Tristan juga masih sendiri.
" kita sama Bu Diana.. saya juga masih pusing sama Aura.. entahlah kapan dia mau berumah tangga..." ujar nyonya Lidya menumpahkan sesuatu yang mengganjal di hatinya.
Hening sejenak.
Oma Diana butuh sedikit waktu untuk berpikir. Sebenarnya dia sangat menyukai Zara.. tapi apa daya gadis itu sudah bersuami.
"kita punya masalah yang sama ya Bu Lidya.. bagaimana kalau kita buat rencana perjodohan untuk mereka??" Oma Diana menawarkan sesuatu yang memang hendak dicari oleh Lidya,, dia cukup kenal dengan sosok Tristan yang sangat menyayangi mendiang Bianca, mungkin saja Tristan bisa jadi pengganti Aldi bagi putrinya.
***
Tumben-tumben Oma Diana meminta Tristan untuk makan malam dengan seseorang di sebuah restoran Jepang, sambil bawa bunga pula. Dia bisa tebak pasti Oma tengah merencanakan sesuatu agar dia bisa mengenal wanita lagi.
Tristan tiba lebih awal, Sebuah ruang VIP telah disediakan untuk pertemuan ini. Yah! dia ikuti saja kemauan omanya.
.
Pintu ruang VIP terbuka,, dari balik pintu muncul seorang gadis yang tidak asing, mengenakan gaun selutut berwarna pastel. Tristan terperangah mendapati kehadiran Aura disana.
"kamu???" Aura mendengus kasar, dia tidak mengira bahwa akan di jodohkan dengan Tristan. Sejak tadi sore mamanya terus saja meminta nya untuk datang ke restoran Jepang yang sudah ditentukan. Ada yang mau kenalan katanya.
-astaga mama...- keluh Aura membatin,, dia tahu kalau si pria maskulin ini selalu mendekati Zara... !!
.
Beberapa hidangan tersaji diatas meja, dua orang yang duduk lesehan didalam ruang VIP itu masih sibuk dengan pikiran masing-masing antara harus percaya atau tidak. Meskipun sudah saling kenal tapi entah apa yang harus dibahas sekarang, mereka tidak terlalu dekat lagipula Tristan sedikit agak tau tentang hubungan si desainer dengan suaminya Zara!
"mama ku dan Oma kamu seperti nya mau mendekat kan kita berdua.." ucap Aura memecahkan keheningan yang sejak tadi tercipta, Tristan mengerenyitkan dahi sembari meletakkan sumpit kemeja.
"menurut mu apa ada hal lain??"
Aura menggeleng. "aku rasa itulah tujuan mereka,, bagaimana menurut mu?"
Tristan tersenyum sinis,, "aku tidak pernah menaruh hati padamu, sejak kita kenal dulu dan mungkin juga saat ini"
Aura membuang muka,, ucapan Tristan yang dingin cukup membuat nya merasa sedikit tersinggung "apa kau pikir aku tidak berbeda dengan mu?? aku juga tidak pernah punya perasaan padamu..."
Yah! mereka hanyalah dua orang yang terjebak pada cinta yang tidak seharusnya, sejak mendengar berita kehamilan Zara, Tristan merasa bahwa dia memang harus move on dari perasaan terhadap gadis berwajah sendu.
"baguslah kita tidak perlu melanjutkan bukan" pungkas Tristan dingin, dia segera berdiri memanggil seorang pelayan lalu membayar tagihan makan malam mereka.
"terimakasih sudah mau menemui ku... bunga ini untuk mu"
Aura memasang wajah kurang senang, segera beranjak dari sana menenteng buket bunga pemberian Tristan. Usaha mamanya hanya akan sia-sia saja!!
.