Suasana bioskop cukup ramai karena ini akhir pekan,, Aldi mengenakan topi dan kacamata hitam, ia sengaja menyusul Zara diam-diam,, lagi pula ia sebenarnya tidak ada kesibukan,, dirumah sendirian seperti orang bodoh, mau menemui Aura ia sedang tidak berminat.. mana tahu kan karena ia tidak ikut Zara malah mengajak CEO tampan yang berusaha mendekati istrinya!
.
Aldi segera menyelinap di balik dinding setelah mendapati keberadaan Zara bersama teman-temannya.. disana ada Widya,Nanda, lalu dua orang cowok dilihat dari perawakan mereka kelas mahasiswa... mungkin pacaranya Widya dan Nanda.. selidik Aldi dalam hati.
mereka tampak asik bercengkrama, Zarapun terlihat tertawa lepas.. pemandangan yang jarang ia lihat ketika mereka bersama, tawa indah yang tanpa beban.
Tak lama suara panggilan "pintu teather 2 akan segera dibuka.." tampak Zara serta rombongan bersiap. Aldi buru-buru beli tiket juga.. sebelum kehilangan jejak.
Apesnya ia dapat dikursi paling depan.. sementara Zara dan kawan-kawan di kursi barisan tengah. Aldi memutar otak,, apa yang mau ia selidiki kalau target berada membelakangi nya.
"hei bung.." tegur Aldi pada cowok bertampang culun mengenakan kacamata tebal duduk dua baris dibelakang Zara "bisa aku duduk disini.." bisiknya pada cowok itu..
"tapi ini tempat ku.."
"sudah jangan berisik.. kau jomblo juga kelihatan nya.. ini ambillah.." Aldi menyodorkan beberapa lembar uang merah
"kau menyogok ku.."
"bukan Bambang.... ini ucapan terimakasih.. ayoo cepat aku sedang menyelidiki istriku..." geram Aldi berbisik tak sabar asal sebut nama orang.
"aku bukan Bambang"
"ahh terserah siapa namamu aku tak perduli,, cepat kau mau tidak" desak Aldi makin tak sabar, Zara sempat menoleh kebelakang mendengar grasak gerusuk sebelum film dimulai, tapi suasana sudah gelap ia tak bisa melihat siapa yang berisik dibelakang.
hahahaha... Aldi tertawa puas... ia dapat kursi dua baris tepat dibelakang Zara ,, sedikit mencurigakan memang karena disebelah Zara belum ada yang menempati.. bisa jadi juga kan itu kursi untuk Tristan??!!
***
Benar saja menurut dugaan Aldi ,, seorang pria mengenakan topi dan berkaos hitam duduk disebelah Zara..
"Tristan kau seperti lem saja..." geram Aldi lagi,, suasana yang gelap memang membatasi pandangan nya untuk memastikan apa benar itu sosok Tristan! tak apalah yang penting ia bisa mengamati dari dekat,,jika pria kaya dan maskulin itu mau mengambil kesempatan ada dia yang siap menghalau...
Film berdurasi dua jam itu akhirnya selesai juga,, ia tak peduli apa yang diceritakan pada layar besar yang menayangkan film horor nan menyeramkan. Aldi tak sabar untuk menangkap basah pria yang duduk disebelah istrinya. Dengan sigap ia berpura menumbruk tubuh pria itu..
"maaf..." ucapnya ketika ia dapati pria itu bukanlah Tristan.
Zara menoleh asal suara yang ia kenal didalam kerumunan orang-orang yang hendak keluar dari ruang teater.
"seperti suara Aldi..." gumamnya, tapi yang ia sangka tidak ada disana.. "huftt.. mungkin perasaan ku saja..."
.
Mereka masuk kedalam restoran siap saji untuk mengisi perut yang mulai keroncongan,, Aldi memilih duduk disudut tersembunyi, tetap dengan gaya detektif mencari informasi.
"Zara,, kau jadi sendiri begini... kenapa suamimu itu tidak ikut.." keluh Nanda
"hehehe.. mungkin lain kali, suamiku sibuk.." Zara berkilah
"coba ajak CEO tampan itu.. aku ingin melihat nya lagi.." gurau Widya dengan bahasa khasnya.
"apaan sih.. suami Zara aja sibuk apalagi kakak CEO itu.." cibir Nanda,, bibir Widya maju lima centi , Nanda selalu saja menghentikan ucapannya kalau sudah berhubungan sama kakak CEO tampan (julukan yang diberi oleh Widya).
Ada sesuatu yang janggal menurut Zara, ia merasa ada seseorang yang mengikuti gerak geriknya, ia menoleh keseluruh sudut restoran siap saji ini. Tak ada yang mencurigakan kecuali pria yang dengan wajah tertutup kertas berisi daftar menu yang duduk dipojokan.
Setelah makan ia memutuskan jalan sendiri, tidak enak jadi obat nyamuk temannya yang berkencan. ia mulai berjelajah, masuk ke counter DIY ,, melihat boneka, dan beberapa benda unik yang menarik perhatian.
Pria di restoran tadi tampak berada tidak jauh darinya, Zara jadi merasa khawatir,, bisa jadikan itu pria cabul yang mengincar gadis-gadis muda. Zara mempercepat langkah setelah membeli sepasang mug dengan karakter bentuk LoVe, yang jika disatukan menjadi bentuk LoVe sempurna dan jika dijauhkan hanya ada bentuk separuhnya. Ia berencana satu untuk nya satu lagi untuk Aldi.
Pria penguntit tetap mengikuti nya. Diantara kerumunan orang Zara menyelinap ditikungan, ia penasaran apa maunya pria cabul yang jadi penguntitnya. Nafas Zara ngos-ngosan,, ia menyesal berpisah dari Widya dan Nanda .
"rasakan ini.." Zara melunjurkan kakinya hingga sang penguntit terjatuh.
brukkk!!!
"auucchh..."erang nya menengadah.. Astaga!! Zara menutup mulut, matanya terbelalak melihat siapa si penguntit...
cara menguntit yang sama sekali tidak keren!!!
"hahahaha.. hai.. hai.. Zara kebetulan sekali kita ketemu disini..." Aldi gelagapan,, wajahnya bersemu merah
Zara mengerenyitkan dahi,, ia tak menyangka bisa-bisanya Aldi jadi penguntit konyol seperti ini, sudah jatuh masih sempat tertawa dan berkilah.
mungkin Aldi sedang kesambet setan kepo.. makanya akhir-akhir ini dia sering mengamati dengan cara yang aneh... pikir Zara geli sendiri.
Sementara tersangka penguntit bingung harus melakukan apa.. ahhh.. malu banget akhirnya....
***