webnovel

Penjaga hati Zara

Pernikahan mendadak itu harus terjadi antara Zara dan Aldi. sebuah kejadian yang tak sengaja membuat mereka terpaksa harus menikah. Bagi Zara itu semua demi harga dirinya tapi bagi Aldi ini saatnya ia pergi dari Aura! Sang pemilik resto berwajah tampan ini ingin mengakhiri perasaan yang lama menyiksanya. Perasaan cinta yang hanya dibalas dengan sebuah persahabatan. Namun siapa sangka, saat keputusan dibuat sang cinta malah datang menghampiri tanpa aba-aba. "kau yakin akan pergi dariku?? tidak bisa kau menungguku sebentar lagi.,." suara Aura bergetar ia tak sanggup lagi menutupi perasaan yang ia simpan lama. Perasaan yang hanya ia mau Aldi tau saat ia sudah meraih mimpinya. mimpi menjadi seorang designer terkenal. Siang malam ia berusaha sampai mengabaikan perasaan Aldi padanya. Tapi tak dinyana sang pujaan malah memilih gadis lugu berwajah sendu berusia 21 tahun yang bahkan belum menyelesaikan kuliahnya. Aldi goyah... rasa sesal, marah, kecewa bercampur jadi satu, sempat ia ingin meninggalkan Zara dihari pernikahan tapi ia terlanjur berjanji pada nyonya Almira ibunda Zara bahwa ia akan menepati ucapannya yang untuk menikahi Zara . "aku hanya akan menghentikan pernikahan ini jika kau yang ingin menghentikan" Zara menatap lekat pada pria yang akan ia nikahi besok lusa. Perlahan Aldi melepaskan cengkramannya. Gadis baik bunda itu terlalu baik untuk disakiti. Sementara cinta yang ia inginkan selama bertahun-tahun kini ada dihadapannya. Akankah Zara dan Aldi bisa hidup bersama??

Nurhayati_Effendy · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
142 Chs

Hilang (1)

Shanum perlahan mengangkat kepalanya, gadis berambut gelombang sebahu itu menyadari dia tertidur dengan posisi tidak seharusnya.

Melirik jam 4.30 pagi.

-aahhh kemana Zara?- gumamnya sambil menguap.

shanum menyeret langkah ke arah kamar mandi, mencoba mengetuk mungkin Zara didalam.

"Zara.. kau didalam..??" tak ada sahutan dan memang tak ada orang didalam.

kali ini Shanum ke dapur, juga tidak ada, dia coba melihat ke balkon, tetap tidak ada. Pintu rapat terkunci dari dalam.

"Zara ... Zara .. kau dimana??" shanum mencoba mencari disekeliling apartemen yang tidak terlalu luas itu

Kosong!!

ia coba keluar memperhatikan sekitar, sepi!

shanum meraih handphone nya mencoba menghubungi Zara,, terdengar bunyi nada dering dari ponsel Zara didalam kamar.

seketika ketakutan menyergap shanum,,

Shanum coba mengenakan sweeternya, keluar dari dalam apartemen, mencari ke atap, tapi pintunya terkunci.

turun ke lantai dasar menemui security siapa tau ada yang melihat Zara .

"pak Dewa..." shanum coba bertanya pada pak Dewa yang sedang menikmati secangkir kopi hitam hangat dipagi yang dingin

"ya nona..."

"apa pak dewa melihat Zara?"

Pak Dewa mencoba menggali ingatannya...

"sepertinya sejak tadi aku tidak melihat siapapun..."

"oh ya terimakasih pak..." shanum menyeret langkah keluar apartemen, melihat kekanan dan kekiri siapa tau ia akan melihat Zara.

Dia ingat selain atap apartemen Zara suka ketaman dekat apartemen mereka.

tergopoh-gopoh Shanum berlari kecil menembus dinginnya pagi. Hatinya berkecamuk, matanya mulai berkaca mencari jejak sang adik. Setaunya Zara adalah gadis yang ceria, dia tidak pernah menyimpan rahasia dari kakak perempuannya satu ini.

tapi sekarang apa yang terjadi???dimana Zara??

Shanum mempercepat langkah ke parkiran motor untuk memastikan keberadaan matic kesayangan Zara , tetap ada pada posisinya!

Shanum melaju bersama sedan Agy* putih hasil jeri payah nya mencari rejeki di tanah rantau, menuju rumah kak Raihan. Pikirannya sangat kacau!!

mobil yang dikendarai shanum melaju seperti tak terkendali, jantungnya berdegup kencang.

"Zara,.. jika terjadi sesuatu pada mu aku tidak akan memaafkan diriku...hiks.." shanum mulai terisak.

rem mobil berdecit dihalaman rumah tanpa pagar tempat tinggal kak Raihan.

Shanum mengetuk dengan tidak sabar, dia berharap Zara ada disini. tak lama pintu terbuka.

"shanum??" Naura yang berada dibalik pintu merasa heran apa yang membawa shanum kemari dijam enam pagi, sudah satu jam lebih shanum seperti orang hilang akal mencari Zara.

"apa Zara disini??" napas shanum ngos -ngosan

"siapa???" suara kak Raihan dari dalam. "ooh shanum tumben..."

"kak... apa Zara disini..??" tanya itu membuat alis Raihan menyatu.

"tidak... "

"astaga aku hampir gilaaa...." keluh shanum kini runtuh pertahanannya, kaki nya melemah.

"hai.. kenapa" Raihan mencoba meraih tubuh luruh shanum .

.

Shanum sudah mulai agak tenang. ia duduk di kursi teras depan , menceritakan apa yang dia alami di jam 4.30 tadi.

Raihan tertegun...

apa ini ada hubungan dengan permintaannya dengan sibungsu??