webnovel

Jia Jin Sheng, Sebenarnya Aku Tidak Ingin Membunuhmu

Éditeur: Wave Literature

Hujan turun dengan derasnya.

Awan-awan berwarna keabuan memenuhi langit. Dari kejauhan, pegunungan terlihat berwarna hitam pekat.

Hujan deras itu menyatukan langit dan bumi.

Bum!

Dalam sekejap, kilat pun muncul di langit bagaikan seekor ular perak. Kilat itu menghilang dalam sekejap.

Hujan musim semi seperti memberi tanda bahwa ia akan digantikan dengan hangatnya musim panas.

Di Gunung Qing Mao, bambu-bambu hijau di hutan terus berdiri tegak. Mereka terus melindungi diri dari serangan angin dan hujan. Semua pucuk bambu itu selalu menunjuk ke arah langit biru.

Di Desa Gu Yue, rumah demi rumah terus berdiri tegak meskipun hujan deras menyerang mereka. Di luar desa, gerobak-gerobak para pedagang mulai bersiap melakukan perjalanan.

"Hujan ini sangat deras. Selalu perhatikan langkah kaki kalian."

"Jangan sampai tertinggal. Para Gu Master, kalian harus mengontrol Gu kalian dengan benar – terutama si kumbang gemuk. Jangan sampai dia menghalangi jalan lagi!"

"Untuk para pejuang bela diri, kalian harus buka mata lebar-lebar dan perhatikan sekeliling kalian dengan teliti. Awas kalau sampai ada barang yang hilang!"

Terdengar berbagai sahutan dari para pedagang.

Setelah mereka singgah di Desa Gu Yue selama tiga hari, inilah saat bagi mereka untuk pergi menuju destinasi mereka selanjutnya.

Hujan deras itu menyapu seluruh langit dan bumi. Jalanan di sekitar desa dipenuhi oleh batu-batu besar, dan itu bukan masalah bagi mereka. Namun setelah sekitar 500 meter, jalanan pun semakin menyempit dan penuh dengan lumpur.

Sang burung unta pun menundukkan kepalanya. Bulu-bulunya yang berwarna-warni basah dan menggumpal akibat hujan. Ia terlihat seperti seekor ayam yang kotor dan basah kuyup.

Sang kumbang pun berusaha menggerakkan tubuhnya yang gemuk. Langkah kakinya sangat lambat. Air hujan terus membasahi baju besinya yang berwarna hitam. Tetes-tetes air meluncur melalui kedua sisi tubuhnya, lalu jatuh ke tanah.

Sang laba-laba gunung yang berbulu pun juga basah kuyup. Bulunya yang berwarna hijau dan hitam saling melekat akibat air hujan.

Sebaliknya, para Gu katak terlihat senang. Mereka semua melompat sembari membawa sekumpulan barang dan Gu Master di punggung mereka. Sang ular bersayap pun menyimpan sayapnya kali ini. Tubuhnya yang gemuk melata di lumpur dengan senang.

Para Gu Master menggunakan kekuatan mereka untuk melindungi barang-barang mereka agar tidak basah kuyup.

Para Gu Master memposisikan diri mereka di antara para kumbang hitam. Kedua tangan mereka terangkat tinggi. Masing-masing dari mereka memiliki Cacing Golden Light One-stretch yang melayang sejauh satu inci dari tangan mereka.

Cairan primeval berwarna hijau tembaga pun mengalir memenuhi tubuh para cacing tersebut. Seluruh tubuh Gu bercahaya bagai sebuah biji emas. Cahaya itu lalu berubah menjadi sebuah gelembung transparan berwarna emas.

Kubah itu berukuran raksasa. Ia mampu melindungi seekor kumbang gemuk dan masih menyisakan tempat kosong.

Tetesan hujan yang mengenai gelembung melambung kembali ke angkasa. Namun, Gu tersebut membutuhkan banyak cairan primeval. Para Gu Master tak akan bisa menahannya lebih lama lagi.

Seperti yang telah diduga, seorang Gu Master menyahut setelah beberapa saat: "Cairan primeval-ku hampir habis! Siapa yang bisa menggantikanku?"

"Aku bisa!" Di saat bersamaan, seorang Gu Master yang lain maju ke depan dan menggantikan posisinya.

Beberapa Gu Master yang menunggangi laba-laba dan menarik gerobak langsung mengaktivasi Gu Green Silk dari dalam tubuh mereka.

Dengan pengaruh dari Gu tersebut, rambut mereka mulai tumbuh dengan lebat.

Manusia biasa memiliki paling tidak 100.000 helai rambut. Setiap helai itu berukuran sepanjang 5-6 meter. Helai-helai rambut itu menutupi tubuh para Gu Master dan semua hewan tunggangan mereka.

Gu Green Silk merupakan Gu tingkat satu yang sering digunakan untuk perlindungan. Ia membutuhkan sebesar 30% cairan primeval agar bisa digunakan. Ia bukan jenis Gu yang bisa dipakai secara berulang kali seperti Cacing Golden Light One-stretch.

Gu ini bisa digabung dengan Gu Babi Hutan agar berubah menjadi Gu Black Mane yang bertingkat dua.

Ketika beraktivasi, Gu Black Mane tidak hanya mengembangkan rambut di kepala, namun juga bulu-bulu yang menempel di tubuh. Dalam beberapa detik, tubuh sang Gu Master pun langsung dilindungi oleh rambut tebal berwarna hitam.

Di atas Gu Black Mane, terdapat Gu Steel Mane – sebuah Gu tingkat tiga.

Selain Cacing Golden Light One-stretch dan Gu Green Silk, banyak Gu Master yang tengah menggunakan Gu laba-laba air. Tubuh mereka diselimuti oleh jas hujan tipis berwarna biru.

Setiap tetes air hujan yang mengenai jas hujan tersebut langsung menyatu ke dalam jas.

Karena para Gu Master tersebut terus diguyur hujan, jas hujan di tubuh mereka semakin menebal. Sesekali mereka akan menghentikan Gu laba-laba air dan membersihkan air yang menggenang. Di saat itulah, jas hujan mereka akan kembali seperti semula.

Sementara itu, para pejuang bela diri terus bergerak dan mengawasi barang-barang yang ada. Sebagian besar dari mereka mengenakan jas hujan yang terbuat dari rotan. Namun karena mereka terus bergerak dengan cepat, tubuh mereka sudah terlanjur basah terkena air hujan.

"Cuaca sialan!" Para pejuang mengutuk dalam hati.

Musim hujan ini membuat jalanan semakin sulit dilalui.

Meskipun para pejuang bela diri memiliki fisik yang kuat, mereka tetaplah manusia biasa. Jika tubuh mereka dihantam hujan dan dipaksa untuk bekerja secara terus-menerus, mereka akan dengan cepat terkena flu. Tidak hanya flu; mereka juga kemungkinan bisa terkena penyakit yang berat. Jika itu terjadi, bisa-bisa mereka ditinggal oleh yang lain.

Jika mereka menemukan jalanan yang licin, ataupun serangan dari Gu dan hewan liar, nyawa mereka akan terancam.

Gerobak itu memang besar dan menampung banyak Gu Master. Namun setiap kali mereka melakukan perjalanan, jumlah penumpang yang ada selalu berkurang. Kebanyakan pejuang bela diri akan mati di jalanan, sementara para Gu Master sendiri mengalami luka-luka.

Jika mereka tidak beruntung, dan bertemu dengan sekumpulan makhluk buas – kemungkinan mereka semua akan mati terbunuh.

Selain bencana alam, ada juga bencana yang disebabkan oleh manusia. Ada beberapa desa yang tidak menyambut para pedagang dengan baik. Beberapa dari penduduk bahkan suka menjarah para pengunjung dari tempat lain.

"Kami pergi dulu! Sampai jumpa tahun depan!" Beberapa Gu Master duduk di punggung Gu tunggangan mereka dan berbalik ke arah para penduduk.

Di depan gerbang desa, banyak penduduk yang berkumpul untuk mengantar para pedagang keluar.

"Kalian harus datang lagi minggu depan!" Anak-anak yang tidak rela membiarkan mereka pergi pun menyahut.

Para orang dewasa pun terlihat khawatir.

"Perjalanan ke depan selalu penuh kejutan. Di masa yang sulit seperti ini, apakah kita bisa melihat wajah-wajah yang sama tahun depan?"

"Baik di gerobak maupun di desa, mencari uang selalu tidak mudah."

Ketika gerobak para pedagang mulai berjalan menjauh, para penduduk pun meninggalkan tempat mereka.

Suasana pasar yang penuh sukacita pun telah menghilang. Jalanan yang tadinya dipenuhi tenda dan toko, kini terlihat sangat berantakan. Tanah dan rerumputan telah diinjak berkali-kali oleh para penduduk. Hujan pun membasahi tanah, membentuk sekumpulan lumpur dan lubang yang dipenuhi oleh air hujan. Ditambah lagi, banyak sampah yang berserakan.

Fang Yuan berdiri di sebuah lereng gunung yang terpencil. Ia menyaksikan kepergian para pedagang seorang diri. Gerombolan pedagang dan gerobak itu terlihat seperti ular piton yang gemuk dan berwarna-warni. Ular itu melata melewati jalanan gunung yang sempit dan hujan lebat yang berwarna keabuan – lalu perlahan memasuki hutan lebat.

"Ah, mereka telah diberkati hujan…" Fang Yuan menghela napas.

Ia memegang sebuah payung kertas berwarna kuning mentega sambil terus berdiri dalam diam.

Fang Yuan mengenakan pakaian sederhana yang terbuat dari kain linen. Tubuhnya kurus dan kulitnya pucat seperti seorang anak berumur 15 tahun pada umumnya. Rambut hitam pendeknya tertata rapi. Ujung-ujung rambutnya berayun tertiup angin.

Sementara yang lain mengutuk cuaca saat ini, Fang Yuan meratapi keberadaan hujan.

Ia telah membunuh Jia Jin Sheng kemarin malam dan membersihkan jasadnya. Namun, karena kejadian itu sangat tidak terduga, ada beberapa area yang masih terlihat kotor terkena darah. Apalagi karena gua itu tidak memiliki ventilasi udara – sehingga bau darah yang ada tidak bisa dihilangkan dengan mudah.

Dengan kedatangan hujan ini, ia dapat membasuh bau tersebut. Lubang batu itu pasti memiliki air terjun kecil, dan bau airnya akan menutupi baunya. Fang Yuan tak akan ketahuan untuk sementara waktu.

Tentu saja, lambat laun, kemungkinan ia tertangkap basah pun semakin besar.

Di dunia ini, ada berbagai macam Gu dan metode investigasi yang tak terhingga. Bahkan Fang Yuan sendiri hanya tahu sebagian saja.

Hujan menciptakan suara rintik-rintik ketika jatuh ke permukaan payungnya. Tetesan-tetesan air menuruni permukaan payung, lalu jatuh ke bebatuan di bawah kaki Fang Yuan.

Melihat para pedagang yang telah berbelok ke arah hutan dan menghilang, Fang Yuan sama sekali tidak merasa lega. Sebaliknya, ekspresinya terlihat suram.

"Meskipun level kultivasi Jia Jin Sheng lemah dan nilai bakatnya rendah, ia memiliki status yang spesial. Semua pedagang terlihat sibuk dengan bisnis mereka sendiri-sendiri, jadi tak ada yang menyadari bahwa ia menghilang. Namun lambat laun, semua akan mengetahuinya. Jika itu terjadi, Jia Fu akan kembali ke desa untuk melakukan penyelidikan. Di situlah tantangannya.

"Sang kepala keluarga Jia sengaja memasukkan Jia Jin Sheng dan Jia Fu ke dalam grup yang sama. Aku tahu dia memiliki tujuan tersembunyi. Secara kultivasi, level mereka bagai langit dan bumi. Tingkat kelicikan mereka juga tidak dapat dibandingkan. Ia berbuat begitu agar Jia Jin Sheng dapat menerima kenyataan yang ada dan hidup dengan damai. Di saat yang bersamaan, ia juga menguji sifat Jia Fu. Jika ia terlalu keras pada Jia Jin Sheng, bagaimana sang kepala bisa menyerahkan posisinya kepada Jia Fu?"

"Jia Jin Sheng tak pernah memahami tujuan ayahnya. Meskipun ia cerdas, sayang sekali ia tak dapat menggunakan kecerdasannya dengan baik. Padahal ia benar-benar seorang pion yang baik."

Fang Yuan merasa menyesal di dalam hati. Dengan pengalaman hidupnya selama 500 tahun, ia dapat memahami situasi yang ada.

Ketika ia melihat pertengkaran kedua bersaudara, ia bisa langsung melihat bahwa mereka memiliki hubungan yang rumit. Karena itu, ia langsung memanfaatkan situasi tersebut.

Menurutnya, Jia Jin Sheng adalah pion yang paling cocok. Meskipun level kultivasinya rendah, ia memiliki posisi yang tinggi. Dan meskipun ia merupakan sosok yang cerdik, ia tak punya cukup pengalaman. Oleh karena itu, Fang Yuan bisa memperdaya dia dengan mudah.

Sekali dimanipulasi, pion itu akan menjadi berguna.

Pertama, ia bisa memanfaatkan koneksinya untuk menjarah berbagai harta yang ada. Jika ada pembunuhan suatu saat nanti, ia bisa langsung mencuri harta si korban.

Kedua, Fang Yuan bisa diam-diam memanfaatkan gambar berjalan itu untuk menimbulkan konflik antara tiga keluarga besar di Gunung Qing Mao. Saat mereka lengah, Jia Jin Sheng bisa langsung meraup harta mereka.

Ketiga, Fang Yuan bisa memanfaatkan masalah keluarga yang sedang dihadapi Jia Jin Sheng. Karena perselisihan antar kedua kakaknya melibatkan orang-orang besar, maka keuntungan yang didapat juga besar. Fang Yuan bisa memanfaatkan hal itu untuk mengambil harta terbesar untuk dirinya sendiri.

"Level kultivasiku masih terlalu rendah, jadi aku tak bisa melakukan apapun sesukaku. Jika aku memiliki pion, ia bisa melakukan apapun yang tak bisa aku lakukan. Dengan begitu, resiko yang aku terima juga kecil. Jika aku ketahuan, aku bisa langsung menyingkirkan pion itu dan menyelamatkan diriku sendiri."

"Orang-orang di sekitarku tahu banyak hal, dan mereka juga setia pada keluarga mereka. Karena itu, mereka tidak bisa dimanipulasi dengan mudah. Hanya orang asing seperti Jia Jin Sheng yang bisa kumanfaatkan. Sayangnya, aku tak menyangka bahwa Biksu Flower Wine akan meninggalkan warisan."

Karena Biksu itu merupakan seorang Gu Master tingkat lima, warisannya jauh lebih berharga daripada pionnya.

Tentu saja, akan lebih baik jika ia bisa mendapatkan keduanya. Namun karena mereka dihadapkan dengan harta seperti itu, Jia Jin Sheng tak bisa lagi dikontrol. Ia harus segera disingkirkan.

"Tak akan ada yang berjalan mulus di dunia ini." Fang Yuan menghela napas, lalu menggeleng.

Kemunculan warisan milik sang Biksu telah merusak rencana awal Fang Yuan. Ditambah lagi, seluruh gambar dan video di dinding telah menghilang setelah kemunculan wajah sang Biksu. Hanya ada kalimat berdarah yang menyuruh Fang Yuan untuk menghancurkan gambar itu – lalu akan muncul sebuah pintu masuk rahasia menuju gua yang lain. Jika ia mengikuti lorong, ia akan mendapat warisannya.

Tulisan berdarah tersebut hanya muncul sebentar sebelum akhirnya menghilang. Bersamaan dengan itu, gambar di dinding juga menghilang dan digantikan dengan dinding gunung biasa.

Fang Yuan menghabiskan waktu semalaman untuk menghilangkan jejak pembunuhan yang telah ia buat. Ia sama sekali tak punya waktu untuk menghancurkan dinding tersebut.

"Karena aku terburu-buru membunuh Jia Jin Sheng, aku akan menghadapi banyak masalah di masa depan. Aku tak akan selamat dalam waktu yang lama. Meskipun aku telah menghilangkan barang buktinya, aku tetap akan menghadapi masalah suatu hari nanti. Kalau begitu, aku harus menunjukkan cacing Liquor-ku dengan cara lain. Aku juga tak bisa pergi ke gua rahasia lagi. Aku harus tetap tinggal di desa selama beberapa waktu – kalau-kalau ada penyelidikan suatu saat nanti."

Fang Yuan berbalik sembari memegang payungnya, lalu ia berjalan menuju desa.

"Begini pun juga tidak apa-apa bagiku. Aku bisa memanfaatkan waktu yang ada untuk mengembangkan cairan primeval. Dengan banyaknya batu primeval yang aku miliki, aku bisa dengan cepat mencapai jenjang menengah. Setelah itu, kekuatanku akan bertambah dua kali lipat, dan aku bisa mendapat warisan itu dengan mudah dan penuh percaya diri."

Warisan seorang anggota Faksi Demonic tidak semudah milik anggota Faksi Righteous. Untuk mendapatkannya, seseorang harus melewati berbagai tugas dan rintangan yang berbahaya. Jika mereka tak bisa melewatinya, nyawa mereka menjadi taruhan.

"Dunia sangat sulit diprediksi, namun itulah yang membuat semuanya menarik." Fang Yuan tersenyum dingin.

Pegunungan yang berwarna hijau terlihat bercampur dengan warna keabuan milik hujan yang turun dengan lebat.

Angin dingin pun berhembus, dan tetes-tetes hujan jatuh membasahi bahu Fang Yuan. Ia menggigil.

Sekali lagi, ia memikirkan Jia Jin Sheng.

Ia mendesah dalam hati, "Jia Jin Sheng, sebenarnya aku… tidak ingin membunuhmu."

Ia telah membuang sebuah pion yang bagus.