Saat lawannya menghalau lemparannya itulah, dijadikan kesempatan oleh Dewa Meti untuk melakukan salto ke belakang dengan cepat. Saat menjapai meja senjata, ia langsung meraih tongkat yang terbuat dari sejenis besi kuning tapi lentur. Saat ia berbalik ternyata ujung pedang lawannya sedepa lagi akan menembus pangkal leher atau jantungnya, maka dengan gerakan yang amat cepat pula ia memiringkan tubuhnya ke kanan sembari menghantamkan ujung tongkatnya ke arah pedang. Tetapi hantaman itu tidak mengenai sasaran karena lawannya menarik kembali tangannya sebelum dengan cepat menebas kembali pedangnya dengan cepat ke batang tongkat yang dipegang oleh Dewa Meti.
Trang...!
Suara benturan dua senjata yang terbuat dari logam itu terdengar nyaring yang disertai percikan bunga api.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com