Tubuh keenam penyamum terlempar dari punggung kuda tunggangannya masing-masing, dan saat kemudian Dato Hongli telah duduk kembali di atas punggung kudanya. Dan luar biasanya lagi, Meilin tetap duduk manis di punggung kuda yang tadinya dipakai oleh pemimpin penyamun dan dirinya.
“Pertama kalian sudah diberi pelajaran oleh muridku dan tak sampai membuat kalian cacat, demikian juga aku,”ucap Dato Hongli dengan suara tanpa tekanan, “tetapi jika untuk kali ketiga kalian mengulangi perbuatanmu terhadap calon istri muridku dan keluarganya, maka riwayat kalian tamat!”Lalu berkata pada Meilin, “Ayok, Nak, jalan duluan, aku mengikutimu dari belakang.”
“I...iya, Kek,” sahut Meilin dengan wajah sangat gembira sekali, lalu menyentakkan tali kekang kuda tunggangannya, berbalik arah, dan melarikan hewan tunggangannya dalam kecepatan sedan. Dato Hongli mengikutinya dari belakang.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com