webnovel

PENDEKAR TAPAK DEWA

Kebiadaban yang dilakukan oleh gerombolan La Kala (Kelompok Merah-Merah) di bawah pimpinan La Afi Sangia makin merajalela. Terakhir mereka membantai penduduk Desa Tanaru beserta galara (kepala desa) dan keluarganya sebelum desa mereka dibumihanguskan. Mayat-mayat bergelimpangan di mana-mana yang sebagian besarnya hangus bersama rumah-rumah mereka. Darah Jenderal Hongli alias Dato Hongli mendidih menyaksikan bekas aksi kebiadaban yang di luar batas kemanusiaan itu. Darah kependekarannya menangis dan jiwanya menjerit. Tetapi ada sebuah keajaiban. Di antara mayat-mayat bergelimpangan ada sesosok bayi mungil yang kondisinya masih utuh. Tubuhnya sama sekali tak bergerak. Sang bayi malang seolah-olah tak tersentuh api walau pakaiannya telah menjadi abu. “Oh...ternyata bayi ini masih hidup,” desah sang mantan jenderal perang kekaisaran Dinasti Ming. Diangkatnya bayi itu seraya lanjut berucap, “Akan kubesarkan bayi ini. Dia adalah sang titisan para dewa. Akan kugembleng ia agar kelak menjadi seorang pendekar besar. Kelak, biarlah dia sendiri yang akan datang untuk menuntut balas atas kematian keluarganya serta seluruh penduduk desanya. Akan kuberi bayi ini dengan nama La Mudu. Ya, La Mudu, Si Yang Terbakar...!” Lalu sang pendekar besar yang bergelar Wu Ying Jianke (Pendekar Tanpa Bayangan) itu mengangkat tubuh bayi itu tinggi-tinggi dengan kedua tangannya. Ia berseru dengan suaranya yang bergetar membahana: “Dengarlah, wahai Sang Hyang Dewata Agung....! Aku bersumpah untuk menggembleng dia menjadi seorang pendekar besar yang akan menumpas segala bentuk kejahatan di atas bumi ini..!! Wahai Dewata Agung, kabulkanlah keinginanku ini...!! Kabulkan, kabulkan, kabulkan, wahai Dewata Agung...!” Sang Hyang Dewata Agung mendengar permohonannya. Alam pun seolah mengamininya. Cahaya petir langsung menghiasi angkasa raya yang disusul dengan guruh gemuruh yang bersahut-sahutan. Tak lama kemudian hujan deras bagai tercurah mengguyur bumi yan

M Dahlan Yakub Al Barry · Fantastique
Pas assez d’évaluations
89 Chs

Bab 40. Bumi Osu

“Ada seorang pemuda seusia Putri Mantika yang ikut menjadi pajuri baru,”jawab Paduka Sandaka Dana berterus terang. “Dia seorang jawara yang berilmu sangat tinggi.”

“Lantas Paduka mencurigai pemuda itu adalah bayi laki-laki itu?”

“Iya, karena wajah pemuda yang bernama La Mudu itu demikian mirip dengan putri angkatku itu.”

Bumi Osu alias La Mili memandang kegalauan yang kembali muncul di wajah sang junjungan, lalu tiba-tiba ia tertawa.

“Hai, apa ada yang lucu?”tanya Paduka Sandaka Dana heran bercampur sedikit gusar.

“Bukankah wajah hamba dengan Yang Mulia juga nyaris bagai pinang sebelah dua juga, tapi sama sekali bukan saudara kembar?”ucap Bumi Osu.

Sesaat Paduka Sandaka Dana menatap Bumi Osu dengan tajam, lalu tiba-tiba ia ikut tertawa. “Hua ha ha ha ha... Benar katamu!”

“Tapi hal yang masih membuatku gelisah adalah mimpiku, Bumi Osu,”ucap Paduka Sandaka Dana kemudian. Wajahnya kembali serius.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com