"Baik, besok aku akan menyebarkan undangan kepada semua pendekar. Aku harap kau mau membantuku," kata Raka Kamandaka.
"Masalah itu kau jangan khawatir, aku sudah menyiapkan semuanya,"
"Apakah ada lagi yang ingin kau bicarakan?"
"Tidak ada. Sekarang bukan waktu yang tepat buat bicara,"
"Lalu?"
"Coba palingkan tubuhmu,"
Raka langsung mengangguk. Dia memalingkan tubuhnya. Begitu berpaling, betapa kagetnya pemuda itu karena mengetahui bahwa di sekitar tempat terakhir sudah berdiri dua puluhan pendekar kelas satu.
Puluhan pasang mata sedang mengawasi keduanya. Orang-orang itu tampil secara terbuka. Mereka tidak lagi memakai cadar. Kecuali hanya satu orang.
Orang yang satu-satunya memakai cadar itu berdiri tepat di tengah-tengah para pendekar yang lain. Orang tersebut mempunyai bentuk tumbuh sempurna. Rambutnya hitam mengkilap dan panjang sampai ke tulang ekor.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com