Li Wei menatap musuh-musuh yang muncul di hadapannya. Mereka terlihat mengerikan, dengan wajah yang menakutkan dan senjata yang bersinar tajam. Suasana seakan dipenuhi dengan hawa pertempuran, dan Li Wei merasakan jantungnya berdebar kencang. Namun, rasa takut itu segera diubahnya menjadi keberanian.
"Ini adalah ujian yang harus kutempuh," bisiknya pada diri sendiri, meneguhkan tekadnya. Dia mengingat semua yang telah dilaluinya, semua impian dan harapan yang membara dalam dirinya. Dengan semangat yang menyala, dia bersiap menghadapi tantangan.
Musuh pertama, seorang pria besar berotot dengan mata menyala, melangkah maju. Dengan serangan yang cepat, ia mengayunkan kapak besar ke arah Li Wei. Li Wei terkejut, tetapi nalurinya langsung bereaksi. Dia melompat ke samping, menghindari serangan itu.
"Dia tidak akan mengalah begitu saja!" teriak Jiro dan Meiyang terlihat mengawasi dari jauh, meski dalam bentuk bayangan.
Li Wei mengumpulkan kekuatan dalam dirinya, mengingat pelajaran yang diajarkan gurunya tentang seni bela diri. Dia mengarahkan fokusnya pada pergerakan musuh, mencari celah untuk menyerang. Dalam sekejap, dia melancarkan serangan balik, menggunakan tendangan yang kuat ke arah lutut musuh.
Musuh terhuyung, dan Li Wei tidak menyia-nyiakan kesempatan. Dia melanjutkan serangan dengan serangkaian pukulan cepat, menciptakan kombinasi yang tidak terduga. Akhirnya, dengan satu gerakan
akurat , Li Wei berhasil menjatuhkan musuh pertama.
Ec
Namun, kemenangan tersebut tidak berlangsung lama. Dua musuh lainnya segera menyerang secara bersamaan. Li Wei berlari ke belakang, mencoba mengatur napas dan merencanakan langkah berikutnya. "Aku harus lebih cepat dan lebih cerdik," pikirnya.
Dia mendapati dirinya berhadapan dengan musuh kedua, seorang wanita ramping dengan kecepatan luar biasa. Wanita itu menyerang dengan serangkaian pisau yang meluncur cepat. Li Wei berusaha menghindar, tetapi satu pisau berhasil melukai lengannya.
"Aah!" teriaknya, merasakan rasa sakit yang tajam. Namun, rasa sakit itu justru membangkitkan semangat juangnya. Li Wei menggigit bibirnya dan berusaha bangkit. "Aku tidak akan menyerah!" teriaknya, mengingat betapa banyak harapan yang ditaruh pada dirinya.
Dengan keberanian yang baru, Li Wei menggunakan teknik pertahanan yang diajarkan oleh gurunya, mengalihkan serangan wanita itu dengan gerakan yang elegan. Dia mengamati setiap gerakan dan mencari kelemahan. Akhirnya, saat wanita itu mengayunkan pisau dengan penuh semangat, Li Wei dengan cepat menendang pergelangan tangannya.
Pisau itu terjatuh, dan Li Wei mengambil kesempatan itu untuk melakukan serangan balasan. Dengan satu gerakan cepat, dia memukul wajah wanita itu dan menjatuhkannya ke tanah.
Musuh terakhir, seorang pria dengan aura gelap yang menakutkan, melangkah maju. Li Wei merasakan gelombang ketakutan, tetapi dia tidak bisa mundur. "Inilah saatnya!" teriaknya, menantang lawan di depannya.
Pria itu tersenyum sinis dan mulai mengeluarkan energigelap dari tangannya, membentuk bola energi yang mematikan. "Kau benar-benar berani, anak muda. Tapi keberanianmu tidak akan cukup untuk mengalahkanku!"
Li Wei menggeram, merasakan kekuatan dalam dirinya bangkit. "Aku tidak takut padamu!" Dia mengumpulkan semua energi yang bisa dia kerahkan, berusaha memfokuskan kekuatan yang telah dia pelajari.
Ketika pria itu melemparkan bola energi ke arahnya, Li Wei melompat ke atas dan menghindari serangan tersebut. Dengan semangat yang membara, dia mendarat di samping pria itu dan melancarkan serangan beruntun. Namun, musuh itu lebih cepat dan berhasil memblok serangan Li Wei dengan kekuatannya.
Pertarungan semakin intens. Li Wei tahu dia harus menemukan cara untuk mengalahkan pria itu sebelum semuanya terlambat. Dia teringat akan kata-kata penjaga: "Kau harus menemukan kunci di dalam dirimu."
Dengan tekad baru, Li Wei memfokuskan pikirannya pada energi dalam dirinya. Dia membayangkan kekuatan legendaris yang dia cari, mengingat semua ajaran yang diterimanya selama ini. Dalam sekejap, sebuah cahaya terang muncul di sekelilingnya, mengelilingi tubuhnya dan memberikan kekuatan yang luar biasa.
"Ini dia!" teriaknya, mengeluarkan energi yang sangat kuat. Dia meluncurkan serangan pamungkas, menghantam lawannya dengan kekuatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
Dari serangan itu, suara teredam terdengar, dan pria itu terjatuh, tidak mampu melawan. Li Wei berdiri di atasnya, menghela napas panjang. "Aku... aku melakukannya!" bisiknya, merasakan rasa bangga dan kebanggaan dalam hatinya.
Dengan mengalahkan semua musuhnya, Li Wei merasakan cahaya di sekelilingnya semakin terang. Dalam sekejap, dia merasakan tubuhnya kembali ke altar di hutan. Penjaga peninggalan itu tersenyum lebar melihat Li Wei. "Kau telah berhasil melewati ujian pertamamu, anak muda. Kekuatan sejati ada di dalam hatimu, dan hari ini kau telah menemukan bagian dari dirimu yang hilang."
Li Wei menatap sahabat-sahabatnya yang terlihat bangga dan terharu. "Ini baru permulaan," katanya dengan percaya diri. "Aku akan terus berjuang untuk menjadi lebih kuat dan melindungi orang-orang yang aku cintai."
Dengan hati yang bergetar penuh harapan, Li Wei bersiap untuk tantangan selanjutnya. Dia tahu, perjalanan ini belum berakhir. Kekuatan sejati menanti di depan, dan dia akan melanjutkan pencariannya dengan semangat yang tak tergoyahkan.