Hari ini aku benar-benar bosan berada di tempat kerja. Apalagi aku baru saja mendapat teguran dari Manager. Rasanya ingin sekali pergi berliburan. Tapi ini masih hari Senin.
Saat di kantin pun rasanya aku tidak bersemangat.
Aku ingin tidur. Jeritku dalam hati.
"Nay, kenapa kamu? Suram amat!" tegur Fara teman dekatku.
Aku tak menjawab dan terus termenung sambil mengaduk-aduk minumanku.
"Udah deh nggak usah terlalu dipikirin omongan tu si Gentong." tambah Maria. Ya! Kita semua tidak suka dengan Manager divisi kita karena beliau terkenal garang dan juga gemuk. Hehee....
"Ahh..." aku hanya menghela nafas panjang dan meminum air minumku.
"Ohya Nay... Aku lupa mau kasih tau kamu. Ada anak baru di divisiku. Dia masih training." ucap Listi tiba-tiba.
"Terus apa hubungannya sama aku?" tanyaku masih tak bersemangat.
"Dia mirip banget loh sama Rafi." tambah Listi.
Aku pun melirik ke arah Listi, "Ohyaa... Yang mana orangnya?" tanyaku sedikit penasaran.
"Kamu beneran nggak tau?" tanya Listi meyakinkan.
"Enggak..." jawabku singkat dan acuh.
"Satu perusahaan udah heboh dan ngomongin dia dimana-mana. Dia itu ganteng banget. Orangnya berkulit putih, berbadan tinggi, proposional, bulu mata dia kayak orang Arab, hidungnya mancung..Pokoknya perfect deh!" jelas Listi.
"Tapi Rafi kan berkulit coklat dan bulu mata dia biasa aja." jawabku.
"Ih..Pokoknya mirip Rafi. Semua orang juga bilang gitu kok! Nanti deh aku kasih tau orangnya." ucap Listi.
Aku pun hanya mengangguk yang sebenarnya aku tidak tertarik karena aku masih pusing memikirkan pekerjaanku.
Jam pulang kerja pun sudah tiba. Lega rasanya karena aku bisa beristirahat di rumah, pikirku.
Aku pun berjalan dengan tidak semangat.
Tiba-tiba Listi menabrakku dari belakang.
"Nay...Nay...itu tuh orangnya... Yang tadi aku bilang di kantin. Anak baru di divisiku yang mirip sama Rafi." ucap Listi sedikit terengah-engah karena mengejarku. Dan Listi pun menunjuk seseorang yang sedang berjalan tidak jauh di depanku menuju tempat parkir mobil.
Aku pun memerhatikan orang itu. Apa benar dia mirip dengan Rafi.
Namun pada saat aku sedang memperhatikannya. Dia pun menoleh ke arahku dan tersenyum. Tapi aku tidak menyadari itu karena terlalu sibuk memperhatikan apa benar dia mirip dengan Rafi.
"Nay... Dia senyum!" oceh Listi kegirangan.
Tiba-tiba aku ingat sesuatu.
"Eh! Dia kan yang pernah menabrakku waktu aku keluar dari toilet." ucapku.
"Kapan?" tanya Listi heran.
"Udah lama si. Sekitar seminggu yang lalu." jawabku dan segera aku melanjutkan langkahku untuk pulang. Listi pun mengikutiku.
Sesampainya di rumah aku terus mandi dan makan makanan yang sudah ku beli di warung depan tempat kerjaku.
Aku berharap malam ini bisa tidur dengan nyenyak dan melupakan kejadian di kantor tadi pagi.
Aku teringat sesuatu.
Ya! Anak baru itu. Saat dia tersenyum memang sedikit terlihat seperti Rafi.
Atau mungkin itu perasaanku saja karena aku sedang merindukan Rafi.
Sudah tiga hari Rafi pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan. Rasanya sepi sekali di tempat kerja karena tidak ada yang datang menghampiriku untuk mengajakku bercanda ataupun sekedar berbincang-bincang.
Keesokan harinya aku bertemu Listi di toilet sebelum jam kerja masuk.
Dan dengan menyembunyikan rasa penasaranku, aku bertanya pada Listi. "Lis, anak baru itu namanya siapa?"
"Yusuf." jawab Listi singkat karena sedang sibuk memakai make up.
Aku pun merasa lega karena Listi tidak banyak bertanya padaku.
Entah mengapa aku mulai penasaran dengan anak baru itu.
Sampai-sampai aku pernah pergi ke divisi Listi hanya untuk melihat dia. Untungnya Listi tidak curiga karena aku mempunyai alasan untuk menemuinya.