Begitu ada wanita lain, dia selalu tidak ada waktu untuk menghadapi istrinya sendiri. Ketidaksabaran dan kebencian semacam itu langsung terasa di hatinya.
Dia mulai kehilangan kesabaran yang tak bisa dijelaskan pada Freya.
Kedua anak mereka menghabiskan waktu dalam pertengkaran mereka.
Terutama Erik, ketika dia melihatnya berdebat dengan ibunya, seluruh tubuhnya seperti singa kecil yang marah memelototinya, ingin mencabik-cabiknya.
Pada saat itu, dia tidak menemukan alasannya pada dirinya sendiri, tetapi karena Erik seperti itu, dia punya alasan untuk kehilangan kesabaran dengan Freya.
Dia menyalahkan Freya, dia tidak mendidik anak-anaknya dengan baik, sehingga temperamen Erik menjadi temperamen yang buruk, dia tidak tahu bagaimana harus sopan, dan memperlakukan ayahnya seolah-olah dia melihat musuh.
Setiap kali dia mengatakan ini, Freya menatapnya dengan sedih, dan air mata jatuh tanpa suara.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com