Pukul sembilan pagi, matahari bersinar sangat terik. Cahaya terang masuk ke dalam kamar melalui jendela yang sudah terbuka, angin bertiup sepoy-sepoy membuat seseorang yang masih tertidur segera terbangun karena rasa dingin.
Narenda membuka mata. Menatap ke sekeliling ruang kamar yang terlihat sangat terang. Narendra segera bangun, duduk di atas tempat tidur sambil memijit pelipis matanya.
Samar, ia mengingat tentang seseorang yang membawakannya air rebusan jahe untuk melegakan perutnya, juga untuk menghangatkan tubuhnya.
"Di mana gelasnya?" Narendra menoleh ke atas nakas, mencari gelas besar berisi air rebusan jahe yang tadi pagi dibawakan Nastya untuknya.
Namun Narendra tidak sabar, responnya ketika dibawakan air rebusan jahe itu seperti apa. Dia menolak dan mengatakan air itu bau. Dia tidak menyukainya.
Karena masih terbawa emosi dan efek alkohol juga, jadi itu Narendra mengatakannya dengan asal. Itu jawaban yang keluar dari mulutnya tanpa sadar.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com