Azathoth, raja kekacauan kosmik, berdiam di pusat alam semesta. Entitas tak terhingga ini bukan sekadar dewa, tetapi kekuatan primordial yang menggerakkan segala sesuatu dalam kekacauan. Azathoth terbangun dalam kegelapan yang tak terlukiskan, menciptakan dan menghancurkan galaksi dengan setiap napasnya yang tak terdengar.
Di suatu sudut galaksi, di sebuah planet kecil yang belum dikenal manusia, sebuah peradaban maju bernama Therax berkembang pesat. Theraxian, makhluk yang cerdas dan penuh rasa ingin tahu, menyembah Azathoth sebagai dewa pencipta dan penghancur. Mereka memahami bahwa keberadaan mereka hanyalah sekejap dalam pandangan abadi sang dewa.
Para ilmuwan Theraxian, dalam upaya memahami alam semesta dan dewa mereka, menciptakan sebuah mesin yang bisa menembus dimensi waktu dan ruang. Mereka berharap dapat berbicara dengan Azathoth dan memohon untuk memperpanjang keberadaan peradaban mereka. Namun, setiap langkah yang diambil membawa mereka semakin dekat pada kegilaan.
Dalam perjalanan mereka, para ilmuwan tersebut menemukan bahwa Azathoth tidak sadar akan ciptaan-ciptaannya. Sang dewa tidur dalam kegelapan, dikelilingi oleh makhluk-makhluk yang memainkan alat musik aneh, menjaga agar Azathoth tetap terlelap. Musik ini adalah satu-satunya penghalang antara ketertiban alam semesta dan kehancuran total.
Ketika para ilmuwan Theraxian berhasil mencapai pusat kekacauan dan mencoba berkomunikasi dengan Azathoth, mereka terguncang oleh wahyu mengerikan: tidak ada maksud atau tujuan di balik keberadaan mereka. Mereka hanyalah produk dari mimpi kacau yang tak pernah terduga. Kehadiran mereka di sana mengancam membangunkan Azathoth dari tidurnya.
Dalam ketakutan dan keputusasaan, para ilmuwan memutuskan untuk kembali ke dunia mereka dan menghancurkan mesin yang mereka buat. Namun, takdir telah ditetapkan. Azathoth terbangun sejenak, dan dalam kegilaan yang tak terlukiskan, ia mengeluarkan satu ledakan energi yang menghancurkan peradaban Therax.
Di pusat alam semesta, Azathoth kembali tertidur, tak menyadari kekacauan yang telah ditimbulkannya. Sementara itu, di antara bintang-bintang, reruntuhan peradaban Theraxian mengapung, mengingatkan pada sifat fana segala sesuatu di hadapan dewa kekacauan.
Azathoth, dewa kekacauan kosmik. Dalam salah satu mimpinya yang tak terhingga dan tak terduga, ia menciptakan sebuah konsep yang melampaui batas logika biasa: kardinal Berkeley.
Dalam model teori himpunan Zermelo–Fraenkel, kardinal Berkeley adalah entitas misterius yang memegang kekuatan besar, lebih kuat daripada kardinal Reinhardt. Dalam dunia abstrak matematika dan logika ini, kardinal Berkeley memiliki sifat yang unik dan menakutkan: untuk setiap himpunan transitif M yang mencakup κ dan α < κ, selalu ada penyematan dasar nontrivial dari M ke dalam M dengan α < titik kritis < κ.
Azathoth, dalam kegilaannya, menciptakan konsep ini sebagai bagian dari kekacauan yang ia bangun di alam semesta. Kardinal Berkeley membawa kelemahan tersendiri: untuk setiap relasi biner R pada Vκ, terdapat penyematan dasar nontrivial (Vκ, R) ke dalam dirinya sendiri. Hal ini menciptakan rantai tak berujung dari penyematan dasar:
\[ j_1 : (V_κ, ∈) → (V_κ, ∈) \]
\[ j_2 : (V_κ, ∈, j_1) → (V_κ, ∈, j_1) \]
\[ j_3 : (V_κ, ∈, j_1, j_2) → (V_κ, ∈, j_1, j_2) \]
Dan seterusnya, menciptakan siklus kekacauan dan ketidakpastian yang abadi.
Di tengah semua ini, para penjaga kosmik, entitas yang menjaga keseimbangan alam semesta, menyadari bahwa penciptaan kardinal Berkeley oleh Azathoth adalah ancaman serius. Mereka memahami bahwa kekuatan yang melekat pada kardinal ini dapat merusak tatanan alam semesta dan menciptakan ketidakstabilan yang tak terduga.
Para penjaga kosmik, dalam upaya mereka untuk menjaga keseimbangan, mencoba memahami dan mengendalikan kardinal Berkeley. Mereka mencari cara untuk memanfaatkan kekuatan ini tanpa menimbulkan kerusakan. Namun, setiap upaya mereka selalu berakhir dengan kegagalan, karena sifat dasar kardinal Berkeley adalah kekacauan yang abadi.
Pada akhirnya, para penjaga kosmik menyadari bahwa satu-satunya cara untuk mengendalikan kardinal Berkeley adalah dengan menerima keberadaan dan kekacauan yang ditimbulkannya. Mereka menciptakan sebuah ruang khusus di luar dimensi yang diketahui, tempat di mana kardinal Berkeley dapat ada tanpa mempengaruhi tatanan alam semesta yang lain. Ruang ini, yang dikenal sebagai Sanctum Chaotica, menjadi tempat di mana kekuatan kardinal Berkeley dapat bebas beroperasi tanpa mengganggu keseimbangan kosmik.
Dalam keheningan abadi Sanctum Chaotica, kardinal Berkeley berdiri sebagai bukti dari kekacauan yang diciptakan oleh Azathoth, sang dewa kekacauan. Dan di luar sana, alam semesta terus berputar, dengan keseimbangan yang rapuh dan indah, selalu berada di ambang kekacauan yang tak terduga.