"dimana ini"ucap Takano yang terlihat sedang berjalan didalam sebuah apartemen 5 tingkat yang nampak usang,
ia lalu menyusuri setiap lorong yang dipenuhi jaring laba-laba sampai dia berhenti di depan sebuah ruangan bertuliskan nomor 13 yang didalamnya nampak api berkobar seakan menari nari,dia lalu masuk kedalam dan secara tiba-tiba jantungnya berdetak kencang dia seperti mengingat sesuatu ia terus menyusuri ruangan itu hingga ia menemukan ranjang bayi yang bersimbah darah ia lalu mendekati ranjang itu
"Takano!"ucap Izumi yang tiba-tiba muncul dengan penuh luka di belakangnya,Takano lalu menoleh kearahnya dan dengan cepat langsung memeluk istrinya yang sudah sekarat itu,
"Izumi"
"selamatkan anak kit~ta"ucap Izumi yang secara perlahan ia menutup matanya dan meninggal,
Takano yang melihat hal itu pun berteriak sekencang-kencangnya sampai secara aneh dia berpindah-pindah ke ruangan-ruangan yang berbeda-beda secara bersamaan,
tiba-tiba suara Izumi membangunkanya"selamatkan anak kita"
"wah!"kaget Takano yang terbangun dari mimpi buruknya,ia nampak masih berada didalam kamar mandi,wajahnya nampak pucat,ia lalu berdiri dengan sempoyongan dan membuka pintu kamar-mandi lalu tersadar bahwa ini sudah pagi ditandai dengan Zhin yang sedang memasak dan Peter yang baru turun dari atap,ia lalu berjalan keluar secara perlahan,
"pagi Taka-san"sapa Yuka
"pagi"jawab Takano sambil berjalan lemas ke meja makan ia lalu terduduk di kursi dan terdiam,Zhin lalu memberikan Tonkatsu kepada Takano dan kembali memasak,
"kau baik-baik saja kawan?"tanya Peter yang sedang menyantap sarapanya,Peter lalu melihat rambut Takano yang acak-acakan dan wajah pucat di barengi sebuah memar di kepalanya"sepertinya kau harus rapih-rapih"
Takano hanya terdiam dan menyantap sarapanya,
"Taka-san aku pergi dulu"ucap Yuka yang akan berangkat menemani Ayumi kuliah
"hem..."namun Takano hanya menjawab dengan satu kata saja tidak seperti biasanya,
Yuka yang mendengar hal itu hanya terdiam dan berjalan keluar bersama Ayumi meninggalkan mereka bertiga dirumah,setelah Takano menyelesaikan sarapanya,Peter lalu mengajaknya pergi melanjutkan penyelidikan mereka di tempat sebelumnya,mereka menaiki bus kearah gedung parkiran yang sempat menjadi medan pertempuran mereka,sesampainya mereka disana Takano lalu berkeliling untuk mencari petunjuk lebih sedangkan Peter masih mengamati selongsong peluru dan peluru penyok yang ia punya,
"hmm... aneh? aku mencari di internet bahwa perusahaan yang membuat peluru ini sudah ditutup,itu berarti mereka menemukanya atau bersembunyi di gudang mungkin"batin Peter
"kau sudah menemukanya pangeran?"tanya Takano sambil mengejek gelar Peter
dan itu menandakan emosi Takano yang kembali stabil
"ya sepertinya mereka bersembunyi di tempat yang sudah terbengkalai,dan berhenti memanggilku pangeran,aku sudah membuang gelar itu"ucap Peter
"berarti target kita bersembunyi disana,aku pernah dengar ada pabrik kayu yang dijadikan tempat mafia menyembunyikan senjatanya"ucap Takano
"oh ya!? kau tahu dari mana?"
"dari TV"Takano lalu berjalan kearah mesin vending dan membeli segelas teh untuk menenangkan emosinya,
"sepertinya kita harus mengecek tempat itu,Takano tunjukan jalanya"
"aku tidak tahu jalanya"ucap Takano sambil menyeruput tehnya,"aku haya tahu bahwa ada pabrik kayu,bukan berarti aku tahu jalanya"
Peter lalu mencari jalur di aplikasi yang ada di smartphonenya,sementara Takano sibuk menikmati teh yang ia beli di pagi itu,burung-burung berkicauan orang-orang ada yang memandangi mereka berdua karena Katana yang Takano bawa di pinggangnya,
"kau tidak bisa menyembunyikan Katanamu itu Takano?banyak orang yang memperhatikan kita tahu!"ucap Peter sambil mengotak atik smartphonenya
"disimpan dimana?"
"kau bisa menaruhnya di punggungmu dan menutupinya dengan jaket mu"
"oh ya? kurasa itu mustahil"jawab Takano yang sudah sedari tadi menaruh Katananya di punggungnya namun bagian Tsuka dari katana itu masih terlihat,
"yaa... itu lebih baik"ucap Peter"ayo aku mendapatkan rutenya"ucap Peter mereka berdua lalu berjalan mengikuti rute yang ditunjukan smartphone Peter namun tanpa mereka sadari dari balik bayang-bayang gedung ada seorang CLOKERS yang membuntuti mereka.
Kampus
"kau sungguh tidak tahu tentang ayahmu?"tanya Ayumi yang sedang berjalan menyusuri koridor bersama Yuka mereka berjalan untuk menghadiri kelas selanjutnya ,
"ya paman Takano memberitahu bahwa ibuku sudah meninggal dan dia memberika foto ayahku yang dia yakini masih hidup,aku juga yakin ayah masih hidup,karena saat aku ulang tahun dia mengirimkan hadiah walaupun baru 2 kali dia mengirimkanya,"jawab Yuka dengan wajah kecewa"namun aku yakin ayahku pasti memiliki maksud baik kenapa dia menghilang dari ku"
"tapi kau tahu kan nama asli ayahmu?"
"oh ya tentu saja namanya Tanaka Kuroji namun aku pernah melihat disalah satu dokumenya namanya Tanaka kagami,jadi aku sedikit bingung,dia adalah polisi jadi mungkin bisa jadi salah satu nama itu adalah samaran,"ucap Yuka
"kau pasti sangat kesepian Yuka-chan"ucap Ayumi yang merasa kasihan,
"tentu tidak,aku tidak merasa kasihan karena Taka-san selalu menghiburku jika aku sedih dan juga paman Souji dan bibi Minori sangat baik kepadaku"ucap Yuka"paman dan bibi juga terkadang mengajaku menziarah makam ibu"
tiba-tiba saat mereka mau memasuki kelas seorang laki-laki berbadan tinggi dan rambut yang rapih berlari kearah mereka dan bertanya kepada Yuka
"hai Yuka-san apa kau mau pergi nanti malam" Yuka yang mendengar hal itu hanya diam bingung"oh aku lupa,perkenalkan namaku Takumi maehara,"ia lalu mengajak Yuka untuk berjabat tangan dan mereka berdua lalu berjabat tangan,
"maaf Maehara-san aku tidak bisa karena aku sedang ada acara"jawab Yuka,
"oh begitu bagaimana nanti siang kau mau ikut makan siang?"tanya Takumi
"maa-"
"ya kami akan ikut,"potong Ayumi ketika Yuka mau menjawab,Yuka yang mendengar hal itu pun terkaget namun dia hanya berdiri diam,
"baiklah temui aku di kafe Nomi kudengar makanan dikafe itu sungguh lezat,baiklah sampai jumpa"ucap Takumi sambil berjalan meninggalkan mereka berdua,Yuka lalu menarik nafas dalam-dalam,
"APA YANG AYUMI-SAN LAKUKAN?"bentak Yuka yang masih tak percaya dengan perkataan Ayumi"aku kan harus menjaga dirimu...."
"tenang saja aku akan ikut denganmu,kan tadi aku bilang "kami"jadi nanti aku akan ikut, kau harus peka Yuka-chan dia itu suka padamu"ucap Ayumi
"namun aku ini kan hanya seorang gadis berumur 17 tahun yang sekolah saja dirumah bahkan kencan saja belum pernah,aku takut salah"ucap Yuka sambil memegangi tanganya karena takut
Ayumi lalu menepuk punggung Yuka"tenang saja nanti akan ku bantu"ucap Ayumi meyakinkan Yuka,mereka berdua lalu berjalan masuk kedalam kelas dan memulai kelas,
DEPAN GERBANG PABRIK KAYU
"besar juga"ucap Takano"ada berapa bangunan didalam?"
"total ada 6 bangunan dan salah satunya adalah bangunan utama"ucap Peter
"kita berpencar,berikan mapnya kepadaku"
Peter lalu mengirimkan peta dan struktur bangunan itu ke LD(location dummy) milik Takano,dan Takano lalu menyalakan LD miliknya yang secara perlahan menampilkan hologram 3 dimensi masing-masing bangunan"baiklah aku dapat filenya,kau ke kanan aku kekiri,kita bertemu di gedung utama,jika terjadi sesuatu kau tahu harus apa"
"ya... mari kita mulai"mereka berdua lalu berjalan masuk kedalam kompleks pabrik itu,Takano lalu berjalan perlahan memasuki kedalam salah satu gedung yang terlihat usang dengan dinding besi yang sudah dipenuhi beberapa karat,
"tempat ini sangat dingin"ucap Takano sambil perlahan mengeluarkan Katana miliknya dan berjalan perlahan,ia lalu memasuki ruangan yang berisi senter-senter usang dan kapak beserta mesin pemotong yang sudah rusak,
"kenapa mereka memakai senter,dan kapak itu nampak seperti media pembunuhan"ucap Takano"tolong jangan ada hantu"batinya sambil terus berjalan,sampai dia berhenti di ujung gedung,
"gedung A aman"ucap Takano
"dimengerti"jawab Peter
Takano lalu melanjutkan kembali perjalananya ke gedung selanjutnya yang memiliki sebuah tingkatan didalamnya,ia lalu menyusuri bagian bawah terlebih dahulu,ia membuka setiap pintu dan hanya menemukan beberapa alat yang sudah usang dan jaring laba-laba dimana,sampai ketika dia sedang membuka salah satu ruangan dari lantai atas terdengar suara benda terjatuh di atas lantai besi,
"siapa itu"batin Takano,ia lalu dengan cepat berlari kelantai dengan melompat setiap mesin usang karena tangga menuju lantai atas sudah hancur,ia lalu mendobrak pintu besi yang sudah sedikit hancur,ia lalu masuk kedalam dan melihat sebuah kaleng yang terjatuh,dari sebuah rak yang terletak di dekat jendela,
"oh sepertinya angin,kukira apa"ucap Takano yang lalu terkekeh karena dia terkaget hanya karena kaleng,namun dia seketika terdiam ketika mengambil kaleng itu dan melihat sebuah lubang dan peluru didekatnya,
"apa ini?"ia lalu mendekati sisi jendela dan melihat bahwa jendela itu langsung menghadap kearah posisinya tadi,dan menyadari sesuatu"Peter kita disergap!"teriak Takano menggunakan HT miliknya,namun dengan cepat dari belakangnya seseorang mendorongnya sampai dia terlempar kelantai bawah
"oh... sial... siapa yang melemparku tadi"ucap Takano sambil berusaha berdiri dibantu katana miliknya,lalu turunlah seseorang Kanselir dari lantai atas,
"akhirnya aku menemukanmu"ucap Katsuragi sambil mengeluarkan Naginata miliknya,ia lalu dengan cepat langsung berlari kearah Takano sambil mengarahkan Naginata miliknya kearah Takano,tiba-tiba dari gedung b terdengar suara ledakan yang begitu besar hingga membuat Takano terkaget namun dialihkan oleh serangan Katsuragi,
GEDUNG B 4 menit sebelum ledakan
"Fick dich!!"teriak Peter sambil menembak beberapa orang yang menembakinya,
"woher wissen sie es?(bagaimana mereka bisa tahu)"ia terus menembaki orang yang terus berdatangan sampai seseorang membawa sebuah bazoka dan mengarahkanya kepadanya"heilige Scheiße!!!!"
ia lalu dengan cepat berlari menghindar dari tembakan bazoka itu dan secara tak sengaja senjata itu mengenai sebuah tabung hingga membuatnya meledak dan memecahkan setiap kaca lalu menghempaskan Peter bersama Fukuto knight yang lainya,
ia lalu berdiri sambil memegangi punggungnya yang sakit,
"mein Rücken! mein Rücken!(punggungku!!)"ucap Peter yang kesakitan sambil memegangi punggungnya yang sakit,
"itu dia!"teriak salah satu orang yang langsung menembakinya,namun Peter dengan santai langsung menembak mulutnya hingga menembus kebelakang batok kepalanya,
"diamlah..."Peter lalu berjalan menjauh sambil mencoba mencari posisi untuk menembak,
sampai tak berselang lama terdengar suara serene polis diluar pabrik,para Fukuto knight yang mendengar hal itu pun langsung lari membawa pergi 3 buah peti berisikan senjata yang mereka temukan ditempat itu sementara Peter berjalan kearah posisi Takano dan terkejut ketika melihat Takano sedang terkapar di atas sebuah box yang sudah hancur dengan sebuah tongkat besi tertancap didadanya,ia lalu berjalan mendekati Takano
"kau tidak apa-apa kawan?"tanya Peter sambil menguglurkan tanganya
"dasar Kanselir bajinga!,ternyata dia sangat licik sekali"jawab Takano sambil mendirikan badanya lalu mereka berdua berjalan dengan Takano dipapah Peter dengan tongkat besi yang masih tertancap dibagian kanan dadanya,
"bagaimana dia bisa mengalahkanmu?"
"awalnya aku unggul,aku berhasil mematahkan bilah miliknya namun dia setelah itu meminta ampun kepadaku,dan ketika aku mengampuninya secara tiba-tiba bajingan itu menarik kakiku hingga membuatku terjatuh ia lalu mencoba menusuku menggunakan bilah Naginata miliknya namun untungnya aku berhasil menghindar cuman dia berhasil menusukan tongkat besi ini kepadaku ketika dia menendangku dengan sangat keras"ucap Takano lalu mencabut tongkat itu dari dadanya dan terduduk di bawah salah satu pohon
mereka berdua lalu berhenti di tengah hutan dan Peter mengeluarkan perban beserta perban berwarna ungu yang sebelumnya sempat digunakan untuk mengobati luka Yuka,
"berikan kepadaku"ucap Takano sambil mengobati dirinya sendiri,dan menyuruh Peter berjaga sedangkan dirinya memperban bekas lukanya sendiri,
"kukira sebelumnya hanya ada 5 kanselir ternyata ada 7 kanselir jika salah satunya saja itu lumayan kuat berarti kita harus melenyapkan mereka satu persatu"ucap Peter
"kau yakin tidak ada yang mengikuti kita?"tanya Takano yang terlihat masih membalut dadanya menggunakan perban,
"aku yakin.... karena yang kulihat tadi sepertinya mereka berniat mengambil senjata saja,dan kau tahu apa yang kudapat?"Peter lalu mengeluarkan LD miliknya yang menampilkan sebuah titik merah yang terus bergerak,
"kau menempelkan pelacak!"ucap Takano yang terkejut melihat itu
"lusa kita akan membuat rencana namun untuk saat ini ada baiknya kita memantau pergerakan mereka terlebih dahulu"ucap Peter,mereka berdua lalu kembali berjalan menyusuri hutan yang rindang sambil mencari jalan keluar,
SEMENTARA ITU DI SEBUAH RUMAH YANG DIJADIKAN FUKUTO OUTPOST
"apa lagi yang sakit?"tanya Sabrina yang terlihat sedang mengobati luka Katsuragi setelah pertarunganya dengan Takano,nampak sekitar 4 tebasan di punggung dan kakinya dan 9 tebasan di body armornya,
"sudah tidak ada"jawab Katsuragi"terima kasih Sabrina"Katsuragi lalu nampak menahan rasa nyeri di bagian kakinya,
"aku akan ambilkan air hangat kau beristirahat saja dulu"ucap Sabrina yang berjalan kearah dapur mengambilkan segelas air hangat,
"oy Makoto berapa anggota tim kita yang gugur"tanya Katsuragi kepada asistenya yang terluka juga,
"sekitar 6 orang"jawabnya
Katsuragi yang mendengar hal itu nampak kesal namun secara tiba-tiba dia tersenyum"akan ku kubur kalian"ucap Katsuragi sambil menatap kedua foto Peter dan Takano dengan penuh amarah.