webnovel

Ini Terlalu Cepat!

Note : Demi menjaga novel ini tidak berubah genre, pengalaman Kimansu beberapa jam sebelumnya tidak author ceritakan.

Silahkan lempari author tomat busuk.

***

'Gerbang menuju dunia dewasa ... ternyata dibuka oleh gadis kecil.'

Sore ini adalah jadwal menjalankan quest rank-S yang Linx berikan. Kimansu masih menatap kosong sejak dari mansion mewah si loli itu, sampai di meja bar guild petualang. Dia masih melamunkan perjalanan hidupnya yang terlalu cepat.

'Ini karma! Ini hukuman!' Dia membantin.

Kimansu adalah otaku di kehidupannya dulu. Dia adalah pencinta manga, LN anime sampai gacha. Namun dia tetap mengedepankan logika meski menyukai cerita-cerita fantasi. Bisa dibilang, Kimansu anti dengan cerita-cerita isekai yang tidak jauh dari karakter OP, demon king, sihir, harem dan loli.

Bagaimana bisa ada gadis yang tiba-tiba menyukai MC tanpa alasan? Apakah cewek di dunia lain itu murahan? Itulah kritikan yang sering Kimansu lontarkan. Namun, melihat gadis manis yang merangkul tangannya, Kimansu mulai hati-hati dengan pikirannya sendiri.

"Non—nona Guildmaster ... kami tidak salah dengar?" Seorang petualang rank-A menunjuk Kimansu dengan wajah tidak percaya.

"Mulai detik ini panggil aku Linx. Itu nama asliku." Linx membusungkan dada. Dia mengelus-eluskan kepalanya ke leher Kimansu dan berkata, "Dan manusia ini yang telah membuahi—

BRUSSHHH!!!!

Kimansu langsung menyemburkan jus lemon yang baru saja dia minum.

"Psstt! Gunakan bahasa lain!"

"Kenapa? Bukannya itu kenyataan?" Linx masih berkata lugu seakan-akan kalimat vulgar itu wajar.

Seperti yang Kimansu duga, semua orang terperanjat. Mereka pasti tidak percaya guildmaster yang menakutkan itu tiba-tiba sudah jadi istri orang. Linx masih merangkul lengannya seperti anak SD yang baru kenal pacaran.

Entah mau disembunyikan ke mana mukanya. Kimansu masih belum berani bicara karena terlalu canggung. Dia tidak bisa mencegah ketika Linx menyuruh rank-A itu menyebar surat undangan.

Semua terlanjur terjadi. Saat Kimansu melamun, Linx menatapnya sayu dan memberinya kecupan bibir.

"Aku tahu kamu merasa kita terlalu cepat. Tapi percayalah, aku memilihmu bukan tanpa alasan. Pernikahan ini penting untukku dan untukmu juga, Suki."

Kimansu terpana. Di balik badan kecilnya, Linx tetaplah wanita dewasa. Dia mulai berani membalas ciuman saat gadis itu mencium bibirnya lagi.

"Aku hanya canggung." Kimansu beralasan. "Aku masih kaget."

"Tidak apa-apa, Suki. Aku tidak akan memaksakan perasaanmu padaku."

DEG!

Kata-kata itu seperti kejutan listrik. Kimansu langsung merasa bersalah sempat menyamakan Linx dengan gadis-gadis harem. Dia sudahi obrolan mendayu-dayu itu demi topik lain yang lebih penting.

"Baiklah, apa aku sudah naik rank?"

"Iya." Linx menyodorkan selembar kertas. "Ini bukti kelulusanmu. Sekarang kamu rank-F."

Kimansu melihat kertas itu. Di sana tercantum hasil ujian tulis yang dia kerjakan, juga poin yang telah dia kumpulkan. Karena Linx adalah guildmaster, Kimansu tidak perlu lama-lama menunggu hasil ujiannya.

"Apa ujian rank-E juga kamu yang memeriksanya?"

"Iya. Ujian kenaikan sampai rank-D diselenggarakan di guild. Aku sebagai guildmaster yang memeriksa hasilnya. Untuk ujian rank-C ke atas sudah di luar wewenangku."

Kimansu tertegun. Alasan Linx menyodorkan quest rank-S itu mungkin agar dirinya secepatnya menuju rank-C. Di rank itulah dia akan mengalami awakening sehingga bisa menggunakan skill elemennya.

"Berapa poin yang harus aku kumpulkan menuju rank-C?"

"10.000 point."

Kimansu langsung berhitung. Seperti yang dia ingat, serigala raksasa kemarin hanya memberinya 102 poin. Padahal dibutuhkan setidaknya empat orang rank-B untuk bisa mengalahkannya.

"Ternyata mengumpulkan poin itu susah." Kimansu menggeleng. Dia menatap Link dan bertanya, "Berapa rata-rata point yang bisa dikumpulkan petualang perharinya?"

"Tergantung. Tidak semua petualang rajin mengerjakan quest. Setahuku rank-B yang paling rajin bisa mengumpulkan 50 poin perhari."

Rank-B adalah rank tertinggi di lantai bawah. Mereka mengambil quest di bagian tertentu papan itu. Sedangkan rank-A selalu duduk manis di sofa mewah lantai atas menunggu quest yang diantarkan sendiri oleh para klien.

Bagaimana dengan rank-S seperti Linx?

Jika rank-A saja diperlakukan seperti bangsawan, maka rank-S lebih mewah lagi. Quest-quest mereka sangat berat dan selalu ada stempel Kerajaan di lembar quest mereka.

Percaya tidak percaya, Linx adalah rank-S terkuat dari 11 rank-S yang ada di Kota Hallaval. Tidak heran jika pernikahannya dengan Kimansu membuat seluruh kota menjadi gempar.

Kimansu penasaran dengan kemampuan istrinya. Dia beranjak dari kursinya dan meraih tangan si kucing itu.

"Ayo kita berangkat. Kita selesaikan quest ini secepat mungkin."