Reyna menuntun Jay untuk memasuki kamarnya karena harus istirahat banyak. Cowok itu terlalu banyak gerak juga menjadikan perutnya tidak selesai dengan rasa sakit dan ngilu.
"Udah, Rey. Gue bisa sendiri, kok." walau dengan tolakan mentah dari Jay.
Reyna menggeleng cepat, dia bahkan sampai berada di kamar Jay. Cewek itu mendudukkan Jay di atas kasurnya dengan membantu kedua kaki temannya itu ke atas juga. Reyna begitu telaten, dia seolah tidak ingin lagi melihat Jay meraung kesakitan seperti saat di kampus.
"Kamu harus banyak istirahat diem aja jangan banyak gerak apa lagi ketawa dan ngobrol." peringat Reyna tanpa sedikit pun dia lupa.
Jay menghela napas sambil duduk meluruskan kedua kakinya yang baik – baik saja. "Iya, bawel gue inget."
"Di inget tapi terus di lupain." dengus Reyna sebal.
Jay mendecak kecil. "Namanya manuasia ada lupa dan khilaf."
Reyna mendecih. "Jawab mulu lagi."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com