Sudah saatnya Reyna membuang pikirannya untuk Jaxton, hari ini dia kembali masuk dalam kampus dan toko rotinya yang di rasa sudah lumayan lama tidak menginjakkan kakinya ke sana. Reyna harus bisa untuk mencari kegiatan sesibuk mungkin agar bisa untuk lebih cepat lagi melupakan sosok Jaxton di dalam hatinya.
"Reyna."
Cewek itu memalingkan wajahnya. Tidak berniat untuk menjawab sapaan yang sekarang terdengar lebih halus di banding sebelum – sebelumnya. Setelah rahasia yang telah di keluarkan kenapa seakan tidak merasa bersalah mendekati Reyna?
"Ini bukan mau gue."
Reyna nyaris menangis kalau bukan dari hatinya yang memaksa dirinya agar tidak meneteskan air mata di depan cowok itu.
"Gue akan jelasin semuanya di rumah lo. Biar lo ngerti sama mimpi buruk gue selama ini."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com