[Chai: Lihat orang ini tidak mau melepaskanku. Brengsek kan sudah selesai wikwik-nya. Aku jarang bergerak nanti malah bangun lagi]
[Chai: --sending you a picture--]
[Chai: Niran, tolong aku ini harus apa ya. Besok kuliah, tapi pantatku sakit sekali]
Untuk beberapa alasan, Niran malah ingin tertawa. Dia tidak tega meledeki, padahal kelakuan Chai sempat ingin membuatnya balas dendam. Mungkin karena Chai belum pernah tertarik pacaran. Sekali ditaksir orang, malah tipenya posesif. Dia pasti trigger di seberang sana.
[Niran: Sebentar, Su. Saranku kau diam saja di tempat. Jangan buat Pak Gan-mu emosi. Tunggu sampai beliau ini kembali mengajar. Dia besok pasti ada kelas kan?]
[Chai: Sebentar kuingat-ingat]
[Chai: Iya. Besok Pak Gan ada jam di FISIP-Mipa. Pagi-pagi]
Niran cekikikan di balik penderitaan si mantan perjaka. Matilah, Su. Makanya hati-hati dulu kau sering membuka aibku. Kena sendiri, kan. Ha ha ha ha ha.
[Niran: Bagus. Biar dia pergi dulu kalau begitu. Kau tidur juga]
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com