webnovel

bab 4

Terbang melintas hutan.

Hampir satu jam Azazil terbang di atas hutan tapi tidak ada akhirnya.

Hutan ini seperti tidak ada habisnya.

'Mana desa, kota ataupun makhluk humanoid lainnya'

'Sudah satu jam aku terbang tetapi masih tidak menemukan akhir dari hutan terkutuk ini'

Azazil kesal dan frustasi, dia tidak menemukan seorang pun saat dia terbang bahkan akhir hutan ini dia belum melihatnya.

Dia terus terbang dengan frustasi.

"Asap!.... Semoga saja itu desa atau kota lebih baik lagi jika itu dihuni oleh ras iblis"

Dengan penampilannya yang mengerikan mungkin hanya ras iblis yang akan menerimanya, dia tidak yakin dengan ras seperti manusia yang akan dengan mudah menerimanya.

Dia membayangkan jika dia bertemu dengan manusia maka hanya dua hal yang akan terjadi.

1. Manusia itu lari ketakutan

2. Manusia akan memburunya.

Dan itu sangat menyebalkan baginya, dia berharap lagi kepada keberuntungannya yang tak terbatas bahwa yang dia temukan adalah desa iblia atau kota iblis atau apapun yang penting ras iblis.

Azazil semakin dekat dengan lokasi asap tersebut.

Dia melihat sebuah desa tapi kondisinya sngat memprihatinkan.

"Pertempuran.. Tidak, tidak... Ini lebih seperti pembantaian"

Sekilas terjadi pertempuran di dalam desa, tapi saat Azazil memperhatikan lebih lanjut dia melihat bahwa itu seperti  pembantaian.

Terdapat dua kelompok yang saling berhadapan, kelompok baju putih yang sepertinya menjadi penyerang dan kelompok milisi yang sepetinya penjaga desa ini.

"Tunggu, tunggu... Kelompok milisi itu memiliki tanduk berarti mereka adalah iblis dan kelompok baju putih itu seperti..... Manusia! "

Identitas kedua kelompok itu sudah diketahui dan Azazil telah membuat keputusannya.

'Karena aku iblis sekarang berarti aku harus membantu iblis'

"Pyro, Terra seberapa jauh jarak kalian dapat menggunakan kemampuan kalian"

"Sepuluh meter Master"

'Jarak yang kecil, aku harus sedekat mungkin dengan mereka '

Azazil terbang turun kearah milisi karana mnusia yang paling banyak berada disekitar mereka.

Satu anggota milisi melawan 2-3 manusia, dengan jumlah manusia yang banyak itu akan membuat milisi kesusahan melawan mereka.

"Terra buat lubang di bawah para manusia

Pyro bakar mereka semua dengan apimu dan buat Api lebih panas dari pada saat membakar kijang emas itu"

Saat Azazil sudah dekat dengan mereka, dia mengeluarkan perintah kepada Pyro dan Terra.

Sebuah lubang muncul di bawah di bawah manusia tanpa mereka sadari membuat mereka terjatuh ke dalam lubang.

Lalu api muncul merea semua di dalam lubang.

"Ahhh"

"Arghhh"

.

.

.

..

.

Teriak sakit bergema dari dalam lubang yang terbakar.

Teriakan mereka hanya berlangsung selama beberapa detik sebelum akhirnya menghilang.

Para milisi memiliki ekspresi ngeri dengan peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba.

Mereka melihat para musuh yang jatuh ke dalam lubang yang muncul dari mana dan api yang membakar mereka semua.

'Api ini sangat panas'

Mereka dapat merasakan panas api yang melebihi api biasa, api ini memiliki panas sekitar 2-4 kali lebih panas dari pada api normal.

Mereka mendengar teriakan kesakitan dari musuh mereka menjadi mbuat mereka sedikit senang dan lega.

"Apakah kalian baik-baik saja"

Azazil bertanya kepada mereka setelah melihat luka di seluruh tubuh mereka.

Suaranya membuat para milisi mengalihkan pandangan mereka ke arahnya.

Mereka semua menelan ludah setelah melihat penampilanku.

Melihat bahwa mereka tidak akan menjawabnya, membuat Azazil sedikit kesal.

Dia mengalihkan mata kearah lubang yang berisikan mayat yang terbakar itu.

"Terra tutup lubang ini dan Vita sembuhkan para milisi yang terluka"

"Baik master "

Lubang-lubang mulai menutup dan luka para milisi mulai hilang.

Azazil mendengar suara nafas kasar Terra,Vita dan Pyro

'Sepertinya hal itu menguras energi mereka'

"Terima kasih telah membantu kami tuan "

Azazil melihat ke arah suara itu.

Seorang pria yang memiliki sama dengannya dengan sepasang tanduk di kepalanya dan botak.

Azazi melihat penampilan pria itu dari atas ke bawah sebelum menjawab, "Sama-sama, Nama saya Azazil seorang pengembara"

Azazil merentang tangannya kedepan.

"Nama saya adalah Luis kepala penjaga desa ini"

Kepala penjaga luis memegang tangan tangan yang diulurkan Azazil.

"Kami sangat berterima kasih kepadamu kalau tidak ka-"

"Dari pada banyak berbicara mending kita mengurus para penyerang yang masih ada, aku lihat mereka membunuh dan mengejar para penduduk lainnya"

Azazil dengan kejam memotong omongan luis.

Luis tersadar kembali bahwa masih ada penyerang yang lainnya dia tidak mempersalahkan azazil yang memotong omongannya.

"Terima kasih telah mengingatkanku Tuan Azazil"

Luis memimpin para penjaga lainnya menuju ke dalam desa.

Azazil mengikuti mereka dari belakang.

Di jalan mereka menemukan mayat mayat penduduk desa, penjaga, dan manusia.

Para penjaga sangat marah saat melihat mayat dari orang yang mereka kenal, teman, tetangga, keluarga.

Kemarahan menjadi seperti gunung merapi yang akan meletus setiap saat.

Azazil yang melihat ini memandang mereka, dia tidak mempunyai rasa kasihan terhadap mayat yang di tanah dan penjaga yang mungkin kehilangan keluarga mereka.

'Sejak kapan aku menjadi acuh tak acuh seperti ini'

Azazil mulai sadar bahwa dia menjadi acuh tak acuh saat melihat keadaan yang memprihatikan mereka.

Bahkan saat dia melihat pembantaian dari atas langit dia tidak merasakan takut ataupun marah.

Seolah hidup mereka tidak ada artinya bagi dia.

'Jadi aku menjadi seperti ini, aku tidak tahu bagaimana aku akan bersikap di masa depan'

Apakah dia tetap menjadi tidak berperasaan atau emosinya akan kembali ? Tidak ada yang tahu, Azazil juga tidak tahu.

Dia tidak merasa tidak nyaman dengan sikap tidak pedulinya, karena sudah menjadi seperti ini dia hanya biaa menerimanya.

"SEMUANNYA, Bunuh mereka jangan biarkan ada yang hidup"

Luis berteriak keras dengan kemarahan dapat dilihat diwajahnya.

"Uuuwwoooohh"

Para penjaga berteriak dengan keras, berlari kearah musuh.

'Ini dimulai.. Membantu atau tidak'

'Tidak, aku akan membantu jika kondisi menjadi parah'

Azazil dengan tenang menyaksikan mereka berlari ke arah musuh.

Para manusia bersiaga karena para penjaga berlari menyerang mereka.

Jumlah penyerang dan musuh seimbang.

Clang

Cling

Bentrokan terjadi dari dua kubu.

Berbagai serangan bertabrakan.

Kapten luis mengayunkan pedang besarnya ke depan, membuat musuh terpental dan terpotong.

'Mereka menyerang secara individu hanya mengandalkan kekuatan'

Azazil hanya melihat pertempuran yang kacau hanya mengandalkan kekuatan murni, lalu ada juga yang menggunakan teknik untuk membuat dirinya cepat dan menyerang.

' apakah mereka menggunakan Qi,energi spiritual atau mana'

Setiap serangan mereka di selimuti oleh semacam energi yang berbagai serangan.

Pertempuran hanya berlangsung beberapa menit, sudah dapat terlihat siapa yang akan menjadi pemenangnya.

Sisi manusia tak berdaya saat teman mereka jatuh persatu membuat tekanan lebih besar lagi.

Disisi penjaga mereka tidak menerima korban, mereka terua menyerang dengan kemarahan.

Dengan cepat musuh terakhir jatuh menandakan bahwa pertempuran telah selesai.