Suara klakson mobil, disusul pemandangan macet, benar-benar membuat Reva semakin pening. Selama lima bulan di Bali, tidak pernah lagi Reva terjebak macet yang super panjang, apa lagi suara klakson pengendara lain.
"Kadang aku bingung, kenapa orang-orang senang bunyiin klakson saat macet? Mata mereka buta atau gimana sih? Ini loh yang aku malesin tadi, lebih baik kita makan di rumah."
"Baru lima bulan kamu pergi dari sini, apa iya sepening itu telinga kamu dengar klakson?" Sean menoleh sekilas ke arah Reva. Wanita di sampingnya sudah lebih tenang, dia juga tidak mengeluh sakit, maka dari itu Sean mengajaknya dinner di luar.
Selama di perjalanan keduanya memilih diam. Sean fokus menyetir, sedangkan Reva asik bersandar sambil menatap ke arah luar jendela. Restoran pilihan Sean memang tidak jauh dari apartemen, hanya saja macet menjadi penghalang mereka untuk sampai dengan cepat.
"Apa di sana ga ada Jihan?"
"Tidak."
"Gimana kalau ada?"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com