Jauh berbeda dengan di kantor tadi, saat ini Sean sudah kembali normal seperti biasanya. Tidak ada lagi rahang mengeras, wajah dingin, atau kata-kata yang menyakiti hati. Jarak yang lumayan dekat, keduanya hanya terpisahkan oleh meja di depannya. Melihat Sean makan dengan lahap membuat Reva tersenyum. Itu artinya, masakan yang dia buat tidak mengecewakan, buktinya Sean sangat lahap. Tidak biasa dipungkiri, wajah Sean memang sangat tampan, apalagi kalau dilihat secara dekat seperti Reva memandang saat ini.
Betapa beruntungnya Jihan, mempunyai calon suami sudah mapan dari segala sisi. Jihan cantik, Sean ganteng, mereka memang layak dipadukan. Yang akan membuat sempurna ya nanti, keturunan mereka berdua, pasti akan menjadi sosok melebihi orangtuanya.
"Apa dengan liat wajah saya perut kamu akan kenyang, Reva?" tanya Sean tanpa mengangkat wajahnya. Sean memang tipikal orang peka, dia bisa merasa kalau wanita di depannya sedang menatap.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com