"Ini punya siapa?"
"Jangan ngibul sama gue deh, buruan jawab. Sebenernya gue bisa nebak sih."
Pandangan mata Reva terus tertuju kepada wanita di depannya. Wajahnya terlihat santai, saking santainya dia bertanya sambil memakan buah apel. Tidak heran kenapa Nisa bisa menebak, hanya saja Reva kaget sedikit.
"Ada Sean di sini, makanya gue ga bisa ikut kalian berdua," ujar Reva dengan suara pelan. Layaknya berhadapan dengan Ayu, Reva juga sedikit ngeri berhadapan dengan Nisa.
"Udah gue duga." Nisa mengangguk-anggukan kepalanya.
Beberapa saat keduanya terjebak keheningan, mereka sibuk dengan isi otaknya masing-masing. Kedua tangan yang sejak tadi asik memegang apel dan gelas, kini sudah Nisa taruh.
"Otak lo gila atau gimana sih, Re? Lo gila tau ga? Gue tau nyokap lo ga ada, tapi lo bener-bener gila bawa dia masuk sini."
"Bukannya lo mau move on dari dia? Bukannya lo mau jauhin dia? Kalau begini caranya lo semakin dekat, Reva, lo makin terjebak situasi."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com