webnovel

sama sepertinya

Hari ini diliputi dengan kebahagiaan, hadirnya Collin membawa warna baru dalam kehidupan Sam dan Lucy. Tapi hal itu membuat kebencian di hati Hanna semakin menjadi, dirinya merasa yang seharusnya menjadi miliknya haruslah menjadi miliknya saat ini.

Hanna hanya mencoba mencari waktu yang tepat untuk mengembalikan keadaan, sedangkan saat ini Lucy tengah menikmati manisnya memiliki perasaan seorang ibu.

Hanna pergi meninggalkan kediaman Lewis dengan berat hati akan anak tunggalnya, Hanna bertekad untuk kembali suatu saat nanti. Sam pun menyadari kebencian yang di rasakan Hanna, namun untuk saat ini Sam berfikir Hanna tidak memiliki kekuatan untuk bertarung melawannya atau melakukan suatu siasat licik lainnya, Sam hanya melemparkan senyum penuh kemenangan saat ini.

Tangannya memegang erat jemari Lucy dan menggandeng Collin di sisi lainnya, menggiring keduanya untuk masuk ke kediaman mereka. Collin nampak asing dengan suasana di sini, semuanya memanglah sesuatu yang baru, namun ada perasaan seorang bocah yang rindu Ayah hingga bisa membuat Collin menerima bahwa dirinya berada di tempat yang terpisah dengan ibunya.

Lucy membuka pembicaraan mereka dengan membawa Collin berkeliling,

" Collin, apa kamu menyukai berada disini ? ," Lucy menatap lembut ke arah Collin.

Collin hanya menganggukkan kepalanya, dirinya tak banyak mengeluarkan kata-kata. Mata Collin tertuju pada satu ruangan berwarna biru langit di sudut kediaman Lewis, barulah bibirnya mengeluarkan beberapa kata kepada Lucy yang sedari tadi menunggu reaksi dari Collin.

" Ruangan apa itu ?," Matanya masih menatap satu arah.

" Ah, itu ? ," Lucy memalingkan pandangannya kemudian.

" Ya bibi ."

" Apa kamu tertarik untuk masuk ?," Lucy menimbulkan rasa penasaran di wajah Collin. Sam mengerlingkan sebelah matanya kepada Lucy, mengisyaratkan agar dirinya semakin mendekatkan diri.

Lucy menarik jemari mungil Collin yang masih berusia lima tahun itu memasuki ruangan tersebut.

" Ini adalah ruangan membaca Ayahmu ," Lucy menjelaskan pada Collin.

" Ruang membaca ?," Collin menengadah ke arah rak-rak buku yang menjulang tinggi.

" Collin suka membaca ?," Lucy kembali bertanya pada Collin.

" Hem, sangat suka . Kata momy aku akan menjadi anak yang pandai dengan membaca ."

" Benarkah ? Kalau begitu buku apa yang paling Collin suka ?," Lucy mencoba mengetahui seluk beluk Collin.

" Buku dongeng, aku memiliki banyak buku dongeng di rumah. Setiap Minggu ibu akan membelikan ku satu buku untuk di baca ."

" Disini juga memiliki banyak sekali buku cerita, ayahmu juga suka membaca. Bahkan buku dongeng milik ayahmu saat masih kecil masih tersusun rapi ," Lucy tersenyum manis ke arah Collin.

" Benarkah ? Apa aku seperti dady ?," Collin bertanya dengan menatap syahdu ke arah Lucy.

" Tentu saja ! Kamu jelas seperti ayahmu, suatu saat nanti kamu pun akan menjadi sukses seperti dirinya ," Lucy menggendong Collin.

" Bibi apa aku akan baik-baik saja selama bersama dady ?,"

" Ayahmu akan menjagamu dengan baik sayang, jangan takut. Disini juga ada bibi ,"

Lucy kemudian mengarahkan dirinya untuk meraih sebuah buku dongeng milik Sam saat masih kecil.

" Apa ini ? ,"

" Ini adalah buku dongeng milik ayahmu pemberian dari kakek ," Lucy menatap ke arah Sam yang menyenderkan bahunya di pintu ruangan.

" Benarkah ? Apa aku boleh memilikinya ? ," Collin terlihat sangat polos.

Sam yang mendengar hal itu kemudian bangkit dari sandarannya dan menemui mereka seraya berkata,

" Mulai sekarang buku itu menjadi milikmu, kamu suka buku itu ? Maka semua yang ada di sini juga milik mu ," Sam mengelus kepala Collin dengan perlahan.

Collin seperti terpukau dengan perkataan Sam,

" Terima kasih dady, bibi ," Collin menyukai hal tersebut.