Silia kembali ke rumah dulu setelah mengantar Ariela ke sekolah, dia hendak menjemput Amera dan membawa putri bungsunya itu ke rumah sakit.
"Silia... cepatlah, sepertinya demam Amera makin tinggi," ujar bibi Rima yang sudah berdiri di depan pintu sembari menggendong Amera dan menunggu kepulangan Silia.
"Kalau begitu kita segera ke mobil sekarang." Silia berlari ke arah mobilnya lagi membukakan pintu untuk bibi Rima dan Ariela.
Setelah dia duduk di belakang kemudi, menyalakan mesin mobil, kalau segera melesat pergi.
Dalam dekapan bibi Rima, Ariela terus menggigil dan menyebut kata 'ayah'.
"Aku rasa dia sekarang merindukan ayahnya." Ucapan Bibi Rima membuat Silia semakin gelisah,setelah tadi malam Ariela juga mendesaknya untuk mengetakan siapa ayah kandungnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com