Hana pov
Aku membuka mataku. Saat ini aku masih terbaring lemah di ranjang rumah sakit.
"Noona sudah bangun?" Jung Kook mencemaskanku.
"Bayi kita baik-baik saja. Ia masih berada di NICU" seakan-akan ia tau apa yang menjadi pertanyaanku.
Aku merasa lega. Aku tidak ingin kehilangan Kiki, bayi kami.
Walau kami masih muda, aku yakin bila kami berusaha kami bisa merawatnya.
Untuk saat ini aku hanya diam di ranjang. Jahitan operasi caesar masih terasa perih.
Setelah aku merasa aku cukup kuat, aku diijinkan untuk melihat bayiku. Wajahnya seperti Jung Kook saat bayi. Ia sangat mungil, berat badannya hanya 2 kilogram.
Tangan-tangan mungilnya sesekali bergerak. Ingin aku menggendongnya.
Ki ... Eomma pengen gendong Kiki.
Tapi untuk beberapa hari ini ia masih berada di inkubator untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Tapi Jung Kook dan aku sadar, semakin lama kami berada di rumah sakit, semakin besar tagihannya.
Aku hanya melihat Jung Kook. Aku tidak tega membayangkan Jung Kook terkena pukulan demi bayi kami.
Jung Kook tau ia harus bertanding supaya kami bisa membayar tagihan rumah sakit.
Aku hanya berharap bayi kami bisa cepat sehat dan cepat bisa kami bawa pulang.
Setelah dua hari, aku diperbolehkan menggendong bayi kami. Aku bisa melihat pahanya. Pahanya seperti paha ayam yang akan menjadi santapanku.
Aku belajar menyusuinya. Aku sedikit takut memegangnya karena ia sangat mungil. Berbeda dengan Jung Kook, ia berani menggendong bayi kami.
Aku bisa melihat bunny smile nya. Wajah sangat bahagianya saat melihat bayi kami.
Mianhae appa yang dulu ingin membuang Kiki. Appa nggak akan lepasin Kiki lagi. Appa akan rawat Kiki sampai besar. Sampai Kiki yang akan lepasin tangan appa.
Jung Kook mengecup pipi Kiki dan keningku.
"Noona, aku pergi dulu. Doakan aku supaya menang" Jung Kook akan bertanding lagi.
Sebenarnya ia sudah ditawari untuk bermain di pertandingan resmi. Tapi bayaran yang ia terima lebih banyak kalau ia bertanding di pertarungan underground. Apalagi kalau ia menang.
Aku lebih memilih ia bertanding di pertandingan resmi. Tapi karena keadaan yang mendesak, aku terpaksa mengijinkannya bertanding di pertandingan underground.
Entah kenapa perasaanku tidak enak. Aku ingin melarangnya pergi bertanding.
Punggung Jung Kook menghilang saat ia menutup pintu kamar rumah sakit.
Kookie ... Aku harap kau tidak cedera parah.
Jung Kook pov
Aku mengganti pakaianku dengan pakaian tandingku.
Lawanku sangat kuat kali ini. Aku hanya berharap aku tidak cedera parah.
Aku hanya berharap aku bisa selamat dan bertemu kembali dengan noona dan bayi kami. Mereka saat ini sedang berada di rumah sakit.
Aku terkena pukulannya. Aku sempat oleng. Tapi aku harus menang. Aku membutuhkan uang untuk membayar tagihan rumah sakit.
Aku hanya meninju dan menendang lawanku. Aku tidak boleh kalah. Aku harus menang.
"JUNG KOOK. JUNG KOOK" suara penonton bergema di seluruh arena. Mereka mendukungku.
Aku terjatuh karena terkena pukulan lawanku. Aku sudah K.O. Tapi ia tetap memukuliku. Wasit melerai kami. Aku tidak sadarkan diri.
Aku segera dibawa ke rumah sakit. Tidak. Aku belum mau meninggal. Ada Noona dan bayi kami.
Di rumah sakit ...
Gelas yang Hana pegang terjatuh. Pecah berkeping-keping di lantai. Hana mencemaskan Jung Kook.
Perasaannya tidak enak.
Air mata Hana menetes memikirkan Jung Kook.