Jung Kook sudah tidur?
Hana melihat Jung Kook dengan mata yang sudah tertutup rapat dan sudah berada di alam mimpinya. Hana melepaskan dirinya dari pelukan Jung Kook.
Ia keluar dari kamar tidur. Menuju ke dapur, membuka lemari dapur. Ia mengambil sesuatu di sana. Ia hendak meminumnya tapi ia ragu dan membatalkan niatnya.
Tidak ... Aku tidak boleh meminumnya.
Hana mengembalikan benda itu ke tempat asalnya.
Sebenarnya yang ingin Hana minum adalah pil pencegah kehamilan. Ia ingin menunda memiliki adik Kiki. Tapi ia membatalkan niatnya karena Jung Kook ingin segera mempunyai anak lagi. Ia menaruh pil itu kembali ke tempatnya.
Hana kemudian ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Jung Kook yang masih terbaring meraba-raba sekitarnya. Kosong.
Ia membuka matanya.
Di mana Noona?
Ia berjalan keluar kamar mencari Hana.
Jung Kook melihat Hana yang hendak meminum sesuatu. Hana kemudian menaruh benda itu kembali ke tempat asalnya. Hana tidak menyadari keberadaan Jung Kook.
Hana kemudian masuk ke dalam kamar mandi.
Melihat Hana yang berada di kamar mandi, Jung Kook penasaran dan merasa cemas.
Apa yang mau Noona minum tadi?
Apa Noona sakit?
Apa ia menyembunyikan sakitnya dariku?
Tapi Noona terlihat sehat-sehat saja.
Jung Kook membuka lemari dapur dan melihat benda itu. Ia mengamatinya dengan seksama. Mencari tahu di internet untuk apa pil yang hendak Hana minum tadi. Ia sangat sangat terkejut.
Ini pil pencegah kehamilan!
Apa maksud Noona?
Kenapa Noona membeli pil ini?
Bukankah kami sudah sepakat untuk tidak menunda memiliki adik Kiki?
Jadi, karena pil ini Noona tidak kunjung hamil?
Berbagai pertanyaan timbul di benak Jung Kook. Ia mencari informasi lagi tentang pil itu internet. Tapi hasilnya tetap sama. Pil yang hendak diminum Hana tadi itu pil pencegah kehamilan.
Jung Kook menunggu Hana dengan tidak sabar. Ia ingin segera masuk ke dalam kamar mandi. Meminta penjelasan dari Hana.
Hana keluar dari kamar mandi. Ia terkejut saat melihat Jung Kook memegang pil yang hendak ia minum.
"Noona ... Apa maksudnya ini?" kata Jung Kook sambil menunjukkan pil itu.
"Jadi karena ini Noona tak kunjung hamil?"
"Noona sengaja, ya?" Jung Kook menuduh Hana.
Hana menitikkan air matanya. Beragam perasaan ia rasakan.
"Aku tidak pernah meminumnya"
"Kau bisa lihat kemasannya masih utuh"
Air mata mulai membanjiri pipi Hana.
"Kookie ... Hiks ... Hiks ... "
"Kenapa selalu 'adik Kiki' yang jadi nomor satu di pikiranmu?"
"Aku merasa diriku hanya alat untuk mendapatkan adik Kiki"
"Aku sudah tidak merasa kau cintai lagi saat kita melakukannya"
Jung Kook langsung memeluk Hana.
"Noona ... "
"Maafkan aku telah membuat Noona sedih"
"Aku mengira bila ada adik Kiki maka hubungan kita akan jadi lebih kuat"
"Tapi malah sebaliknya"
"Noona ... "
"Aku itu mencintaimu"
"Sangat mencintaimu"
"Noona harus percaya hal itu"
Jari-jari Jung Kook mengusap air mata Hana dengan lembut.
"Sungguh?"
"Melebihi Kiki?"
"Sungguh"
"Kiki nomor dua"
Hampir saja Jung Kook menyebut adik Kiki nomor tiga. Tapi Jung Kook menahannya. Untuk sementara ia tidak akan membicarakan adik Kiki lagi.
Ia akan menyerahkan semuanya pada takdir. Ia dan Hana akan terus berusaha. Biarlah Yang Maha Kuasa yang menentukan.
"Akan aku buktikan sekarang kalau aku sangat mencintai Noona"
Jung Kook menggendong Hana ala bridal style dan menaruhnya di ranjang. Jung Kook mulai mencium bibir Hana. Dan seterusnya dan seterusnya. Kita tentu tahu apa yang mereka lakukan selanjutnya.
🙈🙉🙊