webnovel

Oh!

Jeny_Ucin · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
5 Chs

Ketua Kelas

'Pagi ku cerah, matahari bersinar, ku gendong....'

Kumatikan alarm yang berbunyi berulang kali sejak jam 5:55. "Hoaaaam..." aku membuka jendela kamar ku, cahaya mentari masuk menusuk tulang dan seisi kamar ku. Ah mantap:v

Aku menarik nafas panjang, kulihat jam menunjukkan pukul 6:57.

"Heeeeeeeeh.!!"

Aku bergegas mengambil handuk dan langsung ke kamar mandi. Selesai mandi (*mandi bebek:') aku membuat sarapan.

Kayak ada yang aneh. Eh iya, "nenek!" biasanya nenek selalu membangunkan ku atau paling tidak mematikan alarm ku kalau sudah seringkali berbunyi.

Ketika ku menoleh ke kamarnya, nenek masih tertidur. Mungkin nenek kecapekan pikirku.

Nenek ku sering sakit-sakitan mengingat usianya yang sudah sangat lanjut.

Aku segera menghabiskan sarapan ku, setelah itu mengantarkan sarapan buat nenek ke kamarnya, barangkali pas bangun nanti nenek kelaparan dan tidak perlu keluar kamar untuk sarapan.

Setelah itu aku berangkat ke sekolah tanpa pamitan kepada nenek, untuk pertama kalinya.

Aku pun tiba di sekolah tepat waktu. Langsung ke kelas tentunya, di kelas sangat ramai kek pasar loak:'v

"Gak aku gak mau",,.

"Kamu aja"

"Lah kok aku?"

"Pokoknya aku gak mau"

"Yang penting bukan aku"

Bingung kan,? sama:v

Aku bertanya kepada Masaka yang terlihat sedang menikmati keramaian ini.

"Ini ada apa ya?" tanya ku.

"Mereka sedang mendebatkan siapa yang akan menjadi ketua kelas"

"oowh"

Tiba-tiba...tiada angin tiada hujan, seorang anak berdiri dengan agak kaku sambil membenarkan kacamata ala Boboho nya. Dengan lantang berteriak seperti sedang membaca teks Pancasila "Aku!!" .

Seisi kelas terdiam, jangkrik nya gak bunyi karena udah di DOUBLE KILL:v

"Aku apaan?" tanya seorang anak.

"AKU MAU MENJADI KETUA KELAS!!" teriaknya dengan lantang.

Semua anak menyoraki-nya

"Yeee wibu gak pantes jadi ketua kelas", "Lawak Lu.." , "Wibu diem!" , "Moonton becanda?" :v

Si anak aneh kena hujat habis-habisan. Aku agak kasihan tapi apa boleh buat.

Tak lama kemudian seorang guru memakai seragam olahraga sambil membawa penggaris sepanjang sekitar 1 meter, masuk ke kelas kami dengan langkah seperti orang yang mau menagih hutang.

Semua anak langsung diam, dan duduk rapi seperti tidak pernah terjadi apa-apa.

Penggarisan yang di pegang Pak guru tadi melayang wusshhh... ke arah jam 11, lebih tepatnya pojokan. Seekor cicak jatuh tak berdaya. *oke lanjut.

"Selamat pagi semuanya" kata pak guru.

"Pagi.." jawab kami serentak.

"Baik, perkenalkan saya wali kelas kalian. Maaf saya baru masuk karena sempat ada kendala beberapa hari yang lalu. Nama saya Syuqetyiopter alwryuonfijhayt fhjlusbvczxxx ,kalian bisa panggil saya Pak Asep.Ada yang mau ditanyakan?".

Semuanya terdiam, tapi dalam diam terdapat jiwa seorang anak yang bar-bar mengangkat tangan dan bertanya, "Bapak tamatan mana?,punya anak nggak pak?, istri bapak namanya siapa? ,nomor telfon pak?, 1+1 sama dengan? ,rumah bapak dekat mana, sebelah mana? nomor sepatu? ukuran baju? pak? pak? jawab pak!"

"Waah pertanyaan bagus, saya suka cara berpikir mu. Baik saya jawab. ehem tamatan sini, nggak, Juleha, 08123456789, 2 , dekat rumah tetangga saya, sebelah kiri, 40, XL, iya, iya. Ada yang mau di tanyakan lagi?"

Aku hanya diam.

Seorang anak mengangkat tangan ,

"Pak!! nama saya Bagus, saya mau bertanya"

"Iya Bagus mau nanya apa?"

"Ini masalah serius Pak. Diantara kami yang ber-34 ini siapa yang bapak ajukan atau pilih sebagai ketua kelas. Karena kami sudah kewalahan dalam menangani hal ini pak. Kami sudah mencoba berbagai cara, tapi kami tidak bisa mendapatkan hasil yang memuaskan". Logat si Bagus seperti dalam sidang Pilpres.

Si anak aneh mulutnya di lakban.

"Oke-oke saya jawab. Yang akan menjadi ketua kelas adalah Bagus".

Bagus terkejut "Lah kok saya pak, salah saya apa pak?"

"Yaah karena saya rasa yang paling cocok adalah kamu, dan karena saya baru masuk jadi saya tidak tau nama setiap dari kalian, kecuali Bagus yang tadi sudah memperkenalkan diri. Kalo ada yang keberatan bisa angkat tangan".

Bagus langsung mengangkat tangannya, tapi kalah cepat dengan si anak aneh.

"Sepertinya yang setuju lebih banyak dari pada yang keberatan" Kata Pak Asep. Terlihat dari jumlah anak yang mengangkat tangan dengan yang tidak, perbandingan nya sangat banyak. Dari ke 34 siswa di kelas ku, 3 orang di antaranya angkat tangan(keberatan kalau yang jadi ketua kelas adalah Bagus). Diantaranya Bagus,Si anak aneh, dan Masaka. Lah kok?

"Masaka kenapa angkat tangan? kamu emangnya keberatan kalau Bagus yang jadi ketua?" tanyaku yang duduk di sebelah nya.

"Nggak kok, iseng doang sih. Hehe"

Eh buset ni anak.

Karena lebih banyak yang setuju kalau Bagus yang menjadi ketua kelas, maka telah di putuskan dan dinobatkan lah si Bagus menjadi ketua kelas 1B.

Kelas pun di lanjutkan.....

To be continued--->

Jeny_Ucincreators' thoughts