Karena kebencian di hatinya tumbuh semakin kuat, Shen Jingcui kehilangan akal sesaat setelahnya. Dia mengambil bantal di sisinya dan mulai melemparkannya.
Setelah beberapa saat, pasien di sampingnya berlari mendekat, dan mereka berdua mulai saling berkelahi. Pada akhirnya, seorang penjaga memisahkan mereka dan memberikan obat penenang untuk mereka.
Ketika Shen Jingcui bangun di sore hari, seorang penjaga duduk di samping tempat tidurnya. Dia mengenakan topi putih dan masker dan hanya matanya yang bisa dilihat.
Sepasang mata itu sangat indah. Mereka tampak feminin dan menggoda. Wanita itu berkata kepada Shen Jingcui, "Kau sudah bangun. Apa pikiranmu sudah jernih sekarang?"
Shen Jingcui menjadi waspada dan bertanya, "Siapa kau?"
Wanita itu tersenyum. "Itu tidak penting. Yang penting aku bisa mengeluarkanmu dari sini. Apa kau tidak mau keluar?"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com